KISARAN (Waspada): Penganiaya ibu kandung hingga tewas yang merupakan pasien rehab jalan Narkoba akan menjalani pemeriksaan mental oleh dokter jiwa, sehingga bisa diketahui dengan jelas kondisi kejiwaan pelaku.
Hal itu diungkap Kasat Reskrim Polres Asahan AKP Rianto, saat dikonfirmasi Waspada, Selasa (12/12), menuturkan akan memeriksakan kondisi kesehatan mental AP yang merupakan pelaku penganiayaan ibu kandungnya hingga tewas kepada ahlinya.
“Kita akan pemeriksaan kondisi mental pelaku kepada ahlinya yaitu dokter jiwa,” jelas Rianto.
Disinggung dengan hasil otopsi jenazah korban apakah sudah keluar, Rianto mengatakan bahwa masih dalam proses, sehingga dirinya belum bisa menjelaskan ke ranah tersebut.
“Hasil otopsi belum keluar,” katanya.
Rianto juga mengatakan bahwa saat ini pelaku AP,31, warga Desa Sei Kamah, Kec Seidadap, Kab Asahan sudah diamankan, dan kasus ini masih dalam tahapan penyelidikan.
“Kasus ini masih dalam tahapan penyelidikan,” jelas Rianto.
Sedangkan salah satu kerabat korban, Ponidi saat ditemui Waspada, menuturkan bahwa jenazah Ngatmini, tiba dari rumah sakit yang ada di Medan, Senin (11/12) sekitar pukul 23.00 WIB, dan langsung malam itu juga dikebumikan di pemakaman umum Seikamah.
“Saat jenazah tiba di rumah dari rumah sakit, setelah dilakukan fardhu kifayah, jenazah langsung dikebumikan,” jelas Ponidi.
Sebelumnya, Kepala Desa Sei Kamah, Kec Seidadap, Kab Asahan, Syamsul Bahri, saat ditemui di rumah duka, Sei Kamah I, Desa Sei Kamah, Senin (11/12), menerangkan bahwa berdasarkan informasi dari masyarakat dan pihak keluarga, kejadian subuh sekitar pukul 04.30 WIB. bahwa korban Ngatmini,55, ditemukan tergeletak di lantai tidak berdaya dalam rumah dengan kondisi memprihatinkan, wajah yang sudah lebam. Dugaan korban dianiaya anak kandungnya AP, 31.
“AP ini pasien rehab jalan Narkoba, sebelumnya dia pergi bersama temannya sekitar dua hari tidak pulang, ibunya (korban) khawatir, karena dia harus mengkonsumsi obat, dan menyuruhnya minum obat tapi AP menolak melawan. Dan malam hari saat subuh hari adiknya Dedi mendengar suara pemukulan dan saat dilihat ibunya sudah tergeletak tak berdaya di lantai, sedangkan AP pergi meninggalkan rumah,” jelas Syamsul.
Syamsul menuturkan, dengan bantuan warga korban dilarikan di RS Perkebunan Seidadap, namun karena fasilitas kesehatan tidak memadai sehingga dirujuk ke RSUD Kisaran untuk mendapatkan perawatan medis.
“Namun sekitar pukul 07.00 WIB korban dinyatakan meninggal,” jelas Syamsul.(a02/a19/a20)
Baca juga: