SINGKIL (Waspada): Calon jamaah haji (Calhaj) asal Kabupaten Aceh Singkil mengaku hanya bisa pasrah dengan kondisi penundaan keberangkatan haji selama 2 tahun terakhir.
Meski sempat tertunda keberangkatannya, namun para Calhaj asal Aceh Singkil yang sudah masuk dalam daftar pemberangkatan 16 Juni 2022 ini, tidak ada yang melakukan penarikan dana setoran hajinya.
Salah satu calon jamaah haji Ustadz M Wali Syam, 58, saat ditemui Waspada.id, di Singkil mengaku sangat bersyukur setelah diberikannya izin dari pihak Arab Saudi untuk kembali menunaikan ibadah di Tanah Suci.
Ustadz Wali mengaku, meski sempat gagal berangkat yang jadwal seharusnya 2020 lalu, namun dirinya bersama calon jamaah haji lainnya tidak ada rencana untuk menarik kembali setoran dana haji mereka.
Meski sebelumnya pihak Bank Aceh telah memberikan lampu hijau, jika dana haji jamaah yang ingin ditarik diperbolehkan.
“Untuk apa tarik uang, uang dipegang nanti habis. Tapi kalau tidak ditarik jika meninggal pun kita, Insya Allah niat kita sudah ke sana,” sebutnya.
Wali Syam menyebutkan, dirinya mendaftar haji sudah sejak 2010 silam di Aceh Singkil. Dan selanjutnya mendapat jatah berangkat pada 2020 dua tahun lewat dan sempat gagal.
“Alhamdulillah, akhirnya diperbolehkan lagi beribadah menunaikan haji, dan akan segera berangkat haji bersama 16 orang lainnya minggu besok,” ucap Wali Syam.
Disebutkannya berhaji ini dilaksanakan bagi yang mampu, makna mampu ini meliputi mampu keuangan dan mampu keamanan.
Dan penundaan kemarin juga karena tidak mampu dari keamanan, yakni keamanan kesehatan.
“Semua kembali kepada Allah, sudah menjadi ketentuan Allah SWT, kita hanya bisa menjalaninya. Kita kembalikan kepada Allah jadi hati tenang,” ucap PNS di Kantor Mahkamah Syariah Bireuen itu.
Sementara itu Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Istadi Putra kepada Waspada mengungkapkan, tahun ini Aceh mendapat kuota haji sebanyak 1.988 orang. Dan 100.051 jamaah haji untuk seluruh Indonesia.
Namun jatah untuk Aceh Singkil yang seharusnya 26 karena pembatasan menjadi 16 orang. “Biasa jika normal untuk Aceh berangkat 12 kloter, namun tahun ini hanya 6 kloter,” ucap Istadi.
Sementara tahapan syarat keberangkatan seperti bimbingan manasik, kelengkapan visa, dosis vaksin covid-19 sampai boster sudah lengkap. Kemudian vaksin miningitis dan akan menjalani PCR sebelum berangkat 16 Juni mendatang.
Mereka akan diberangkatkan bersama kloter 5 gelombang 2 bersama Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh selatan, Subulussalam, Aceh Singkil dan Simeulue.
Calon jamaah haji asal Aceh Singkil ini akan dilepas keberangkatan 16 Juni 2022 oleh Bupati dan Forkopimda, kemudian tiba di Banda Aceh 17 Juni dan masuk asrama haji 18 Juni. Selanjutnya 19 Juni tengah malam take off dari embarkasi ke Jeddah.
Para Calhaj tahun ini didominasi oleh PNS. Selebihnya ada pengusaha sembako, petani sawit dan memiliki lahan pertanian. Dan paling banyak PNS, ucap Istadi.
“Kemudian yang berangkat ini usianya seluruhnya 64 tahun kebawah. Sebab aturan tahun ini yang dikeluarkan otoritas Arab Saudi usia 65 tahun sudah tidak bisa menjalankan ibadah haji,” pungkasnya (b25)