Inflasi P. Siantar Lebih Rendah Dari Provsu Dan Nasional

  • Bagikan
Inflasi P. Siantar Lebih Rendah Dari Provsu Dan Nasional
Kenaikan harga komoditas seperti beras, ikan asin teri, ikan tongkol dan tomat membuat Kota Pematangsiantar pada September 2023 mengalami inflasi mencapai 0,16 persen (mtm) dan TPID berupaya mengendalikan inflasi melalui berbagai upaya sesuai informasi KPw BI, Senin (2/10) sore.(Waspada/Ist)

PEMATANGSIANTAR (Waspada): Berdasarkan perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) umum, inflasi Kota Pematangsiantar periode September 2023 lebih rendah berbanding Provsu dan nasional.

Pematangsiantar mengalami inflasi 0,16 persen (mtm) dan realisasi itu lebih rendah dari realisasi Provsu yang mengalami inflasi 0,37 persen (mtm) dan nasional 0,19 persen. Secara tahunan, Pematangsiantar mengalami inflasi 2,50 persen (yoy), sedang secara tahunan kalender (ytd) mengalami inflasi 1,50 persen (ytd).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Muqorobin melalui Unit Data Statistik dan Kehumasan (UDSK) secara tertulis, Senin (2/10) sore menyebutkan realiasi itu membuat Pematangsiantar menjadi kota IHK dengan realisasi inflasi bulanan terendah di Provsu, menyusul Medan, Gunung Sitoli dan Sibolga yang masing-masing mengalami inflasi 0,38 persen (mtm), 0,38 persen (mtm) dan 0,44 persen (mtm).

Sementara, Padang Sidempuan tercatat memiliki realisasi inflasi bulanan tertinggi di Sumut dengan realisasi inflasi 0,49 persen. Dengan perkembangan itu, secara gabungan Provsu tercatat mengalami inflasi 0,37 persen (mtm) atau secara tahunan mengalami inflasi 2,15 persen (yoy).

Inflasi periode itu utamanya yang mendorong yakni kenaikan harga komoditas pangan seperti beras, ikan asin teri, ikan tongkol dan tomat. Beras mengalami inflasi tertinggi 2,02 persen (mtm) dengan andil inflasi 0,10 persen dan mengikuti ikan asin teri, ikan tongkol dan tomat masing-masing mengalami inflasi 7,87 persen (mtm), 16,38 persen (mtm) dan 13,81 persen (mtm) dengan andil inflasi 0,07 persen (mtm), 0,60 persen (mtm) dan 0,05 persen.

Komoditas beras mulai mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan sejak minggu kedua September 2023 dan berdasarkan pantauan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), rata-rata harga beras menglami kenaikan dari Rp 12.850,- per kg di Agustus 2023 menjadi Rp 13.100,- per kg di September 2023.

Kenaikan harga beras prakiraannya terjadi akibat adanya sentimen kenaikan harga dari pedagang di tengah isu penurunan produktifitas beras akibat el nino, peningkatan harga gabah seiring dengan meningkatnya biaya produksi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan kelangkaan pupuk bersubsidi.

Berdasarkan informasi responden Survei Pemantauan Harga (SPH), kenaikan harga ikan tongkol dan ikan teri asin, penyebabnya kenaikan harga dari distributor seiring dengan hasil tangkapan nelayan yang berkurang.

Tekanan inflasi lebih lanjut tertahan deflasi beberapa komoditas seperti bawang merah, telur ayam ras dan pir dan ikan lele. Bawang merah mengalami deflasi -22,55 persen (mtm) dengan andil deflasi -0,13 persen (mtm), mengikuti telur ayam ras, pir dan ikan lele yang masing-masing mengalami deflasi -8,93 persen (mtm), -19,13 persen (mtm) dan -6,97 persen (mtm) dengan andil inflasi masing-masing -0,08 persen (mtm), -0,04 persen (mtm) dan -0,04 persen (mtm).

Komoditas bawang merah melanjutkan trend inflasi dari bulan sebelumnya dan deflasi bawang merah utamanya yang mendorong pasokan bawang merah yang terjaga seiring dengan berlangsungnya periode panen di beberapa sentra produksi Kab. Simalungun.

Berdasarkan hasil survei PIHPS pasokan, pasokan bawang merah mengalami kenaikan 17,5 persen (mtm) dari rata-rata 80 kwintal di Agustus 2023 menjadi 94 kwintal di September 2023.           

Sesuai kelompok pengeluaran, inflasi periode itu yang mendorong kelompok makanan, minuman, tembakau dan kelompok transportasi yang masing-masing mengalami inflasi 0,27 persen (mtm) dan 0,40 persen (mtm) dengan andil inflasi masing-masing 0,10 persen (mtm) dan 0,05 persen (mtm).

Dalam upaya mengendalikan inflasi di September 2023, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)  kabupaten/kota di wilayah kerja KPw BI Pematangsiantar telah melaksanakan beberapa program yakni monitoring harga komoditas secara harian melalui PIHPS maupun harga Diskoprindag.

Kemudian, penyelenggaraan High Level Meeting (HLM) TPID Pematangsiantar pada 26 September 2023 dengan pembahasan utama yakni perumusan strategi menghadapi kenaikan harga beras melalui penguatan cadangan beras Bulog, inspeksi mendadak pasar dan pasar murah serta penjajakan kerjasama antar daerah.

Selain itu, pelaksanaan pasar murah selama tiga hari di empat titik pada 28-30 September 2023 dan total komoditas terjual seperti beras 8 ton, minyak goreng 450 liter, gula pasir 52 kg dan telur ayam ras 340 kg.

Sedang pelaksanaan pasar murah komoditas beras di Kota Tanjung Balai selama empat hari di Kec. Tanjung Balai Selatan, Kec. Tanjung Balai Utara, Kec. Datuk Bandar dan Kec. Datuk Bandar Timur (empat titik).(a28)

  • Bagikan