LABUHANBATU (Waspada): Sekitar 17 orang dari 24 Guru Tidak Tetap (GTT) SMAN 1 Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu yang terdaftar sebagai tenaga pengajar honorer Pemerintah Provinsi Sumatera Utara membuat pernyataan keberatan secara tertulis akan adanya pemotongan dan kutipan yang diduga di lakukan oleh Kepala Sekolah.
Surat pernyataan keberatan para GTT ini berisikan penjelasan atas tindakan yang dilakukan oleh Kepala SMAN 1 Bilah Barat, Leny Milyarni, S.Pd, M.pd yang diduga telah melakukan sejumlah kutipan untuk perpanjangan SK masa kerja serta pemotongan terhadap honor mereka.
Adapun keberatan mereka terkait pemotongan honor guru ditahun 2019/2020 di mana seharusnya honor guru dibayarkan senilai Rp90.000/jam akan tetapi dibayar hanya sebesar Rp82.000/jam dan pada tahun 2020 hingga 2022 senilai Rp78.000/jam.
Selain honor guru, keberatan para GTT ini juga berkaitan dengan adanya pembayaran yang mereka lakukan atas proses administrasi perpanjangan masa kerja.
Hal tersebut juga mereka tuliskan secara rinci, dimana pada tahun 2019 untuk perpanjangan SK masa kerja mereka membayar senilai Rp500.000, tahun 2020 sebesar Rp.350.000, tahun 2021 senilai Rp250.000 dan ditahun 2022 senilai Rp325.000.
Tidak sampai di situ, turut pula dituliskan keberatan mereka atas adanya kutipan senilai Rp500.000 untuk biaya pembayaran pemberkasan pemetaan guru non ASN untuk kepentingan dalam proses pendaftaran Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Salah seorang guru honorer yang menjadi korban mengatakan jika permasalahan tersebut telah sampai ke Dinas Pendidikan Sumut dan mereka juga telah dimintai keterangan secara langsung oleh Kabid SMA Dinas Pendidikan Sumut.
” Semua yang kami sampaikan dalam surat pernyataan itu benar dan bisa dipertanggung jawabkan, bahkan beberapa hari lalu pihak Dinas Pendidikan Sumut telah datang ke sekolah untuk mengambil keterangan para GTT dan telah kami serahkan bukti-buktinya termasuk bukti transfer pengiriman uang ke rekening Kepsek, ” ucapnya yang berharap keluhan mereka mendapat respon cepat dari Dinas Pendidikan Sumut, Rabu (1/2).
Dalam pembicaraan via selular ini, guru honorer tersebut juga menerangkan selain yang tercantum pada surat keberatan masih ada kutipan lain bagi para guru-guru yang telah sertifikasi.
” Untuk guru sertifikasi juga ada lagi, dimana dalam setiap pembayaran honor sertifikasi tiap triwulannya kita dimintai membayar Rp300.000 dan untuk pemberkasan awal biasanya diminta Rp500.000, ” terangnya.
Terkait adanya keberatan para guru honorer ini, Kepala SMAN 1 Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu, Leny Milyarni, S.Pd, M.Pd saat dikonfirmasi, Selasa (31/1) berupaya membantah tudingan tersebut.
Dirinya beralasan, jika sejumlah uang yang dipungut untuk perpanjangan masa kerja dari GTT tersebut hanyalah sebagai pengganti biaya untuk kelengkapan dokumen berkas yang disiapkan oleh operator sekolah yang tidak lain adalah suaminya sendiri.
” Itu tidak benar semuanya, seluruh biaya itu semua sudah disepakati dalam rapat bersama dan uang tersebut bukan untuk saya tapi sebagai biaya pengganti dalam menyiapkan dokumen mereka sendiri, ” ucap Milyarni yang telah menjabat kepala sekolah sejak 2019 di SMAN 1 Bilah Barat.
Diterangkannya pula, jika adanya bukti-bukti transfer uang ke rekeningnya juga berkaitan dengan uang pengganti miliknya untuk keperluan para GTT. Dimana uang tersebut untuk biaya pengganti biaya penyiapan seluruh kelengkapan dokumen yang diperlukan untuk perpanjangan masa kerja yang terlebih dahulu di selesaikan oleh operator sekolah.
” Dana yang dikirim ke rekening saya itu sebenarnya hutang mereka pada saya, sebab saya mendahulukan biayanya kepada operator, itu pun mereka bayar setelah memiliki duit untuk mengganti biaya yang telah saya keluarkan terlebih dahulu, ” ucapnya.
Ditambahkannya pula, jika seluruh masalah terkait pengutipan tersebut telah dilakukan klarifikasi dengan Cabang Dinas Pendidikan Labuhanbatu dan Disdik Sumut.
” Sebenarnya masalah ini telah selesai, saya heran kenapa diungkap lagi, karena masalah ini sudah diperiksa oleh pihak Dinas Pendidikan Sumut, ” ujarnya. (Cim)
Foto: SMA Negeri 1 Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu. (Waspada/Ist)