BANDA ACEH (Waspada): Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Aceh Husni Thamrin, SE,MM mengucapkan syukur Alhamdulillah, karena Kabupaten Gayo Lues pada tahun 2022 lalu, angka stunting dari posisi 34,6 persen turun menjadi 8,3 persen dari tahun 2021 lalu 42,9 persen.
“Untuk itu, sekarang kita harapkan bisa kita turunkan lagi sampai pada tahun 2024 mendatang,” ungkap Husni Thamrin ketika memberi arahan pada kegiatan kelas pengasuhan percepatan penurunan stunting bagi kelompok BKB se-Kabupaten Gayo Lues di Aula Hotel Nusa Indah Kota Blangkejeren Kamis (10/08/23).
Husni Thamrin berharap ibu-ibu sebagai kader Posyandu di Kabupaten Gayo Lues adalah ujung tombak dalam percepatan penurunan angka stunting tersebut.
Kata dia, tugas ibu untuk menyegerakan anak-anak Baduta (bawah dua tahun) dan Balita (bawah lima tahun) itu ke Posyandu apalagi ibu-ibu kan sebagai tim pendamping keluarga juga sebagai kader Posyandu dan juga sebagai ibu reje (ibu kepala desa) ketua tim penggerak PKK di tingkat desa. “Apalagi, manfaat yang didapatkan dari peningkatan kualitas hidup keluarga tentunya kesejahteraan itu akan hadir,” papar Husni di hadapan 150 peserta ibu ibu kader.
Dikatakan, pelaksanaan Posyandu yang bisa diintegrasikan dengan bina keluarga Balita dan tentunya bagaimana membawa masyarakat itu untuk memahami dan mengetahui maksud dengan 1000 hari pertama kehidupan dari mulai 270 hari pada usia kehamilan atau 9 bulan janin yang ada di dalam kandungan ibu hamil sampai 730 hari pada seorang ibu nifas.
Di samping, melahirkan anaknya dari usia 0 tahun sampai 2 tahun 0 bulan sampai 2 tahun hal ini merupakan golden x atau masa kehidupan emas dimana merupakan masa pembentukan karakter yang sejati. “Ibaratnya kita membangun rumah ini adalah pondasi yang sangat perlu kita perhatikan agar anak kita nantinya akan menjadi anak yang berkualitas karena kalau sudah berumur di atas dua tahun apalagi sudah di atas lima tahun anak-anak kita tersebut akan sulit untuk kita perbaiki semuanya terutama pada tingkat kecerdasan,” harap Husni.
Jadi, kata dia, kegiatan ini juga sebagai upaya memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait stunting dimana pertumbuhan anak terganggu karena kekurangan gizi menyebabkan tingkat kecerdasan anak tersebut di bawah rata-rata normal dan stunting bukan hanya masalah pendeknya melainkan masalahnya defisit kognitifnya.
“Yaitu tingkat kecerdasannya sangat menurun,” tegas Husni, seraya menambahkan, hasil SSGI tahun 2022 Alhamdulillah Kabupaten Gayo Lues pada posisi 34,6% turun 8,3% dari tahun 2021 42,9% di Gayo Lues. Makanya, sekarang ini kita berharap bisa kita turunkan lagi sampai pada tahun 2024.
Sementara Plt Kadis P3AKB Kabupaten Gayo Lues Sartika Mayasari SSTP. MA dalam laporan kepada Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh, bahwa DP3AKB Kabupaten Gayo Lues telah melakukan beberapa kegiatan dalam mendukung percepatan penurunan stunting dimana dukungan anggaran dari DAK BOKB berupa rapat koordinasi penurunan stunting, audit kasus stunting, operasional pendampingan sasaran keluarga beresiko stunting, operasional pencatatan hasil pemantauan pendampingan sasaran beresiko stunting dan operasional dahsyat serta pengadaan BKB Kit.
“Ini semua kegiatannya adalah kita yang memfasilitasi, tapi masyarakat yang akan mendapatkan manfaatnya,” ujar ibu Plt Kadis DP3AKB yang juga Kadis PMG Kabupaten Gayo Lues.
“Jadi, ibu-ibu kami mohon juga dukungan dari semua pihak yang mendukung percepatan penurunan stunting di Kabupaten Gayo Lues,” ujarnya.
Di samping itu, pihaknya juga berharap bahwa kegiatan ini tidak hanya seremonial tetapi kerja nyata dan bukti nyata kepada ibu-ibu semua di kampung masing-masing. Adapun kegiatan tersebut turut dihadiri oleh penanggung jawab pelaksanaan yang juga koordinator bidang KS/PK Faridah SE.MM dan tim.(b02)