JAKARTA (Waspada): Tantangan dunia kerja sampai lima tahun ke depan dikuak habis lewat buku bertajuk ‘Tinjauan Pekerjaan dan Keahlian Masa Depan: Bagaimana Teknologi Membentuk Dunia Kerja Indonesia?’. Buku yang disusun oleh Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi ini merupakan langkah strategis untuk menjawab kebutuhan dunia kerja di era digital.
“Dengan buku ini, diharapkan semua pihak dapat bersinergi dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan. Masa depan dunia kerja bukan hanya tantangan, tetapi juga peluang besar untuk meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global,” ujar
Direktur Mitras DUDI, Adi Nuryanto, saat peluncuran buku tersebut di Jakarta, Jumat (29/11/2024).
Adi menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk menjawab tantangan dunia kerja dengan menyiapkan lulusan vokasi yang berkompeten dan relevan dengan kebutuhan industri. Oleh karena itu, untuk memperkuat kemitraan dan penyelarasan dengan DUDI, Direktorat Mitras DUDI telah melakukan survei Future of Works (FoW) untuk memetakan tantangan sekaligus menangkap peluang yang mungkin dapat direalisasikan terkait dunia industri.
“Survey dilakukan guna memahami dinamika dunia industri, seperti bidang pekerjaan dan keterampilan yang dibutuhkan, tren yang berpengaruh saat ini, kurikulum yang sesuai, hingga persepsi industri pada ketenagakerjaan. Buku ini diharapkan dapat menjadi rujukan, baik bagi satuan pendidikan vokasi, pemangku kebijakan, alumni vokasi, hingga industri untuk menyiapkan kebutuhan terkait kebekerjaan di masa mendatang,” imbuh Adi.
Pengumpulan data survei Future of Work dilakukan dengan metode survei daring. Survei ini melibatkan responden dari 20 sektor industri yang terbagi ke dalam 6 bidang pengelompokan yang tersebar di seluruh Indonesia dan menjangkau 38 provinsi serta melibatkan hingga 1.095 responden.
“Data tersebut kemudian diolah dengan berkolaborasi bersama Litbang Kompas,” ujar Adi.
Dalam survey tersebut disebutkan tentang persentasi dinamika pekerjaan lima tahun ke depan. Ada digital marketing 44,7 persen; IT/Network 22 persen; digitalisasi 9,7; analis data 9,6; conten creator 6,6; engineer 5,8; construction 5,3; kecerdasan buatan 4,7; operator dan alat berat 4,7 dan customer relationship 4,6.
Sedangkan Hard Skill yang dibutuhkan adalah pemasaran dan media; koordinasi dan manajemen waktu; kemampuan berbahasa asing; design and customer experience; sistem pikir; ketangkasan daya tahan dan ketelitian; talenta manajemen;kontrol kualitas; AI dan Big Data; literasi digital; kemampuan visual pendengaran dan bicara;pemrograman; membaca, menulis dan mendengar secara aktif; operasional logistics; network and cyber security; pengelolaan lingkungan hidup dan matematika.
Selain itu, Soft Skill juga perlu diperhatikan. Diantaranya kemampuan berpikir kreatif, analitis, solutif, orisinalitas motivatif, kesadaran diri, mandiri, perhatian pada detail, rasa ingin tahu dan pembelajar seumur hidup, orientasi pelayanan pada pelanggan, kepemimpinan dan pengaruh sosial, empati dan mendengarkan secara aktif, fleksibel, pendampingan dan pengajaran global, citizenship serta presisi.
Peneliti Utama Litbang Kompas, M. Nila Kirana, menyampaikan bahwa kehadiran buku ini menjadi respons terhadap perubahan lanskap dunia kerja yang dipicu oleh perkembangan teknologi, digitalisasi, dan kebutuhan keterampilan baru.
“Semoga buku ini memberikan pencerahan untuk kita semua dalam menyiapkan dunia pekerjaan di masa yang akan datang,”pungkas Nila.