LHOKSEUMAWE (Waspada): Makam Habib Bugak Al Asyi di Kecamatan Jangka, Bireuen butuh perhatian Pemerintah Aceh. Ulama Aceh ini dikenal denga ikrar wakaf yang dilakukan dua abad yang lalu, hasilnya masih bisa dinikmati oleh jemaah haji asal Aceh sampai saat ini.
Badan Advokasi Indonesia (BAI) menilai, Pemerintah Aceh harus peduli dengan peninggalan sejarah, keberadaan ulama Aceh Habib Bugak. Dari pantauan BAI, jalan khusus masuk ke lokasi makam belum ada. Selain itu, di lokasi itu juga perlu dibangun gedung yang layak untuk menampung para penziarah lokal dan luar negeri. “Banyak penziarah dari luar negeri datang ke makam Habib Bugak, namun sayangnya jalan masih sulit dilintasi,” jelas Staf Khusus Ketua Umum BAI pusat Agussalim Anzib yang didampingi Dewan Pembina BAI Aceh H.M.Yusuf Hasan, Selasa (15/2).
Jalan menuju makam Habib Bugak, menurut Agussalim, sampai sekarang belum ada. Selama ini penziarah menggunakan jalan gampong milik warga sekitar lokasi makam. “Jalan desa sangat sempit dan sulit dilintasi,” tambah Agussalim.
Untuk pembangunan jalan perlu pembebasan lahan sekitar 0,5 kilo meter. Menurutnya pembebasan tanah disana perlu segera dilakukan, sehingga jalur akses ke makam lebih mudah.
Selain itu, Pemerintah Aceh juga perlu membangun gedung di lokasi makam. Perlu pemugaran gedung, sehingga bisa dimanfaatkan untuk penziarah. Selain itu, juga perlu gedung untuk penyimpanan barang-barang peninggalan Habib. Sehingga bisa digunalakan untuk museum.
Sebelumnya, Pangdam Iskandar Muda telah melakukan pemugaran di lokasi makam. “Setelah dipugar lokasi itu semakin bagus,” ungkap Agussalim. Namun Pemerintah Aceh harus melanjutkan pembagunan lagi agar lebih indah. Staf Khusus Ketua BAI pusat, ikut menyampaikan apresiasi kepada Pangdan Iskandar Muda dan Kapolda Aceh yang ikut peduli membantu membangun makam Habib Bugak.(b08)
Waspada/Ist
Tokoh masyarakat bersama Dewan Pembina BAI Aceh H.M.Yusuf Hasan, melakukan ziarah ke makam Habib Bugak beberapa waktu lalu.