Sumut

Pasca Banjir, Ekonomi Warga Sergai Terdampak Berangsur Pulih

Pasca Banjir, Ekonomi Warga Sergai Terdampak Berangsur Pulih
Pedagang sarapan di Desa Pematang Ganjang kembali membuka lapak usai banjir surut di Serdang Bedagai. Rabu (10/12/2025). Waspada.id/Bambang
Kecil Besar
14px

SERGAI (Waspada.id): Aktivitas ekonomi masyarakat di wilayah terdampak banjir Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) mulai berangsur pulih.

Setelah banjir merendam sejumlah kecamatan dan desa, warga perlahan kembali menjalankan pekerjaan sehari-hari, termasuk para pelaku usaha kecil yang sebelumnya berhenti total akibat tingginya genangan air yang merendam tempat tinggal mereka.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Salah satu warga yang kembali bangkit adalah Hasni Marwati, 57, ibu rumah tangga sekaligus pedagang sarapan pagi di Dusun V Desa Pematang Ganjang. Ia mengaku baru bisa kembali membuka dagangannya sekitar beberapa hari terakhir setelah hampir seminggu tidak berjualan karena rumahnya terendam banjir.

“Baru hampir beberapa hari ini saya bisa kembali jualan sarapan pagi, lontong, nasi gurih, dan kue di halaman teras rumah. Karena sebelumnya rumah saya terdampak banjir. Alhamdulillah sekarang sudah surut dan saya bisa mencari nafkah kembali,” ujarnya kepada Waspada.id, Rabu (10/12/2025).

Hasni menceritakan bahwa banjir tahun ini termasuk yang terdalam dibanding tahun sebelumnya. “Di dalam rumah itu selutut, di dapur sampai sepaha. Karena rumah kami rendah, jadi memang rentan banjir. Tahun ini banjirnya paling parah dibanding 2020-an,” ungkapnya.

Hasni mengaku akibat banjir tersebut, seluruh aktivitas ekonominya terhenti. “Mati total ya, Pak. Seminggu saya gak jualan karena rumah penuh lumpur. Bersihinnya gak cukup sekali, banyak lumpur putih yang terbawa air,” katanya.

Selama masa banjir, ia dan keluarga juga sempat mendapatkan bantuan dari warga dan relawan. “Ada juga yang mengasih bantuan. Kami minta juga dari Kemensos karena ada keluarga yang di pengungsian,” tuturnya.

Ia mengungkapkan, setelah air surut, Hasni mulai kembali berjualan pada hari Kamis pekan lalu. Meski usahanya sederhana, ia berharap aktivitas normal dapat terus berjalan. “Beberapa hari setelah banjir surut baru bisa jualan lagi. Tanah di rumah becek semua, banyak gulma genepo dari sawah masuk ke dalam rumah,” jelasnya.

Hasni yang sudah tiga tahun berjualan sarapan ini kini kembali mengandalkan dagangannya sebagai sumber nafkah. “Saya sudah gak kuat kerja lain. Dulu titip-titip kue juga, tapi sudah tak sanggup lagi ngantar-ngantarnya,” katanya.

Ia berharap banjir serupa tidak kembali terjadi mengingat tempat tinggal nya merupakan daerah langganan banjir. “Memang daerah sini rentan banjir. Tahun 2022 juga kena, apalagi kemarin hujan satu minggu terus. Alhamdulillah sekarang sudah surut,” pungkasnya.

Sementara, lahan pertanian di desa Sei Rampah dan Pematang Ganjang tampak sudah surut, para petani pun mulai beraktivitas memperbaiki beteng sawah yang sempat runtuh di hempas air.

Salah satu petani yang mengaku bernama Rusli, 40, warga Pematang ganjang mengatakan, sebelumnya sawah yang dikelola nya terendam banjir.

“Ada hampir satu hektare yang saya kelola, baru hari ini surut airnya. Rencana saya mau semai bibit dan semprot racun keong,” cetusnya.(id31/bs)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE