7 Pasien HIV/AIDS Jalani Pengobatan Di RSUD H. Sahudin Kutacane

  • Bagikan
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Agara, Sukrimanto. Waspada/Ist
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Agara, Sukrimanto. Waspada/Ist

KUTACANE (Waspada): Sebanyak tujuh pasien yang terjangkit penyakit menular HIV/AIDS sedang menjalani pengobatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H. Sahudin Kutacane, Aceh Tenggara.

Bagi pasien yang sedang berobat tersebut, akan terus dipantau perkembangan kesehatannya, ketujuh kasus baru tersebut kini mengalami kenaikan angka bila dibandingkan pada dua tahun sebelumnya yakni 2021 -2022.

Demikian, Kadis Kesehatan Agara, Drs H Jamanuddin, M.Pd melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, Sukrimanto kepada Waspada.id saat dikonfirmasi lewat HP terkait hal tersebut, Selasa (30/5) siang.

Dijelaskan, tahun 2021 terdapat tiga kasus dan satu kasus lama mencuat kembali di 2022, meningkatnya kasus ini di tahun 2023, disebabkan lemahnya penanganan dan pencegahan tersebut yang belum berjalan maksimal dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.

Pada 2021 kata dia, upaya penanganan dan pencegahan penularan HIV/AIDS dilakukan Dinas Kesehatan yakni, melakukan skrining terhadap ibu hamil dan calon pengantin (catin) yang berkunjung ke puskesmas. Sedangkan, pada 2022, Sukrimanto mengaku, bahwa dinas kesehatan tidak maksimal melakukan penanganan dan pencegahan penularan HIV/AIDS di daerah itu karena tidak ada anggaran.

“Hanya, kegiatan skrining di Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang tersebar di 16 Kecamatan, bagi ibu hamil dan Catin yang berkunjung. Sedangkan bagi orang berisiko petugas Puskesmas yang akan mendatangi,” ucapnya. Lagi pula di tahun-tahun itu lagi fokus-fokusnya untuk penanganan Covid-19, yang kemudian, sepanjang 2023 ini, pihaknya baru melakukan penanganan dan pencegahan penularan HIV/AIDS sejak April 2023 lalu.

Ke depannya, Dinas Kesehatan berjanji akan melakukan upaya lebih maksimal untuk melakukan penekanan angka kasus positif HIV/AIDS di daerah itu diantaranya melaksanakan penyuluhan (sosialisasi) dan pengawasan terhadap masyarakat dan orang berisiko, dan serta siswa-siswi di sekolah tingkat SMP dan SMA sederajat di daerah ini, sebutnya menambahkan. (cseh)

  • Bagikan