Megawati Fellowship Program Beri Kesempatan Anak Bangsa Menggali Pemikiran Soekarno

  • Bagikan
Megawati Fellowship Program Beri Kesempatan Anak Bangsa Menggali Pemikiran Soekarno
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Krisriyanto (kiri) didampingi Sonny Keraf dari Badan Penelitian Pusat PDIP memberikan keterangan pers pada peluncuran Megawati Fellowship Program. (Waspada/Irwansyah)

JAKARTA (Waspada): Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) melalui Badan Penelitian Pusat PDIP meluncurkan Megawati Fellowship Program dalam menyambut momentum pemberian gelar Doktor Kehormatan atau Honoris Causa ke-10 kepada Ketua Umum Prof. Dr. (H.C) Megawati Soekarnoputri.

Peluncuran program beasiswa bagi putra dan putri bangsa itu disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro 58, Menteng, Jakarta, Selasa (3/10/2023).

Turut hadir dalam kesempatan itu, Badan Penelitian Pusat PDIP Alexander Sonny Karaf, serta perwakilan sayap partai seperti Banteng Muda Indonesia (BMI), Red Me dan Taruna Merah Putih (TMP).

Dalam sambutannya, Hasto mengatakan bahwa program Fellowship ini sebagai tindak lanjut tentang pentingnya riset dan inovasi bagi kemajuan bangsa.

Apalagi, kata Hasto, PDIP sangat menaruh perhatian, bahwa partai harus berlandaskan pada teori-teori politik, teori membangun bangsa, teori kebijakan publik, teori tentang bagaimana kekuasan dari rakyat dan untuk rakyat untuk betul-betul dijabarkan.

Serta, teori tentang kepemimpinan, trasformasi organisasi, teori tentang sistem hukum, sistem demokrasi hingga sistem Pemilu.

“Semuanya melandasi pergerakan PDIP yang bersekutu dengan ilmu pengetahuan,” kata Hasto.

Politikus asal Yogyakarta ini juga mengatakan, partainya terus mendorong seluruh kader partai, termasuk pengurus partai, anggota partai, untuk menempatkan penguasaan ilmu pengetahuan riset dan inovasi sebagai agenda terpenting di dalam kemajuan Indonesia Raya.

Tentu, hal ini juga senapas dengan hasil Rakernas IV PDIP untuk membangun pangan yang memerlukan ilmu pengetahuan riset dan inovasi sebagai landasannya.

“Selain itu merancang pola pembangunan semesta dan berencana yang juga menjadi platform panjang dari PDIP termasuk perjuangan dari Pak Ganjar Pranowo yang menempatkan SDM,” terang Hasto.

“Maka pada momentum yang tepat, kami meluncurkan Megawati Fellowship Program, yang bisa diikuti oleh para putra putri bangsa termasuk juga oleh rekan-rekan pers,” imbuhnya.

Dosen Universitas Pertahanan RI ini pun mencontohkan hal yang bisa didalam oleh para mahasiswa untuk bisa ikut dalam Megawati Fellowship Program. Yakni, membedah bagaimana strategi komunikasi politik Bung Karno dalam upaya Pembebasan Irian Barat.

Lalu, soal komunikasi yang dilakukan di masa Bung Karno saat pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke Yogyakarta.

“Itu semua menjadi materi yang sangat menarik bagi penelitian, atau penelitian tentang bagaimana mengelola superfood, yang ada di laut-laut kita, untuk mencegah stunting, memenuhi gizi bagi anak-anak kita. Hal itu merupakan hal yang menarik,” papar Hasto.

“Maka PDIP memplopori bahwa seluruh kebijakan kebijakan pemerintahan negara termasuk kebijakan partai itu harus didasarkan pada hasil-hasil riset,” terangnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Balitpus PDIP Alexander Sonny Keraf mengatakan dirinya mendapat arahan dari Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto guna merancang Megawati Fellowship Program ini.

“Dengan latar belakang sebagaimana disampaikan Pak Sekjen, jadi tentu kami akan serius mendorong pengetahuan dan teknologi, riset dan inovasi, yang karena itu berusaha mengembangkan program-program yang berkaitan dengan itu. Dan untuk pertama, kami akan mulai dengan Megawati Fellowship Program,” kata Sonny.

Selain Megawati Fellowship Program ini, lanjut Sonny, Partai juga memiliki program PDIP Sekolahship. Program itu sama halnya untuk meningkatkan pendidikan bagi anak muda Indonesia.

Jadi, beberapa calon-calon S2 dan S3 akan dipersiapkan dan PDIP melakukan kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi. “Itu juga menjadi salah satu program unggulan terutama dalam visi-misi Pak Ganjar Pranowo ke depan,” paparnya.

Ia melanjutkan, Megawati Fellowship Program ini lebih pada pengkajian pemikiran-pemikiran Bung Karno dan relevansinya dengan konteks hari ini, yang tetap dihayati oleh Megawati Soekarnoputri sebagai anak ideologis dan biologis Bung Karno maupun juga oleh PDIP sebagai Partai pelopor Soekarnois.

“Pada masa sebelumnya, cukup lama ada upaya sistematis menghapus atau menenggelamkan pemikiran yang sangat produktif dari Bung Karno dan terjadilah apa yang kita kenal dengan de-Soekarnoisasi. PDIP kemudian melalui Kongres ke-3 pada 2010 sudah menetapkan bahwa ideologi PDIP adalah Pancasila yang dipidatokan oleh Bung Karno,” kata Sonny.

Ada tiga tema besar yang dibuka panitia agar mahasiswa yang sedang mengambil program S2 dan S3 agar bisa mengikuti program ini.

Pertama, berkaitan dengan pemikiran-pemikiran Bung Karno dan itu sangat luas. Baik menyangkut ideologi, Pancasila, mengenai marhaenisme, mengenai keadilan sosial, mengenai demokrasi, bahkan demokrasi yang dicanangkan dan diimpikan Bung Karno adalah demokrasi yang kemudian pada level filsuf-filsuf tertentu misalnya.

“Bagaimana penghargaan terkait hak asasi manusia, nasionalisme, sosio-demokrasi Bung Karno dan para pendiri bangsa. Dan banyak sekali tema yang sangat kaya, cita-cita menuju negara hukum itu sendiri, bentuk negara kesatuan Republik Indonesia, menjadi satu objek kajian yang menarik,” kata Sonny.

Kedua, ialah mengkaji Megawati yang konsisten menerapkan ideologi pemikiran dan mimpi Bung Karno tentang Wong Cilik, tentang bagaimana Megawati tetap setia pada negara hukum.

Ketiga, yaitu PDIP yang menyebutkan diri sebagai Partai Soekarnois.

Sonny menerangkan calon penerima beasiswa penelitian adalah mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan program studi lanjut.

Lalu, mahasiswa tersebut bersedia melakukan kegiatan penelitian dan kegiatan administrasi lainnya yang terkait dengan Megawati Fellowship Program.

Kemudian, berkomitmen menyelesaikan penelitian dalam waktu enam bulan. Lalu, menyampaikan surat keterangan dari perguruan tinggi tempat kuliah yang ditandatangani kepala program studi.

Selanjutnya, proposal penelitian harus sesuai dengan format proposal Megawati Fellowship Program.

Adapun tata cara pengajuan proposal, pergama kandidat melakukan korespondensi dengan tim seleksi Megawati Fellowship Program dengan mengirimkan dokumen-dokumen sebagai berikut:

  1. Statement of interest
  2. Curriculum Vitae (CV)
  3. Proposal penelitian
  4. Copy Identitas, berupa KTP, pasport, atau SIM Surat keterangan dari perguruan tinggi tempat studi

Panitia seleksi program ini adalah Djarot Saiful Hidayat, Ahmad Basarah, Andreas Hugo Pareira, Heri Akhmadi, Alexander Sonny Karaf, dan Lakita Dinansyah Tuwo.

Megawati Fellowship Program ini membuka kesempatan bagi mahasiswa-mahasiswa yang tengah menempuh program S2 atau S3 untuk mendapat beasiswa penelitian yang berlandasakan pada pemikiran Bung Karno, Megawati dan PDIP.

Adapun, bagi mahasiswa program S2, disiapkan dana sebesar Rp 75 Juta untuk melakukan penelitian tersebut. Sedangkan, bagi mahasiswa S3 disiapkan dana sebesar Rp 100-200 juta tergantung dari kedalaman serta materi penelitian yang dilakukan. (irw)

  • Bagikan