Scroll Untuk Membaca

Pendidikan

Tuai Prestasi, Sekolah Pribadi Utamakan Pendidikan Karakter Berkesinambungan

Tuai Prestasi, Sekolah Pribadi Utamakan Pendidikan Karakter Berkesinambungan
Kecil Besar
14px

DEPOK (Waspada): Pendidikan karakter menjadi bagian terpenting dalam misi pendidikan membangun bangsa. Generasi muda dengan karakter mulia dan tahan banting, menjadi keluaran yang diharapkan dari sebuah lembaga pendidikan.

Hal itu pula yang melatarbelakangi metode pembelajaran yang diterapkan Sekolah Pribadi. Berdiri sejak 1995, Sekolah Pribadi yang terletak di Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat, menegakkan keinginan mencetak generasi unggul berkarakter mulia.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Tuai Prestasi, Sekolah Pribadi Utamakan Pendidikan Karakter Berkesinambungan

IKLAN

Sekolah Pribadi yang merupakan sekolah terpadu, yaitu sekolah yang terdiri dari jenjang SD, SMP dan SMA, saat ini tidak hanya ada di Jalan Margonda, Depok. Sayapnya sudah melebar dengan berdirinya Sekolah Pribadi Premier di wilayah Grand Depok City (GDC), Kota Depok, Jawa Barat. Konsepnya masih sama, sekolah terpadu dengan mengutamakan pendidikan karakter berkesinambungan.

“Kami sangat mengutamakan pendidikan karakter. Khususnya karakter mulia, seperti kepedulian pada lingkungan, kebersihan dan berbagi,” ujar General Manager Sekolah Pribadi Depok dan Pribadi Premiere,
Fatih Pasaoglu, saat disambangi di ruang kerjanya, Senin (27/5/2024).

Fatih ditemani Kepala Sekolah SD Pribadi, Mikawati; Kepala Sekolah SMP Pribadi, Maman Firmansyah; Kepala Sekolah SMA Pribadi, Bibit Wiyana serta Kepala Sekolah Pribadi Premier, Husen Abdillah.

Lebih istimewa lagi, ketika pendidikan karakter itu ditanamkan secara berkesinambungan. Artinya, pembangunan karakter yang diusung Sekolah Pribadi, telah mulai diajarkan ke siswa sejak tingkat SD, SMP dan lanjut ke SMA.

“Kami punya jam pelajaran khusus untuk sejumlah praktik pendidikan karakter di sekolah. Seperti hari ini, para siswa SD di kelas tertentu sedang belajar bagaimana merapikan tempat tidur. Hal-hal sederhana seperti ini, menurut kami penting untuk diketahui dan dipraktikkan,” ujar Mikawati.

SD Pribadi yang merupakan sekolah Satuan Pendidikan Kerja Sama (SPK), menerapkan kurikulum asing, selain kurikulum nasional. Di SD Pribadi, untuk mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris dan Sains menggunakan kurikulum Cambridge. Sisanya, kurikulum Nasional yang diterapkan saat ini.

“Dengan dua kurikulum ini, justeru pembelajaran menjadi semakin kaya. Apalagi kurikulum saat ini sangat mendukung pendidikan karakter sebagai upaya mewujudkan pelajar Pancasila,” ujar Mikawati.

Hal senada disampaikan Kepala Sekolah SMP Pribadi, Maman Firmansyah. Di jenjang lanjutan ini, pendidikan karakter terus dipupuk dengan memberi kesempatan luas kepada siswa untuk berperan dalam kehidupan masyarakat. Salah satu yang menarik adalah keharusan siswa melakukan pengabdian kepada masyarakat, meski dalam skala kecil dan sederhana.

“Tentu saja bentuknya masih sangat sederhana. Misalnya, siswa ikut berbagi ilmu dengan mengajar pelajaran yang mereka kuasai kepada anak-anak tetangga yang lebih kecil. Atau bisa juga ikut mengajar mengaji. Nanti semuanya dijadikan laporan fortopolio dan sekolah menerbitkan sertifikat,” ujar Maman, bersemangat.

Menurut Maman, usia SMP adalah usia dimana siswa tengah memulai mencari jati diri. Makanya, ketika ada stimulan kepada mereka untuk menggali minat dan bakat lewat pengabdian masyarakat, hal itu menjadi sangat berarti dalam kehidupan pendidikan selanjutnya.

“Ketika mereka memasuki jenjang pendidikan selanjutnya, mereka sudah tidak gagap lagi menghadapi tantangan pembelajaran. Mereka sudah mulai memahami tujuan belajar bagi kehidupan,” tukas Maman.

Di tingkat SMA, proses pendidikan karakter menjadi semakin penting. Di jenjang ini, siswa diajak untuk memahami persoalan yang ada di masyarakat, kemudian diajak juga untuk berperan sesuai minat dan bakatnya.

“Siswa diajak untuk memahami zamannya dan berperan lebih luas sebagai agen perubahan kecil-kecilan. Apa yang dirintis di jenjang SMP lewat pengabdian kepada masyarakat, di SMA ini dilanjutkan,’ ujar Kepala Sekolah SMA Pribadi, Bibit Wiyana.

Karena berada di ujung pendidikan menengah, siswa diberi pendalaman tentang bakat, minat ataupu potensi diri. Ketika mampu mengenal potensi diri, maka akan tumbuh pemikiran mengenai strategi apa yang akan dijalankan untuk menghadapi masa depan.

“Kalau sudah paham apa potensinya, maka siswa akan hati-hati dalam memilih jurusan untuk kuliah,” kata Bibit.

Pentingnya pemilihan jurusan dalam menjalani kuliah, juga menjadi konsen tersendiri bagi SMA Pribadi. Karena itu, ada program Perencanaan Karir (career planning). Dalam praktiknya, perencanaan karir ini melibatkan orang tua siswa.

“Alhamdulillah, berkat program yang holistik yang kami jalankan bersama seluruh sivitas sekolah, termasuk orang tua, hampir 50 persen lulusan SMA Pribadi diterima di berbagai perguruan tinggi negeri nasional juga internasional,” tandas Bibit.

Selain pendidikan karakter, siswa Sekolah Pribadi juga difasilitasi untuk rajin dan bersemangat untuk berkompetisi. Sejumlah kompetisi diantaranya Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) dan Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI).

Selama satu tahun terakhir, SMA Pribadi berhasil meraih sebanyak 157 piala dan medali penghargaan dari berbagai ajang perlombaan. Mulai dari seni, olah raga, sains, matematika sampai keterampilan lainnya.

Kepala Sekolah Pribadi Premier, Husen Abdillah menggarisbawahi berbagai keberhasilan yang telah dicapai Sekolah Pribadi Depok. Meski baru berusia 1 tahun, Sekolah Pribadi Premier GDC akan merangkum kiat-kiat yang dijalankan di sekolah induk. Termasuk upaya untuk memupuk minat, bakat dan potensi siswa berdasarkan tantangan yang harus mereka hadapi. (J02)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE