SIBUHUAN (Waspada): Kamampuan dan kompetensi peserta didik akan jauh lebih baik melalui Implementasi Kurikulum merdeka (IKM). Bahkan lebih memudahkan guru dan pelajar dalam proses belajar.
Demikian Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Padanglawas, Hj. Rosidawati, S.Pd melalui Kabid Dikdas, Damhuri Hasibuan kepada waspada.id, Selasa (20/6), bahwa IKM lebih menguatkan kemampuan guru dan peserta didik.
Sistem pendidikan itu harus terus melakukan perubahan sesuai perkembangan zaman, mulai kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) berubah menjadi kurikulum 2013 dan sekarang implementasi kurikulum merdeka.
Implementasi kurikulum merdeka telah dimulai sejak tahun 2022 terutama dari Kelas 1 sampai kelas 4 untuk SD, Kelas VII untuk tingkat SMP dan Kelas X untuk tingkat SMA/SMK.
Dan Karakteristik kurikulum merdeka, lebih pada pengembangan soft skill dan karakter (akhlak mulia, gotong royong, kebhinekaan, kemandirian, nalar kritis, kreativitas) mendapat porsi khusus melalui pembelajaran berbasis projek.
Selain fokus pada materi esensial, sehingga ada waktu untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar peserta didik seperti literasi numerasi.
Serta memperbaiki fleksibilitas para guru dan tenaga kependidikan. serta untuk melakukan pembelajaran sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level).
Padanglawas sudah mengimplementasikan kurikulum merdeka sejak tahun 2022 di 41 sekolah, termasuk sekolah PAUD, SD, SMP, SMA, dan SMK.
Adapun jumlah sekolah di Palas mencapai 504 sekolah, termasuk 241 sekolah PAUD, 194 SD, 41 SMP, 10 SMA, dan SMK 12 sekolah.
Kata Damhuri, Tahun Ajaran 2023/2024 ditargetkan 60 persen satuan pendidikan sudah mengimplementasikan kurikulum merdeka.
Sedang yang sudah mulai menerapkan kurikulum merdeka baru 41 sekolah, termasuk 4 sekolah PAUD, 22 SD, 3 SMA dan 4 SMK. Dan implementasi kurikulum merdeka mulai dari Kelas 1 sampai kelas 4 untuk tingkat SD, Kelas VII untuk tingkat SMP dan Kelas X untuk tingkat SMA/SMK.
Kurikulum Merdeka menggunakan paduan pembelajaran intrakurikuler dan kokurikuler melalui proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila. Sementara Pembelajaran Kurikulum 2013 umumnya hanya fokus pada intrakurikuler atau tatap muka, katanya. (a30/C)