Horor, Oknum Anggota Komisi I DPRK Pidie Boyong Calon Komisioner KIP Ke Makam Keramat

  • Bagikan
Horor, Oknum Anggota Komisi I DPRK Pidie Boyong Calon Komisioner KIP Ke Makam Keramat

SIGLI (Waspada): Entah apa yang merasuki jiwa orang mulia dari beberapa oknum anggota Komisi I, Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Pidie, Senin (31/7).

Beberapa jam menjelang dilaksanakan rapat pleno penetapan nasib terhadap 15 orang calon anggota komisioner Komisi Independen Pemilihan (KIP) Pidie, 5 orang diantaranya justru diajak berziarah ke makam Tgk Chik Dipasie (Syech Abdussalam-red) yang terletak di Gampong (desa-red) Pasie Ie Leubeue, Kecamatan Kembang Tanjong, Kabupaten Pidie.

Dampak dari aksi oknum anggota Komisi I DPRK Pidie yang memboyong lima orang calon anggota KIP Pidie ke makam keramat tersebut, sekarang timbul kecurigaan besar dari sejumlah kalangan, terutama dari kalangan calon anggota KIP Pidie yang tidak terpilih.

Mereka menduga ada konspirasi curang di balik ziarah makam keramat yang dilakukan oleh oknum anggota Komisi I DPRK Pidie bersama lima orang oknum calon anggota KIP Pidie. Bukan tidak ada alasan dugaan itu muncul, karena kelima calon anggota KIP Pidie yang ikut diajak oleh beberapa oknum anggota Komisi I DPRK Pidie, justru dinyatakan lulus menjadi anggota KIP Pidie.

Pemerhati politik, sosial, dan pembangunan Kabupaten Pidie, Zulkifli BI, S.Sos, M.Si, menyampaikan ada dugaan konspirasi jahat yang ditengarai dilakukan oleh oknum anggota Komisi I DPRK Pidie bersama lima calon anggota KIP yang datang berziarah ke makam ulama Tgk Syik Dipasie.

Dugaan ini terjadi karena kelima orang calon anggota KIP Pidie tersebut dinyatakan lulus sebagai anggota KIP Pidie setelah kembali dari makam ulama keramat tersebut.

“Dan rapat pleno itu dilakukan setelah anggota Komisi I dan lima orang calon komisioner KIP Pidie itu kembali dari makam ulama yang dikenal keramat tersebut,” kata Zulkifli alias Doli. Peryataan ini disampaikan Doli saat menerima Waspada.id di salah satu warung kopi di Kota Sigli, Kamis (3/8) pagi.

Doli menduga, oknum anggota DPRK Pidie dari komisi I, bersama lima orang calon anggota Komisioner KIP Pidie, sengaja datang berziarah ke makam ulama keramat tersebut untuk melakukan komunikasi tentang deal-deal sebelum kelima calon komisioner KIP Pidie itu ditentukan nasibnya lolos atau tidak oleh Komisi I DPRK Pidie dalam rapat pleno.

“Ini patut dicurigai, karena beberapa anggota Komisi 1 hadir bersama lima orang calon komsioner KIP, dan siangnya kelima nama komesioner yang ditetapkan, ini justru lulus. Inilah yang membuat warga curiga dan mendesak Dewan Kehormatan (DK) DPRK Pidie untuk melakukan Pansus Etik Dewan (PED),” katanya.

Senada disampaikan Parktisi Hukum dan Pemerhati Kebijakan Publik, Muharramsyah SH, MH, dia menilai tidak ada yang salah mengunjungi makam. Konon lagi makam yang didatangi itu adalah makam orang saleh. Namun, dia menilai tidak elok ziarah makam itu dilakukan oleh oknum anggota Komisi I DPRK Pidie bersama lima orang oknum calon anggota Komisioner KIP Pidie, karena itu dilakukan pada waktu atau detik-detik Komisi I DPRK Pidie, akan melakukan rapat penentuan hasil seleksi 15 calon anggota KIP Pidie.

“Dan dari hasil rapat itu, lima nama calon anggota KIP Pidie yang diajak ke makam ulama keramat tersebut, justru mereka dinyatakan lolos dan itu terjadi setelah mereka pulang dari makam” katanya.

Muharram menuturkan, dirinya sudah melihat video CCTV dari kunjungan anggota Komisi I DPRK Pidie bersama lima orang calon anggota Komisioner KIP Pidie yang kini telah ditetapkan menjadi anggota KIP daerah setempat. Muharam menilai dari ziarah makam itu tersebut tidak ada unsur pidananya. Mereka melakukan ziarah seperti layaknya orang-orang umum melakukan ziarah kubur.

Dalam video tersebut juga tidak terdengar apa-apa yang mereka perbincangkan, dan mereka masuk ke dalam areal makam dengan sopan. Pun begitu, Muharramsyah menilai dalam persoalan ini beberapa oknum anggota Komisi DPRK Pidie tersebut dinilainya melanggar kode etik, karena melakukan pertemuan dengan calon anggota KIP Pidie menjelang dilaksanakan rapat penetapan calon anggota KIP.

“Saat mereka datang bertemu di makam ulama keramat ini belum ada keputusan, masih proses. Belum ada rapat paripurna, sehingga belum lahirnya keputusan resmi siapa yang lewat dan siapa yang tidak lolos menjadi anggota KIP Pidie. Ini masih berproseskan. Tetapi setelah pulang dari makam, lalu dilaksanakan rapat pleno justru kelima orang calon tadi yang sama-sama datang ke makam ulama itu lulus” katanya.

Menurut Muharram, karena rapat paripurna tentang penetapan anggota KIP Pidie masih berproses, perilaku oknum anggota Komisi I yang diduga melakukan pertemuan di makam ulama yang dikeramatkan ini, kata dia, sudah masuk pelanggaran etik. ”Karena ada indikasi melakukan konspirasi jahat untuk mendapatkan posisi yang disiapkan oleh negara, yaitu sebanyak lima kursi anggota Komisioner KIP. Kalau tidak ada niat, kenapa datang ke tempat itu hanya membawa lima orang calon, bukan ke 15 orang calon,” katanya.

Karena itu, Muharramsyah menyarankan kepada pihak-pihak yang merasa dirugikan dalam persoalan ini dapat menempuh jalur hukum dengan melaporkan anggota Komisi I DPRK Pidie ke DK BPRK dan juga melaporkan persoalan ini ke KPU Pusat secara resmi.

Lumrah Ziarah

Menanggapi laporan masyarakat tentang persoalan ini, Wakil Ketua DPRK Pidie T. Saifullah TS, SE, dengan nada santai menjawab lumrah bila ada masyarakat Aceh menziarahi makam. Apalagi makam yang didatangi itu adalah makam orang shaleh seperti makam Tgk Chik Dipasie (Syech Abdussalam-red) yang terletak di Gampong (desa-red) Pasie Ie Leubeue, Kecamatan Kembang Tanjong, Kabupaten Pidie. Menurut dia, orang datang berziarah ke makam orang alim dan dihormati banyak tujuannya.

“Ada yang datang melepaskan nazar dan macam-macam. Dan sejauh ini tidak ada larangan orang datang ke makam untuk berziarah, termasuk anggota dewan dan anggota Komisi I DPRK Pidie. Tidak ada larangan,” kata T.Saifullah.

Kepada Waspada.id, Wakil Ketua DPRK Pidie dari Fraksi Partai Golkar ini mengungkapkan, dia sudah melihat kiriman video CCTV tersebut. Dalam video itu beberapa orang yang terlihat mirip dengan oknum anggota DPRK Pidie dari Komisi I, dan orang yang gambarnya mirip oknum calon anggota Komisioner KIP Pidie memang terlihat jelas.

Tetapi kata dia selama berada di komplek pemakaman yang dikeramatkan tersebut, mereka terlihat sopan dan sesuai syariat Islam. Tingkah dan perilaku mereka dalam batas-batas kesopanan.

“Bisa dilihat di videonya, kawan-kawan yang gambarnya mirip oknum anggota DPRK Pidie mereka semua sopan-sopan, dan sama dengan tamu atau penziarah lainnya yang juga datang di tempat kuburan ulama yang kita hormati bersama itu. Jadi tidak ada yang salah. Kecuali mereka datang membuat rusuh dan tidak sopan atau tidak sesuai syariat Islam, itu baru salah” tuturnya.

Terkait ada masyarakat yang tidak puas, karena mengaitkan kegiatan anggota Komisi I, DPRK Pidie yang melakukan ziarah ke makam ulama yang juga kebetulan diduga bertemu dengan beberapa calon anggota komisioner KIP Pidie di lokasi yang sama, mau dilaporkan ke Dewan Kehormatan Dewan (DKD). T Saifullah menyampaikan, itu hak oknum masyarakat tersebut. “Ini negara hukum, silahkan membuat laporan. Semua warga negara memiliki hak yang sama,” katanya. (b06).

  • Bagikan