Aceh Singkil Kembali Bangun Pelabuhan Jalur Ekspor CPO Dunia

  • Bagikan
Aceh Singkil Kembali Bangun Pelabuhan Jalur Ekspor CPO Dunia
Pj Bupati Azmi didampingi Pimpinan DPRK H Amaliun, Kajari Singkil Munandar SH MH mewakili Kodim 0109 saat menggelar Rakor membahas rencana pembangunan Pelabuhan untuk ekspor CPO Aceh, Rabu (24/4/2024). Waspada/Ariefh

SINGKIL (Waspada): Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Singkil optimis untuk mengembalikan kejayaan Bumi Syekh Abdurrauf As Singkili, yang sebelumnya sebagai jalur perdagangan Internasional, terbesar yang berada di wilayah Pantai Barat Selatan Provinsi Aceh.

Sehingga Pemkab Aceh Singkil berkeinginan kuat untuk memanfaatkan kembali Pelabuhan Singkil, menjadi pelabuhan utama di Aceh, sebagai pintu masuk ekspor minyak mentah atau Crude Palm Oil (CPO) dalam negeri, maupun ekspor ke berbagai belahan negara di bagian Asia Selatan.

“Kita telah melakukan koordinasi bersama, untuk membahas rencana pemanfaatan Pelabuhan di Pulo Sarok sebagai jalur ekspor minyak mentah (CPO) baik ke dalam maupun luar negeri,” kata Pj Bupati Aceh Singkil Drs Azmi MAP, saat menggelar rapat koordinasi (Rakor) bersama para unsur Forkopimda, Pimpinan DPRK, serta sejumlah Perusahaan HGU di Aula Pertemuan Kantor Bupati Desa Pulo Sarok, Rabu (24/4/2024).

Rakor yang mengundang sejumlah unsur stake holder terkait, termasuk Perusahaan HGU kelapa sawit PT Nafasindo, PT Delima Makmur, PT Rundeng Putra Persada (RPP), PT Perkebunan Lembah Bhakti (PLB), agar dapat mendukung percepatan rencana pemanfaatan Pelabuhan CPO tersebut.

Dalam pertemuan tersebut Perusahaan HGU juga diberikan kesempatan agar bisa memanfaatkan lokasi Pembangunan Pelabuhan di kawasan Pantai Kecamatan Singkil Utara yang sebelumnya telah disiapkan blue print (kerangka kerja terperinci). Namun dengan catatan harus memenuhi syarat berdasarkan kajian teknis maupun administrasi yang mendukung, dan selanjutnya Pemerintah akan melakukan pembangunan melalui sumber dana APBN.

Dalam pertemuan tersebut, Azmi juga menyampaikan dua opsi agar rencana pelabuhan bisa cepat terealisasi.

Opsi pertama, yakni HGU PT PLB dan PT Delima Makmur bisa membangun fasilitasnya sendiri dan bisa melakukan bongkar muat di wilayah Pantai Singkil Utara, rencana dibangunnya Dermaga CPO tersebut.

Dan untuk opsi kedua, Pemerintah akan menyediakan fasilitas untuk pembangunan Dermaga CPO di Singkil Utara. Artinya statusnya, HGU menyewa fasilitas yang telah disiapkan Pemerintah tersebut.

Dari 2 opsi yang diberikan tersebut Perusahaan telah sepakat akan mempersiapkan rencana pembangunan Pelabuhan untuk pengiriman CPO keluar daerah, namun akan berkoordinasi terlebih dahulu di internal perusahaan masing-masing untuk membahas opsi yang akan diambil mereka, Kata Kabag Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setdakab Aceh Singkil Rully Suhaidi SKM saat dikonfirmasi Waspada.id usai berlangsungnya Rakor.

Lebih lanjut kata Rully, untuk tindak lanjut pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan kembali pada minggu pertama Mei mendatang. Dalam rapat selanjutnya akan mengundang kembali pihak Perusahaan HGU. Kemudian Syahbandar, Bea Cukai Meulaboh, dan pihak yang bersedia menampung CPO.

Dengan demikian Dermaga CPO Pulo Sarok Singkil akan kembali dibangun dan diaktifkan, plus pembangunan Dermaga di kawasan Pantai Kecamatan Singkil Utara, yang sebelumnya telah disiapkan blue print oleh perusahaan HGU yang berada di wilayah Singkil Utara.

Lebih lanjut Rully mengatakan, Dinas Perhubungan akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan di Jakarta untuk membahas rencana kerja pembangunan dermaga tersebut.

Sebab Aceh Singkil mendapat penambahan jatah pembangunan dermaga sepanjang 300 meter lagi.
Sementara untuk proses penanganan pendangkalan kawasan dermaga katanya, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Syahbandar, dan selanjutnya harus melalui pengusulan Syahbandar ke Pemerintah Pusat untuk penanganannya.

Azmi berharap agar Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat dapat memberikan dukungan penuh terhadap rencana pengembangan ekspor CPO dari Aceh, agar dapat segera terealisasi.

Diketahui, sebelumnya PT PLB dan PT Socfindo, memiliki tangki raksasa CPO di kawasan Pelabuhan Pantai Pulo Sarok Singkil. Namun pasca diguncang gempa bumi dan gelombang tsunami 24 Desember 2004 silam, fasilitas pelabuhan dan tangki CPO dua perusahaan besar itu rusak, sehingga tidak lagi beroperasi pengiriman CPO ke berbagai negara, diantaranya India dan Malaysia, sejak 20 tahun silam. (b25)

  • Bagikan