PEMATANGSIANTAR (Waspada): Pematangsiantar meraih prestasi membanggakan, karena di tahun 2024 sebagai kota toleran di Indonesia naik peringkat dari 11 menjadi lima dengan skor 6,115.
Wali Kota Wesly Silalahi langsung menghadiri dan menerima penghargaan dari Setara Institute saat peluncuran Indeks Kota Toleran (IKT) 2024 di Hotel Bidakara, Jl. Gatot Subroto, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (27/5) siang.
Usai menerima penghargaan, Wali Kota mengucapkan terimakasih kepada Setara Institute yang telah memberikan penilaian baik kepada Pematangsiantar sebagai kota toleran.
Menurut Wali Kota, penghargaan itu merupakan kehormatan besar bagi Pematangsiantar dan menjadi bukti telah mengakui usaha serta kerja keras dan komitmen dalam membangun toleransi serta kerukunan di Pematangsiantar
“Penghargaan ini bukan hanya milik pemerintah, tapi milik seluruh masyarakat Pematangsiantar,” tegas Wali Kota.
Wali Kota juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh jajaran Pemko dan masyarakat Pematangsiantar yang selama ini telah turut menjaga dan merawat toleransi, apalagi Pematangsiantar termasuk kota majemuk, baik agama, suku dan adat istiadat.
“Naik peringkat dari 11 ke peringkat lima ini sudah sangat bagus, apalagi Pematangsiantar pernah berada di peringkat 51 dan 31, hingga kemudian naik ke peringkat 11 dan kini di peringkat lima,” nilai Wali Kota.
Namun, menurut Wali Kota, dengan raihan peringkat lima juta menjadi tantangan tersendiri bagi Pematangsiantar agar peringkatnya jangan sampai turun.
“Ingat, ini tanggung jawab kita semua agar peringkat toleransinya jangan sampai turun lagi. Kita harus terus bersama-sama menjaga dan merawat toleransi di Pematangsiantar menuju kota yang cerdas, sehat, kreatif dan selaras,” ingat Wali Kota.
Sementara, Ketua Badan Pengurus Setara Institute Ismail Hasani menyatakan IKT mendapatkan sambutan luar biasa dari wali kota di Indonesia.
“Karena kemampuannya menggerakkan elemen-elemen masyarakat, birokrasi, termasuk juga memprovokasi para wali kota, hingga mereka kemudian bergerak, berbenah dan terus menerus kami mencatat beberapa kota yang tidak pernah menyerah,” jelas
Menurut Ismail, IKT dampaknya membuat Pemko berbenah dan kota yang mendapatkan skor rendah akhirnya mulai memperbaikinya.
“Dari yang awalnya mendapat caci maki kota intoleran, kemudian bergerak mulai keluar dari zona merah dan seterusnya,” ungkap Ismail.
Ismail menyatakan komitmen menggelar akan terus melakukannya, sebab kebutuhan itu telah mencakup seluruh Indonesia.
“Saya kira komitmen kami apapun yang terjadi, indeks kota toleran akan terus kita susun, kita kerjakan, karena dia bukan lagi kebutuhan Setara, tapi kebutuhan republik. Saya membayangkan bila kinerja bapak dan ibu tidak ada yang mengapresiasinya, tidak ada yang mengingatkan, tentu ini merupakan persoalan serius bagi tata kelola pemerintahan,” tegas Ismail.
Ismail menjelaskan Setara Institute dalam studi itu menurunkan konsep toleransi ke dalam beberapa sistemik kota yang dapat memengaruhi perilaku sosial antar identitas dan entitas warga. “Variabel itu yakni kebijakan-kebijakan Pemko, tindakan-tindakan aparatur Pemko, perilaku antar entitas di kota, termasuk warga dengan warga, pemerintah dengan warga serta relasi-relasi sosial dalam heterogenitas demografis warga kota.”
Secara khusus, Ismail menyebutkan dinamika terlihat di Pematangsiantar yang naik dari peringkat 11 pada IKT 2023 menjadi peringkat lima pada IKT 2024 dengan skor 6,116. “Kenaikan peringkat ini penopangnya kepemimpinan politik (political leadership) yang sangat promotif terhadap pembentukan ekosistem toleransi di Pematangsiantar. Kepemimpinan politik itu menggerakkan kepemimpinan birokrasi dan kepemimpinan kemasyarakatan di Pematangsiantar untuk menggelorakan serta memastikan agenda pemajuan toleransi terus berkembang.”
Piagam penghargaan bagi Pematangsiantar yang menyerahkan Wakil Dewan Pembina Setara Institute dan Wali Kota langsung menerimanya.
Adapun 10 peringkat terbaik kota toleran berdasarkan IKT Setara Institute terdiri Salatiga (skor 6,544), Singkawang (6,420), Semarang (6,356), Magelang (6,248), Pematangsiantar (6,115), Sukabumi (5,968), Bekasi (5,939), Kediri (5,925), Manado (5,912) dan Kupang (5,853).
Turut mendampingi saat menerima penghargaan yakni perwakilan FKUB Ardenias Tarigan, Kepala Kesbangpol Ali Akbar, Sekretaris Kesbangpol Ari Kalpika dan Kabag Umum Setdako Lahiri Amri Ghoniyu Hasibuan.(a28)