Sumut Inflasi 2,16 Persen Di Januari 2024

  • Bagikan
Sumut Inflasi 2,16 Persen Di Januari 2024

MEDAN (Waspada): Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mengalami inflasi sebesar 2,16% secara year on year (yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,44 pada Januari 2024. Beras merupakan penyumbang inflasi yoy terbesar dengan andil sebesar 0,73 persen.

Inflasi Sumut sebesar 2,16% tersebut merupakan gabungan dari seluruh kota IHK di Provinsi Sumatera Utara berjumlah 8 kabupaten/kota yang mengalami inflasi yoy. Inflasi yoy tertinggi terjadi di Kab. Karo sebesar 4,15 persen dengan IHK sebesar 106,51 dan terendah terjadi di Kota Gunungsitoli sebesar 1,10 persen dengan IHK sebesar 105,14.

Laju inflasi pada Januari 2024 di 8 kota IHK tersebut yakni, Labuhanbatu inflasi 2,97% (yoy) dan 0,39 (mtm); Karo inflasi 4,15% (yoy) dan 0,11% (mtm); Kab. Deli Serdang inflasi 2,20% (yoy) dan 0,11% (mtm); Sibolga inflasi 2,43% (yoy) dan 0,89% (mtm); Pematang Siantar inflasi 2,54% (yoy) dan 0,88% (mtm); Medan inflasi 1,79% (yoy) dan 0,52% (mtm); Padang Sidempuan inflasi 2,59% (yoy) dan 0,47% (mtm); Gunungsitoli inflasi 1,10% (yoy) dan 0,76% (mtm).

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Nurul Hasanudin menyebutkan, perkembangan harga berbagai komoditas pada Januari 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Sumatera Utara di 8 kabupaten/kota, pada Januari 2024 terjadi inflasi yoy sebesar 2,16 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,21 pada Januari 2023 menjadi 105,44 pada Januari 2024.

“Pada Januari 2024 terjadi inflasi year on year (yoy) Provinsi Sumatera Utara sebesar 2,16%. Sedangkan tingkat inflasi month to month (mtm) dan tingkat inflasi year to date (ytd) Provinsi Sumatera Utara Januari 2024 masing-masing sebesar 0,40 persen,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Nurul Hasanudin, Kamis (1/2/2024).

Dia menyebutkan, inflasi yoy terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks seluruh kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,60 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,26 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,96 persen.

Kemudian kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,63 persen; kelompok kesehatan sebesar 1,37 persen; kelompok transportasi sebesar 0,69 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,08 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,14 persen; kelompok pendidikan sebesar 1,54 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,27 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,38 persen.

“Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi yoy pada Januari 2024, antara lain beras, Sigaret Kretek Mesin (SKM), tomat, bawang putih, gula pasir, emas perhiasan, Sigaret Kretek Tangan (SKT), sewa rumah, bawang merah, telur ayam ras, kangkung, uang kuliah akademi/PT, bahan bakar rumah tangga, jengkol, sawi putih, Sigaret Putih Mesin (SPM), angkutan udara, mie, kol putih/kubis, daun singkong, dan tembakau,” ungkap Nurul Hasanudin.

Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi yoy, lanjutnya, antara lain daging ayam ras, ikan kembung/gembung, ikan dencis, cabai rawit, minyak goreng, ikan tongkol/ambu-ambu, udang basah, ikan asin teri, kacang panjang, daging babi, pir, sabun cair/cuci piring, pepaya, daging sapi, ikan gabus, shampo, cumi-cumi, masker, kentang, dan bayam.

“Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi mtm pada Januari 2024, antara lain tomat, bawang merah, daging ayam ras, ikan dencis, beras, ikan nila, Sigaret Kretek Mesin (SKM), bawang putih, tembakau, sewa rumah, ikan lele, dan bayam. Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi mtm, antara lain cabai merah, cabai rawit, bensin, kelapa, udang basah, sawi putih, ikan tongkol/ambu-ambu, pengharum cucian/pelembut, pir, cabai hijau, dan daging sapi,” jelasnya.

Nurul Hasanudin juga menyebutkan, pada Januari 2024, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi yoy, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,26 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,11 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,15 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,04 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen; kelompok transportasi sebesar 0,07 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,04 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,08 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,19 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,19 persen. (m31)

  • Bagikan