Buruk Muka Cermin Dibelah, Curhat Geusyik Blang Gurah Diviralkan Penerima Bantuan

  • Bagikan

Sebuah rekaman video menjadi viral di jejaring sosial ketika seorang warga Nuraini, 40, di Gampong Blang Gurah, Kecamatan Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara, merusak rumah rehab bantuan Dana Desa tahun 2018 dengan anggaran 12 juta lebih.

Nuraini memprotes dengan rasa kecewa mengatakan untuk orang lain dapat bantuan rumah beton sementara dirinya tidak dan hanya dibangun hanya dinding papan, pintu dan jendela.

Nuraini juga mengaku sudah tak dapat bantuan, malah dirinya dihina dengan kata-kata menyakitkan oleh perangkat desa. Sehingga kasus tersebut menjadi viral dan mengundang perhatian netizen serta sangat menyudutkan Geusyik Ismuhu.

Lantaran viralnya video itu memberi kesan seakan-akan Nuraini termarginal tanpa mendapat bantuan yang sama seperti warga lain. Bahkan karena tidak tahan dihina menjadi alasan Nuraini membongkar bantuan yang menempel di rumahnya.

Nuraini, 40, berjabat tangan dengan Geusyik Blang Gurah Ismuhu usai dimediasi dan berdamai soal bantuan rumah. Namun kasus ini diungkit lagi hingga menjadi viral. Waspada/Zainuddin Abdullah
Nuraini, 40, berjabat tangan dengan Geusyik Blang Gurah Ismuhu usai dimediasi dan berdamai soal bantuan rumah. Namun kasus ini diungkit lagi hingga menjadi viral. Waspada/Zainuddin Abdullah

Menanggapi hal tersebut, Ismuhu selaku Keuchik Gampong Blang Gurah membantah tudingan tersebut dan masalah itu sudah selesai dengan perdamaian. Geusyik merincikan, kronologis awalnya bermula ketika kakak kandung Nuraini adalah caleg yang kalah dalam Pilkades.

Namun kekalahan itu dibalas dengan mengungkit kembali masalah Nuraini yang terjadi pada tahun 2018 lalu untuk melakukan pembunuhan karakter terhadap geusyik.

Ketika itu cek cok dirinya dengan Nurani, 40, salah satu warga Gampong yang juga merupakan familinya sendiri hingga pada pembongkaran rumah tersebut.

Ismuhu menjelaskan persoalan itu terjadi karena Nuraini penerima rumah rehab dari Dana Desa (DD) tahun 2018 dengan anggaran Rp12 juta lebih dan bukan Rp20 juta, mau dibuatkan rumah yang sempurna atau permanen. Namun karena keterbatasan anggaran pada tahun 2018 maka direhab saja dulu.

“Karena anggaran 12 juta lebih dan bukan 20 juta, mau dibuatkan rumah yang sempurna atau permanen, namun karena keterbatasan anggaran pada tahun 2018 maka direhab saja dulu,” ujarnya.

Namun karena tidak puas, maka Nuraini berdebat dan mengomel dengan kata-kata kasar hingga saling menghujat.

”Sehingga omelannya itu sampai terdengar oleh pihak keluarga saya, dan pihak keluarga merasa sudah dibantu oleh keuchik seharusnya berterimakasih atas kepeduliannya, ini malah menghujatnya, seperti itu anggapan pihak keluarga dan selisih paham sejak tahun 2020 sampai saat ini,” jelasnya.

Dirincikan, anggaran dengan jumlah Rp12.489.000 tersebut dengan penggunaan belanja kayu papan R6.500.000, 2 lembar daun pintu dan kosen Rp1.500.000 dan 2 lembar daun jendela dengan harga Rp1.000.000 tambah ongkos tukang Rp2.000.000 sisa untuk kebutuhan paku, engsel pintu dan jendela dan kebutuhan kecil lainnya.

“Segala persoalan saya dengan Nuraini sudah pernah di mediasi bersama di hadiri Muspika, dan sudah saling memaafkan, yang heran saya kenapa timbul lagi saat ini, sementara masih ramai warga yang lain juga perlu kita perhatikan dengan kondisi yang sama seperti Nuraini , dengan sebab ini warga yang lain jadi terhambat untuk dibantu dari DD dan dikhawatirkan bakal terulang kembali hal seperti ini,” paparnya.

Ismuhu mengharapkan, pihaknya bersama keluarga jangan ada yang memperkeruh suasana ketentraman masyarakat Gampong Blang Gurah.

“Mari kita saling memperbaiki untuk jalan terbaik antara semua pihak jangan ada yang di rugikan. Apalagi kejadian sebenarnya tidak seperti yang dituduhkan,” harapnya. WASPADA/Zainuddin Abdullah

  • Bagikan