YOGYAKARTA (Waspada): Banyaknya kasus perundungan yang dialami anak-anak tidak lepas dari kemajuan teknologi. Karena selain berdampak positif, di sisi lain kemajuan teknologi juga melahirkan beragam ancaman serius bagi keberlangsungan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman hidup bernegara.
Oleh karenanya, Anggota Komisi I DPR RI Idham Samawi berharap insan pers yang kesehariannya bersentuhan dengan teknologi informasi dan berperan penting dalam transfomasi media, bisa menjadi pengawal sekaligus mencegah upaya asing mengganti ideologi Pancasila melalui perangkat tekonologi yang sudah semakin akrab dengan anak-anak dan generasi muda saat ini.
Penegasan disampaikan Idham Samawi dalam Forum Komunikasi dan Sosialisasi Kinerja DPR RI dengan tema ‘Peran Aktif Media dan DPR RI dalam Menanggulangi Perundungan pada Anak’ di Yogyakarta, Jumat (27/10/2023).
Acara dihadiri Deputi Persidangan Setjen DPR RI Suprihartini, Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia Setjen DPR RI, Djaka Dwi Winarko, Kepala Biro Pemberitaan DPR Indra Pahlevi, Kepala Biro Protokol, Hubungan Masyarakat, dan Media (PHM) DPD RI Mahyu Darma, serta Anggota Komisi A DPRD DI Yogyakarta Eko Suwanto.
“Karena ketika terjadi transformasi media, mulai dari tadinya media cetak, media radio bertransformasi ke media televisi dan sekarang ini bertransformasi ke media digital, maka tidak lagi ada batasan ruang dan waktu untuk seluruh dunia ini,” sebut politisi dari PDI Perjuangan ini.
Idham menegaskan penting bagi wartawan memberikan informasi benar dan mengarahkan dengan benar agar pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila bisa tetap tertanam pada generasi muda demi mempertahankan keutuhan dan menatap masa depan NKRI.
Idham mengaku bersyukur, DI Yogyakarta menjadi pilihan bagi wartawan parlemen sebagai daerah yang dijadikan contoh bagi daeeah lain mengadopsi upaya mencegah perundungan melalui peraturan daerah.
“Saya bersyukur ketika DIY berinisiatif dalam upaya mencegah perundungan melalui pembuatan Peraturan Daerah (Perda) . Saya bersyukur lagi hampir seluruh provinsi di Indonesia, pada belajar ke Daerah Istimewa Yogjakarta guna mengadopsi perda untuk di masing-masing provinsinya,” ungkap Anggota DPR RI dari daerah pemilihan DI Yogyakarta ini.
Ia kembali menegaskan pihak asing sudah mengenali dan memahami kalau mau menguasai sumber daya alam Indonesia maka dimulai dengan memecah dulu Indonesia dengan cara mengganti Pancasila dengan ideologi lain melalui kemajuan teknologi.
Sebab perangkat gadget yang akrab dikalangan anak-anak dan generasi muda menjadi sarana efektif untuk meracuni pemikiran anak-anak dan generasi muda Indonesia.
“Maka pasti bubar NKRI kita,” ingatnya. (J04)