PEMATANGSIANTAR (Waspada): Wali Kota Pematangsiantar menekankan tujuh pilar Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
“Ada beberapa klasifikasi penyakit yakni penyakit menular dan penyakit tidak menular,” sebut Wali Kota Susanti Dewayani saat kegiatan gerakan pengendalian penyakit prioritas dan kebugaran jasmani sebagai implementasi Germas di Puskesmas Parasoburan, Jl. Parsoburan, Jumat (20/10).
Menurut Wali Kota, dulunya lebih banyak penyakit menular, sekarang lebih banyak yang tidak menular yang meningkatkan angka kesakitan dan kematian seperti penyakit stroke, hipertensi, diabetes, kanker dan jantung.
Hal itu, lanjut Wali Kota, akibat pola perilaku dalam kehidupan masyarakat seperti tidak aktif menggerakkan badan atau malas bergerak (mager), kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol, makan minum yang siap saji, mengonsumsi makanan tinggi gula, garam dan lemak serta rendahnya konsumsi buah dan sayur.
“Jika sudah terserang penyakit stroke, hipertensi dan jantung, akan meningkatkan angka kesakitan dan menimbulkan biaya tinggi,” tegas Wali Kota.
Untuk mencegahnya, lanjut Wali Kota, ada tindakan promotif dan preventif. “Promotif memberikan edukasi, sedang preventif yakni mencegah dengan mengubah pola hidup individu yang dukungannya kualitas lingkungan yang baik. “
Pemko, imbuh Wali Kota, telah memprogramkan Lihat Sampah Ambil dan Pilah (Lisa Pil), kemudian tersedianya sarana dan prasarana di lingkungan serta peningkatan pelayanan kesehatan.
Untuk Pematangsiantar, sebut Wali Kota, ada 19 Puskesmas, empat diantaranya sudah terakreditasi dan ada yang telah paripurna yakni Puskesmas Martoba, tambah peningkatan sember daya manusia (SDM). “Pemerintah pusat memberi USG kepada Puskesmas, hingga petugas harus mampu membaca USG.”
Mengenai Germas, Wali Kota menyebutkan merupakan program garda depan di era pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk membangun SDM Indonesia yang unggul. “Germas merupakan suatu tindakan sistematis dan terencana yang melakukannya secara bersama-sama dari seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.”
Dengan demikian, lanjut Wali Kota, gerakan itu bisa menjadi andalan untuk menjaga kesehatan secara holistik yang bertumpu pada kemandirian masyarakat. “Salah satu kunci keberhasilan Germas yakni unsur kepemimpinan. Germas bukan urusan para pegiat kesehatan semata, tapi merupakan tanggung jawab bersama lintas sektor.”
“Penerapan tujuh pilar Germas sudah terlaksana yakni aktivitas fisik, tidak merokok dalam ruangan, tidak mengonsumasi minuman beralkohol, menjaga kebersihan lingkungan dan menggunakan jamban sehat, makan buah serta sayur dan cek kesehatan secara berkala,” imbuh Wali Kota.
Dengan demikian, gerakan ini bisa menjadi andalan untuk menjaga kesehatan secara holistik yang bertumpu pada kemandirian masyarakat.
Wali Kota berharap dengan adanya kegiatan itu tindak lanjut dari implementasi Germas dapat berkesinambungan, hingga pembudayaan Germas itu ada dalam kehidupan sehari-hari.
Sebelumnya, Kadis Kesehatan drg. Irma Suryani dalam laporannya menyebutkan pembudayaan Germas perlu dalam mempercepat dan mensinergikan upaya promotif dan preventif hidup sehat guna meningkatkan produktifitas penduduk dan menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan akibat penyakit.
“Peran dan dukungan (komitmen) pemerintah pusat, pemerintah daerah, peran serta organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan serta sektor swasta (dunia usaha) turut menentukan keberhasilan pelaksanaan Germas di masyarakat,” tegas drg. Irma.
“Alhamdulilah, hari ini kita bisa berkumpul. Semoga Germas bisa terus berjalan di Pematangsiantar,” harap drg. Irma.
Sebagai perwujudan kebijakan daerah di Pematangsiantar tentang Germas, imbuh drg. Irma, perlu penguatan Peraturan Wali Kota Pematangsiantar No. 30 tahun 2019 tentang Germas.
“Peran masyarakat dan dunia usaha dalam pelaksanaan Germas juga tertuang dalam Surat Keputusan Wali Kota No. 440/713/XII/Wk-thn.2021 tentang Forum Germas periode 2021-2023. Melalui kegiatan ini harapannya masyarakat dapat melakukan kegiatan secara terpadu, hingga terwujud budaya Germas dalam kehidupan sehari-hari,” harap Wali Kota.
Selanjutnya, Wali Kota menyerahkan kepada Kepala Puskesmas Parsoburan dr. Trah Ukur Kembaren serta penyerahan sertifikat IBL pemeriksaan USG kepada dr. Novalina Siagian.
Kemudian, Wali Kota berkesempatan meninjau stand pemeriksaan kesehatan sekaligus memeriksakan kesehatannya serta menyapa warga dan meninjau ruang USG Puskesmas Parsoburan. Senam sehat mengawali kegiatan itu.
Tampak hadir, Staf Ahli Bidang Pemerintahan Happy Oikumenis Daely, Direktur RSUD dr. Djasamen Saragih dr. Aulia Sukri Sambas, narasumber seminar dr. Rajin Sanvritz Saragih dan dr. Herman William, Iswadi Lubis dari Kankemenag, pimpinan rumah sakit swasta, camat, lurah, kepala Puskesmas, organisasi profesi dan lainnya.(a28)