Santri Dayah Ruhul Qurani Seminar Internasional Spirit Belajar Ala Jepang

  • Bagikan
Santri mengikuti serminar internasional Spirit Belajar Ala Jepang di Dayah Ruhul Qurani Meulaboh Aceh Barat, Minggu (28/4).(Waspada/Muji Burrahman)
Santri mengikuti serminar internasional Spirit Belajar Ala Jepang di Dayah Ruhul Qurani Meulaboh Aceh Barat, Minggu (28/4).(Waspada/Muji Burrahman)

ACEH BARAT (Waspada): Santriwan dan santriwati Dayah Ruhul Qurani melaksanakan seminar internasional dengan tema Spirit Belajar Ala Jepang, yang laksanakan aula lantai dua kantor Dayah Ruhul Qurani, Minggu (28/4)

Seminar ini merupakan salah satu program bakat minat yang ada di Dayah Ruhul Qurani yaitu kelas Bahasa Jepang, yang mengagendakan berbagai kegiatan terkait dengan bahasa dan budaya Jepang.

Seminar ini menghadirkan tiga pemateri yakni Ketua Forum Persahabatan Aceh Jepang (FPAJ) Sensei Zulfiansyah, S.H., Dewi Anwar dan anaknya Mariam Anwar yang keduanya berdomisili di Jepang. Dewi Anwar merupakan perempuan asal Meulaboh yang sudah lama menetap di Jepang dan juga salah seorang relawan palang merah Jepang yang menbantu ketika Aceh dilanda tsunami 2004, sehingga Mariam Anwar anaknya memiliki darah Jepang.

Santri Dayah Ruhul Qurani Seminar Internasional Spirit Belajar Ala Jepang

Marian Anwar telah menetap di Jepang selama 21 tahun. Gadis cerdas ini merupakan alumni dari Fakultas International Management di Ritsumeikan Asia Pacific University (APU) yang terletak di kota Beppu, Prefektur Oita, Jepang.

Pimpinan Dayah Ruhul Qurani Ust. Kamil Syafruddin, Lc. mengatakan, dunia pendidikan yang ideal merupakan pendidikan yang memadukan antara kecerdasan otak dan kebaikan watak. Jika salah satunya tidak ada, maka pendidikan akan timpang.

Direktur Program Bakat Minat Dayah Ruhul Qurani Ust. Zahri Fuad, MA menyampaikan,dengan adanya seminar ini, mereka berharap para santri semakin giat dan serius untuk mempelajari dan mendalami bahasa Jepang yang diajarkan sepekan sekali oleh Zulfriansyah, S.H. “Dan semoga juga budaya-budaya Jepang yang baik bisa menjadi pelajaran bagi seluruh peserta seminar.” ujarnya

Sementara yang juga Ketua FPAJ Zulfriansyah menjelaskan bahwa masyarakat Jepang memiliki semangat juang yang tinggi dan tidak mudah putus asa. Ia mengutip perkataan penemu Honda, Soichiro Honda yang mengatakan, semua orang ingin sukses, tapi mereka takut gagal. “Padahal, bagi saya, sukses itu dimulai dari kegagalan, kegagalan, kegagalan, dan instrospeksi dari kegagalan tersebut. Orang melihat keberhasilan saya yang memiliki kemewahan. Padahal itu hanya 1 persen, akan tetapi orang-orang tidak mempelajari 99% kegagalan saya tersebut,” jelasnya

Dewi Anwar dalam materinya, anak-anak Jepang sejak kecil diajarkan sikap yang sopan, kompak, bersih dan disiplin hingga mereka berumur 10 tahun. Setelah itu, baru banyak diajarkan ilmu. Sehingga, anak-anak Jepang memiliki karakter yang baik, sehingga kota Jepang menjadi salah satu kota yang bersih, teratur, dan disiplin.

Pada sesi terakhir, Mariam Anwar menjelaskan, bahwa di Jepang pemerintah menyediakan wajib belajar hanya hingga SMP, di mana sekolah digratiskan. Adapun SMA, yang negeri itu murah sementara yang swasta sangat mahal. Sehingga masyarakat Jepang belajar sekuat tenaga agar lulus di SMA negeri. Dan di masa SMA, mereka belajar sekuat tenaga untuk bisa kuliah di universitas yang paling baik.(b22)

  • Bagikan