P.SIDEMPUAN (Waspada) : Ketua DP Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padangsidempuan Ustadz Drs. H. Zulpan Efendi Hasibuan MA mengatakan banyak orang yang melakukan ibadah salat dan puasa, tapi tak ada nilainya karena cenderung menggugurkan kewajiban saja.
“Berapa banyak orang yang puasa itu tidak bernilai, padahal puasa itu esensinya mengendalikan diri. Begitu juga banyak yang salat rutinitas saja,” kata Ketua MUI Padangsidempuan Ustadz Drs. H. Zulpan Efendi Hasibuan MA pada acara Penyambutan Bulan Suci Ramadan 1444 H di aula Kantor MUI Jl. HT Rizal Nurdin, Palampat Pijorkoling, Padangsidempuan, Selasa (21/3).
Penyambutan bulan suci Ramadan 1444 H/2023 M tersebut dibuka Ketua Dewan Pertimbangan MUI Padang Sidempuan, Drs. Agus Salim Daulay MAg, dihadiri Wali Kota Padangsidempuan diwakili Staf Ahli Wali Kota Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Gempar Nauli Hamonangan Nasution bersama Staf Ahli Wali Kota Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Rahmad Marzuki Nasution serta H. Nauli Sihotang mewakili Kakan Kemenag Padangsidempuan.
Ketua MUI menggambarkan bahwa banyak banyak ditemukan orang yang melaksanakan puasa, tapi tidak mampu mengendalikan diri dari hal-hal yamg dapat mengurangi nilai puasa itu sendiri. Termasuk juga banyak orang salat yang terkesan mengugurkan kewajiban saja. “Makanya perlu penghayatan ibadah yang kita lakukan,” tuturnya.
Ustadz Zulpan menjelaskan bahwa puasa pada bulan suci Ramadan merupakan salah satu ruang bagi umat Islam memperbaiki diri karena dengan mengendalikan diri maka terbentuklah karakter umat sebagaimana diajarkan dalam Agama Islam.
Ramadan merupakan bulan istimewa yang penuh keutamaan dan berkah. Itulah sebabnya dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW mengatakan yang artinya ‘Seandainya umatku mengetahui keutamaan bulan Ramadan, maka umatku akan berharap satu tahun Ramadan’,” jelas Ketua MUI.
Dalam menyambut Ramdan, ujar ustadz Zulpan, harus kita cintai dulu Ramadan itu agar penyambutannya benar-benar bermakna dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, sehingga pelaksanaan berbagai ibadah menjadi bernilai.

Dia mengajak umat Islam khususnya yang ada di Kota Padangsidempuan untuk menjadikan Ramadan sebagai momentum memperbaiki diri sehingga diharapkan lahir manusia berkarakter sesuai ajaran agama Islam.
Untuk mewujudkan hal tersebut, ungkapnya, pertama berdoa. Kemudian menyiapkan fisik agar mampu menjalankan ibadah puasa dan berbagai ibadah lainnya selama bulan suci Ramadan yang sudah di ambang pintu.
Selanjutnya perbanyak amal sunnah menjelang Ramadan dan persiapkan ilmu. Tarawih itu, paparnya merupakan ibadah dengan tenang dan santai. Begitu juga dengan tadarus untuk meluruskan bacaan bukan target khatam Alquran sehingga dibutuhkan persiapkan ilmu yang benar.
Mengingat Ramadan merupakan bulan yang istimewa maka perlu dilakukan evaluasi diri. “Buatlah program, agar kita bisa mengevaluasi amal ibadah yang kita lakukan selama Ramadan,” harapnya.
Terkait dengan ziarah kubur, Ketua MUI Padangsidempuan ini menyebutkan, tidak ada kaitan ziarah kubur dengan Ramadan. “Itu tradisi, tapi kalau dikaitkan dengan mengingatkan kita dengan kematian, sangat baik. Ironisnya, ramainya orang ziarah kubur tak seramai orang ke masjid,”
Dalam melakukan ziarah kubur, ungkapnya, yang ada nasnya meletakkan daun-daunan di atas makam. “Jangan beramal seperti biasa, tapi beramal yang benar,” ajaknya.
Menurut Ustadz Zulpan, Islam tanda tangan penguasa lebah kuat dari pada seribu fatwa ulama. “Kalau aturan ditanda tangani, maka tutup tempat maksiat itu,” tegas Ketua MUI.
Ketua Panitia Drs. Samsuddin Pulungan MAg mengatakan peserta kegiatan penyambutan bulan suci Ramadan yang sudah menjadi agenda rutin DP MUI Padangsidempuan terdiri dari utusan NU, Muhammadiyah, BKMT, DMI, Pengajian Akbar, Muslumat NU, Aisyiyah, Al Jamiyatul Wasliyah, Persatuan Tarbiyah Islamiyah serta MUI Kecamatan dan KUA se-Kota Padangsidempuan.(a39).