Scroll Untuk Membaca

Sumut

Soal Pernyataan “Kabupaten Nadliyin”, Kader NU: Sikapi Dengan Bijak, Ketua PD Al Washliyah: Jangan Terpecah Belah

Soal Pernyataan “Kabupaten Nadliyin”, Kader NU: Sikapi Dengan Bijak, Ketua PD Al Washliyah: Jangan Terpecah Belah
Rahmat Hidayat, Kader NU Deliserdang yang juga menjabat di Lembaga Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNU). waspada.id/Ist
Kecil Besar
14px

DELISERDANG (Waspada): Munculnya polemik atas pernyataan Wakil Bupati (Wabup) Deliserdang, Lom Lom Suwondo, yang menyebut daerahnya sebagai “Kabupaten Nahdliyyin”, membuat sejumlah pihak menilai ucapan tersebut berpotensi memicu ketegangan antar ormas Islam.

Namun Nahdlatul Ulama (NU) Deliserdang justru mengajak semua pihak untuk menyikapi pernyataan itu secara bijak dan tidak terburu-buru dalam menafsirkan niat di baliknya.

‎“Kami yakinlah Pak Bupati dan Pak Wabup tidak punya maksud buruk. Terkadang, Pak Wabup ini kalau sudah berbicara semangatnya melebihi khatib Jumat. Itu karena beliau merasa dekat dan sayang kepada warganya tanpa terkecuali, termasuk warga NU,” kata Rahmat Hidayat, Kader NU Deliserdang yang juga menjabat di Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNU), dalam siaran persnya yang diterima waspada.id, Selasa (27/5/25).

‎Rahmat menegaskan bahwa NU tidak pernah merasa memiliki wilayah tertentu. “NU ini rumah besar, pintunya terbuka untuk siapa saja. Kita hadir untuk merawat umat, bukan untuk rebutan nama atau wilayah,” paparnya.

‎Rahmat menyebutkan, pernyataan Wabup Deliserdang seharusnya dilihat sebagai bentuk kedekatan emosional, bukan klaim politik atau sektarian. Ia juga menekankan pentingnya merawat ukhuwah Islamiyah dengan tidak memperbesar persoalan yang sebenarnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

‎Rahmat juga mengingatkan bahwa NU dan Al-Washliyah memiliki sejarah panjang hubungan harmonis yang dibangun oleh para ulama besar terdahulu. Salah satu tokoh penting yang menjadi simpul keilmuan keduanya adalah Syaikh Ahmad Khatib al-Minang kabawi, ulama besar dari Minangkabau yang menjadi guru dari KH. Hasyim Asy’ari (pendiri NU) dan juga sangat berpengaruh dalam jaringan keilmuan para pendiri Al-Washliyah.

‎“Kalau para pendiri kita dulu bisa duduk satu majelis, menimba ilmu dari guru yang sama, kenapa kita sekarang malah saling curiga? Jangan sampai semangat ukhuwah yang dirintis ulama terdahulu tercoreng hanya karena salah paham terhadap satu kalimat,” tuturnya.

‎Karena itu, ia mengajak semua pihak agar tidak terburu-buru menarik kesimpulan atau membuat perlawanan atas pernyataan yang menurutnya, lebih bersifat spontanitas saja.

“‎Kita juga tahu, bahwa Pak Lom Lom Suwondo pernah berproses bersama Al Washliyah jadi gak mungkinlah kalau beliau membenturkan diri dengan Al Washliyah. Tak bisa dipungkiri sedikit banyaknya ada dukungan ke beliau saat maju sebagai calon wakil bupati dari teman-temannya di Al Washliyah,” papar Rahmat.

‎“Mungkin beliau mau bilang, Deliserdang ini dipimpin oleh orang Nahdhiyin, tapi wakilnya Al Washliyah ,” tutupnya sambil tersenyum.

‎Terpisah Ketua PD Al Washliyah Kabupaten Deliserdang Muhammad Soleh saat dikonfirmasi melalui telfonnya menyampaikan bahwa kita semua harus guyub jangan terpecah belah.

‎”Yang udah udahlah, Nahdlatul Ulama, Al Washliyah adalah ormas besar di Deliserdang, termasuk Muhammadiyah. Kita harap tidak ada gesekanlah, justru harus makin mempererat silaturahmi. Bahkan dengan ormas keagamaan lain, agar Deliserdang ini tetap dalam spirit bersatu dalam kebhinekaan,” tandasnya.(rin)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE