MEDAN (Waspada): Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan mengajak para ulama khususnya dai muda untuk memanfaatkan media sosial (Medsos) dalam menyiarkan agama atau berdakwah. Hal ini agar dapat memperluas jangkauan dakwah, menampilkan wajah Islam yang sesungguhnya dan membangun citra Islam.
Demikian dikatakan Sekretaris Umum MUI Kota Medan, Prof Dr Syukri Albani Nasution diacara Pelatihan Video Dakwah Standarisasi Media Sosial bagi Dai Muda yang dilaksanakan oleh Komisi Informatika dan Komunikasi MUI Kota Medan, Rabu (22/11) sore. Hadir juga sebagai narasumber Anggota Komisi
Informatika dan Komunikasi MUI Kota Medan, Putra Perwira Lubis, S.Sos, M.I.Kom dan editor DAAI TV l, M Muslim Bahri, S.S, dengan peserta dari mejelis taklim di Kota Medan dan mahasiswa.
Sebelumnya Ketua panitia pelatihan, Suaif Rijal, M.Pd melaporkan tujuan acara serta sambutan dari Ketua Komisi
Informatika dan Komunikasi MUI Medan, H Rahmat Hidayat Nasution.
Dikatakan Syukri Albani, penggunaan internet untuk berdakwah merupakan perwujudan integrasi antara Islam dengan teknologi informasi. Apabila dakwah melalui medsos ini berhasil diterapkan, maka seluruh lapisan dunia akan mengetahui bagaimana ajaran Islam yang sesungguhnya. Selain itu dakwah di medsos juga merupakan salahsatu kebangkitan umat Islam dibidang teknologi yang pada gilirannya akan berimbas pada sektor-sektor lainnya.
“Selama ini medsos sering dijadikan alat untuk mengujar kebencian dan anak-anak muda mudah terprovokasi. Jadi kalau dakwah melalui medsos ini dibuat secara besar-besaran oleh para ulama khususnya dai muda, maka secara pelan-pelan menggeser kalau medsos hanya bersifat konsumtif dan hiburan semata,” ucapnya.
Dilanjutkannya, untuk materi dakwah kontemporer ini, para dai harus bisa mengemasnya secara rapi dan runtut dalam menyelesaikan satu persatu persoalan yang muncul dalam kehidupan modern. Selain itu dapat menggunakan strategi yang tepat dengan memperbanyak pengenalan tentang tatacara penggunaan media dakwah kepada seluruh media yang ada kemudian mengarahkan pengguna inteenet untuk lebih banyak membuka aplikasi keagamaan dibandingkan dengan aplikasi lainnya.
“Isi dakwah yang disampaikan jangan terlalu berat tapi harus dapat menginspirasi banyak orang. Untuk metode dakwah melalui internet dapat menggunakan fasilitas website seperti yang telah dilakukan oleh banyak organisasi islam maupun tokoh-tokoh ulama. Atau bisa juga menggunakan fasilitas mailing list yang mengajak diskusi keagamaan atau mengirim pesan-pesan moral kepada seluruh anggotanya. Dapat juga menggunakan fasilitas chatting yang memungkinkan untuk berinteraksi secara langsung,” jelasnya.
Sementara Putra Perwira Lubis memaparkan teknik menyusun materi video dakwah sebelum pra produksi dengan mencari referensi dari Al Quranz Hadist, literatur lainnya seperti kitab tafsir, jurnal ilmiah, karya tulis, berita, opini dan makalah.
“Pemilihan topik harus aktual dan tematik. Sehingga dalam menyusun materi dapat teratur dari pembuka, isi dan penutup. Serta jangan lupa menyiapkan peralatan dan pelengkapan yakni kamera, lighting dan audio,” ujarnya.
Sedangkan Muslim Bahri, menjelaskan teknik mengedit video dakwah dengan trim yakni memangkas bagian awal, akhir atau keduanya. Kemudian split memisahkan atau membagi klip, cut memotong bagian klip dan join menggabungkan klip. “Terutama tentuntukan tema, mengumpulkan bahan, tulis naskah dan mulailah mengedit. Karena salahsatu hal utama dalam upaya memproduksi sebuah video adalah menyediakan bahannya agar video yang dihasilkan pasca editing sesuai dengan tujuannya,” ucap Muslim. (h01)
Teks
Narasumber, pengurus Komisi Infokom MUI Kota Medan dan seluruh peserta diacara Pelatihan Video Dakwah Standarisasi Media Sosial bagi Dai Muda, Rabu (22/11) sore. Waspada/Yuni Naibaho