TOBA (Waspada): Berkat program ECO – Inovasi di kawasan PLTA Paritohan dengan kajian Life Cycle Assessment (LCA), operasional PLTA Inalum menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan.
Demikian disampaikan Corporate Secretary Inalum Mahyaruddin Ende, Kamis (21/3) menurutnya keberhasilan adaptasi ini merupakan hasil dari usaha seluruh komponen Insan Inalum di Paritohan, dalam menghadirkan teknologi ramah lingkungan dalam hal penyediaan energi terbarukan.
“Akhirnya usaha inovasi dari Inalum Unit Paritohan dalam menyinergikan Kajian LCA dan Eco-Inovasi bisa membuahkan hasil. Tentu ini merupakan pencapaian terbaik karena perusahaan memang berkomitmen dalam menciptakan industri aluminium yang ramah lingkungan. Tentu saja ini akan membuat operasional PLTA Paritohan menjadi lebih efisien tanpa mengurangi penyediaan listrik untuk kebutuhan peleburan,” ujar Mahyaruddin.
Kajian LCA berdasarkan SNI ISO 14040:2016 dan SNI ISO 14044:2017, merupakan pendekatan dari hulu ke hilir atau cradle to grave untuk menilai suatu sistem produk secara kuantitatif. Dengan melakukan penilaian daur hidup, pengambil keputusan dapat mempunyai dasar yang berbasis data dan fakta dalam mengambil keputusan.
LCA dapat digunakan mulai dari perancangan produk, pengembangan proses produksi yang lebih baik, inovasi produk dan proses, meningkatkan sistem manajemen lingkungan, pemilihan produk atau proses serta pemilihan pemasok, mengkomunikasikan informasi lingkungan untuk produk yang dihasilkan oleh perusahaan, penetapan strategi perusahaan, sampai pengambilan keputusan untuk kebijakan dalam pemerintahan. LCA merupakan suatu alat ukur kuantitatif untuk pembangunan berkelanjutan.
Perusahaan berharap agar inovasi-inovasi ini dapat terus hadir dan bisa mewujudkan Inalum sebagai perusahaan modern yang ramah lingkungan. Dari program ini menjadikan Inalum Unit Paritohan mendapatkan Proper Emas 2023 dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. (a17.b)