JEDDAH (Waspada): Embarkasi Medan (KNO) akan segera mendapatkan fasilitas fast track atau jalur cepat keimigrasian bagi jamaah Calon Haji (Calhaj) yang mendarat mendarat di Bandara Internasional AMMA Madinah dan Bandara King Abdul Aziz Jeddah.
“Tahun 2019 kemarin sudah diusulkan fasilitas fast track akan ditambah khususnya untuk embarkasi besar yaitu Sumatera Utara (KNO), Solo, Surabaya, Sumatera Selatan, Padang dan Aceh. Embarkasi lainnya kan tidak terlalu banyak,” ujar Kepala Kantor Urusan Haji Konsulat Jenderal (KUH KJRI) Jeddah, Nasrullah Jasam (foto), Rabu (22/6) di kantor KUH Jeddah.
Namun, kata Nasrullah, karena kondisi covid 19 pihaknya masih konsentrasi di embarkasi Jakarta penerbangan dari Soekarno Hatta.
“Pemerintah itu komitmen dengan misi tahun 2020 trayek ke Makkah lebih mudah dan membantu jamaah. Perubahannya sangat luar biasa. Antrian di bandara itu hanya hitungan menit. Bahkan non fast track juga sangat cepat,” katanya.
Menurut Nasrullah, layanan fast track ini soal keamanan dan tentu negara berdaulat itu menentukan prosesnya. Bahkan pemerintah Indonesia pernah mewacanakan nantinya tenaga dari Indonesia tapi supervisinya dan sistemnya dipegang oleh Arab Saudi. Karena memang cost-nya besar kalau semua orang dan vendornya dari Arab,” ungkapnya.
Pemerintah Indonesia juga, tambahnya menginginkan proses pengecekan keimigrasian jamaah dilakukan di asrama haji. Tapi pemerintah Arab Saudi maunya di airport.
“Hanya saja Arab menilai kalau di asrama haji itu punya jarak yang cukup lama antara waktu perjalanan, jadi tqkutnya nanti ada apa-apa. Meskipun kalau prosesnya di bandara juga butuh waktu lama karena barang yang sudah dikemas harus dibuka lagi ketika masuk x ray,” jelasnya.
Pelayanan fast track ini sangat membantu untuk mengidentifikasi jamaah, misalnya yang punya catatan pernah melanggar hukum selama di Saudi sebelumnya, akan terekam jejak. Jadi tidak ada deportasi ketika jamaah itu masuk lagi di Arab Saudi,” ujarnya.
Ditambahkan Nasrullah, sudah ada kesepakatan antara Indonesia dengan Arab Saudi bahwa nantinya yang di fast track bukan hanya orangnya saja tapi juga barang. Karena sekarang ada keluhan orangnya cepat barangnya lama.
“Ke depan kita inginkan fast track itu orang dan barangnya. Begitu orangnya keluar barangnya sudah langsung ke hotel,” imbuhnya.
Begitupun, Nasrullah meyakini layanan fast track bertujuan untuk meningkatkan pelayanan bagi para jemaah haji serta memudahkan perjalanan mereka ke tanah suci. Program fast track meliputi penyelesaian proses keimigrasian dan proses verifikasi persyaratan medis.
Jadi jamaah begitu tiba di bandara bisa langsung naik ke bus-bus angkutan sebelum diantar ke tempat menginap masing-masing jemaah, baik di Mekkah maupun Madinah. Pada saat yang sama, pihak layanan bagasi bertugas mengurus koper para jemaah dan mengantarnya ke penginapan.
“Walau masih saja ada catatan misalnya keluhan jamaah yang keluar dari pesawat perjalanan 9 jam, langsung menuju bus. Padahal mungkin saja yang namanya perjalanan jauh ingin ke toilet dulu. Tapi sejauh ini fast tract sangat membantu,” tuturnya.