Komisi IX DPR-RI Janjikan Mesin MRI Baru Untuk RSUDZA

  • Bagikan
Sekda Aceh, Bustami, SE, M.Si, didampingi Direktur RSUDZA, dr. Isra Firmansyah, Sp.A, Ph.D, mendampingi kunjungan kerja rombongan Komisi IX DPR-RI di RSUDZA, Banda Aceh, Minggu (16/7). (Waspada/Zafrullah)
Sekda Aceh, Bustami, SE, M.Si, didampingi Direktur RSUDZA, dr. Isra Firmansyah, Sp.A, Ph.D, mendampingi kunjungan kerja rombongan Komisi IX DPR-RI di RSUDZA, Banda Aceh, Minggu (16/7). (Waspada/Zafrullah)

BANDA ACEH (Waspada): Sekretaris Daerah Aceh, Bustami, didampingi Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) Isra Firmansyah dan Kadiskes Aceh, Hanif, mendampingi rombongan Komisi IX DPR RI, saat melakukan kunjungan kerja ke RSUDZA, Minggu (16/7) sore.

Direktur RSUDZA Isra Firmansyah, dalam pemaparannya menjelaskan sejumlah data dan informasi kepada rombongan Komisi IX DPR RI, mulai dari sejarah singkat, prestasi serta kendal dan tantangan, di rumah sakit yang berstatus sebagai Rumah Sakit Pendidikan itu.

Direktur RSUDZA menjelaskan, pasien yang datang di Instalasi Gawat Darurat (IGD) di rumah sakit ini, rata-rata mencapai 103 pasien perhari, sementara daya tampungnya hanya sebanyak 40 tempat tidur saja.

“Keterbatasan daya tampung dengan jumlah pasien yang datang setiap hari di IGD ini, membuat kita harus bekerja ekstra. Namun kami tetap berprinsip tidak boleh ada pasien yang ditolak, yetap harus kami terima dan harus kami layani,” ujar Isra.

Selain itu, Dr Isra juga menjelaskan keterbatasan mesin Magnetic Resonance Imaging (MRI) di RSUDZA juga menjadi kendala.

“MRI kita ini pengadaan tahun 2009. Kemampuan merekam per harinya itu hanya 30, sementara pasien yang membutuhkan perekaman di MRI sangat banyak. Hal ini mengakibatkan antrean MRI di RSUDZA hingga Agustus, sedangkan antrean CT Scan itu hingga 26 Juli,” ujar Isra.

Usai mendengarkan pemaparan, salah seorang anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS, Ansory Siregar, mengingatkan salah seorang Dirjen Kementerian Kesehatan untuk memberikan satu unit alat MRI untuk RSUDZA.

“Pak Dirjen, tolong alokasikan satu unit MRI untuk RSUDZA. Kasihan masyarakat, sebagaimana penjelasan dari Pak Direktur tadi, bahwa lama antrean MRI hingga Agustus. Bayangkan, berapa biaya yang harus ditanggung keluarga pasien selama masa antri, dimana mereka menginap. Jadi Pak Dirjen, kalau tidak bisa tahun ini, maka tahun 2024 MRI tersebut sudah harus ada di ZA, ya anggap saja hadiah dari kunjungan Komisi IX ke Aceh,” ujar Ansory, yang diamini oleh sejumlah anggota DPR RI lainnya.

Usai pertemuan dan mendengar pemaparan dari Direktur RSUDZA, rombongan Komisi IX DPRI meninjau sejumlah ruang di rumah sakit tersebut. Di antaranya ruang Instalasi Gawat Darurat dan sejumlah ruang rawat inap. (b03)

  • Bagikan