CNI Dukung Penguatan Hilirisasi Nikel Indonesia

  • Bagikan
CNI Dukung Penguatan Hilirisasi Nikel Indonesia

JAKARTA (Waspada): Di tengah perkembangan teknologi kendaraan listrik di Indonesia, nikel memiliki peluang positif. Peluang positif terhadap nikel ini dilihat dari posisi Indonesia sebagai salah satu negara penghasil nikel terbesar di dunia.

“Di samping itu, nikel sangat dibutuhkan kendaraan listrik yang kini tengah berkembang di masyarakat dunia,” kata Group CEO PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) Derian Sakmiwata dalam acara Electronic Vehicle and Battery Conference 2023 di Jakarta, Selasa (21/11/2023).

Nikel merupakan salah satu bahan yang paling dicari saat ini, utamanya . untuk besi baja antikarat, dan sekarang sangat dibutuhkan untuk baterai mobil listrik.

Derian menjelaskan pihaknya sebagai pemilik tambang nikel turut mendukung dunia hilirisasi di Indonesia. Menurut dia, kesempatan untuk melakukan hilirisasi yang dapat dilakukan Indonesia saat ini harus dimanfaatkan dengan baik, jangan hanya fokus menambang saja. Dia menilai, jika tak dimanfaatkan dengan baik, apa yang ada di depan mata maka akan sia-sia.

“Dan kita juga harus berpikir bahwa sebagai bangsa Indonesia harusnya kita bangga ya memiliki hasil kekayaan yang terbesar di dunia. Dan saya berharap banyak perusahaan-perusahaan nasional lainnya yang ikut mengembangkan. Jadi tidak harus berpikir untuk menambang tok. Tapi ya ikut mengembangkan hilirisasi ini,” ujar Derian.

Sebagai informasi, Electronic Vehicle and Battery Conference seiring dengan Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menjadi agenda tahunan bagi peserta United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).

Agenda yang biasa disebut Conference of the Parties (COP 28) ini berlangsung di Uni Emirat Arab pada November-Desember 2023. Salah satu isu yang mengemuka dalam COP 28 adalah percepatan transisi ke sumber energi bersih untuk memangkas emisi gas rumah kaca.

Data Indonesia Electric Vehicle Outlook dari Institute for Essential Services Reform (IEVO-IESR) menunjukkan sektor transportasi merupakan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar kedua, yakni 23 persen. Transportasi darat menyumbang 90 persen emisi pada sektor ini.

Oleh karena itu, perlu upaya yang menyeluruh, dari hulu ke hilir dalam membangun ekosistem transportasi yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Adapun Electronic Vehicle and Battery Conference berlangsung di Hotel Borobudur, Selasa (21/11/2022) terbagi menjadi tiga sesi diskusi.

Sesi I dengan tema “Kebijakan dan Investasi Nikel untuk Pertambangan Berkelanjutan” membahas tentang peran pertambangan nikel dalam hilirisasi beserta tantangan yang dihadapi.

Sesi II bertema “Penguatan Hilirisasi Nikel sebagai Komponen Utama Baterai” mengupas terkait pemanfaatan nikel dalam industri baterai yang menjadi potensi besar bagi Indonesia untuk menjadi produsen besar di dunia.

Sedangkan Sesi III “Membangun Ekosistem Kendaraan Listrik Indonesia” membahas tentang perkembangan industri kendaraan listrik yang patut dimanfaatkan oleh Indonesia dalam membangun ekosistem kendaran listrik sehingga lebih masif dan mempercepat pengurangan emisi karbon.

Melalui kegiatan ini, peserta akan memahami langkah Indonesia dalam mengelola kekayaan alam berupa nikel yang menjadi salah satu bahan utama baterai listrik, pemanfaatan dan tata kelola nikel, hingga pengembangan ekosistem kendaraan listrik.(J02)

  • Bagikan