Momentum PKA-8, Mengulas Kejayaan Aceh Singkil Negeri Penghasil Kapur Barus

  • Bagikan
Momentum PKA-8, Mengulas Kejayaan Aceh Singkil Negeri Penghasil Kapur Barus
Kadis Syariat Islam Aceh Besar Rusdi, S.Sos (pakai kupiah hitam) bersama dengan BKM Se Aceh Besar, dalam rangka pendistribusian buku khatib news di Lambaro, Aceh Besar, Sabtu (13/05/23). (Waspada/T.Mansursyah)

SINGKIL (Waspada): Perhelatan 4 tahun sekali yang dilaksanakan di negeri Serambi Mekah Aceh ini, menjadi momentum untuk mengulas kembali kejayaan Aceh Singkil di masa lampau.

Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) yang ke-8 tahun 2023, Kabupaten Aceh Singkil menampilkan Kayu Kapur, yang menjadi salah satu sumber daya alam Aceh Singkil yang berkhasiat menjadi obat-obatan tradisional dan bahan rempah yang telah dikenal mendunia diperkirakan pada abad ke-17 sampai 19.

Pj Bupati Aceh Singkil Drs Azmi MAP mengatakan, Aceh Singkil sekitar abad ke-16 sampai 19 sangat terkenal dengan kota maritim.

Karena dimasa kejayaannya dimasa lampau itu Aceh Singkil menjadi salah satu jalur perdagangan rempah. Seperti Kapur Barus atau dulu yang disebut dengan Kamper, yang sudah banyak diburu perdagangan Internasional pada masa zaman Kesultanan Iskandar Muda.

Momentum PKA-8, Mengulas Kejayaan Aceh Singkil Negeri Penghasil Kapur Barus
Tim penilai PKA-8 saat mengunjungi stand ekonomi rempah Aceh Singkil, yang menampilkan rempah-rempah serta motif baju batik khas daerah Aceh Singkil. WASPADA/Ariefh.

Kayu kapur ini yang kita tampilkan pada even PKA 8. Karena memiliki historis yang menjadi eksistensi Aceh Singkil dimasa lampau, sebagai jalur perdagangan Internasional.

Seperti penyampaian Gubernur Aceh, bahwa kegiatan PKA-8 saat ini, mengingatkan kita untuk kembali mengenang masa kejayaan Aceh dimasa lampau yang memiliki kekayaan rempah-rempah hasil bumi.

“Disaat sekarang ini momentum dan semangat ini menjadi upaya kita untuk bisa membawa kembali Aceh ke masa depan yang gemilang,” ucap Azmi.

Kamper atau yang sekarang dikenal dengan kapur barus, salah satu hasil sumber daya alam sejak zaman rempah, yang banyak diburu dunia Internasional. Baik para pedagang arab, Mesir, Yaman maupun Asia Timur Raya, Eropa, China dan Tiongkok semua memburu kapur barus.

Dalam momen PKA ini, akan kita tunjukkan kepada dunia, bahwa Aceh Singkil daerah yang sudah maju dan punya peradaban tinggi di masa Kesultanan Iskandar Muda. “Rempahkan Bumi, Pulihkan Dunia” yang menjadi makna pijakan peradaban mulai sejak masa kejayaan dan saat ini,” beber Azmi.

Ketua MAA Kabupaten Aceh Singkil Ustadz Zakirun Pohan MAg, kepada Waspada.id, Senin (6/11/2023) mengatakan, PKA ke-8 tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Dengan mengangkat isu sejarah jalur rempah di Aceh menjadi hal yang menarik ditampilkan. Seperti bermacam ragam rempah-rempah yang bisa menjadi obat-obatan tradisional. Termasuk Aceh Singkil yang merupakan penghasil kapur barus dimasa itu, dari kayu kapurnya.

Di anjungan kita tampilkan kayu kapur yang menghasilkan kapur barus. Dan kita tampilkan kayunya, kemudian bagaimana memperolehnya sampai dengan bisa menjadi kapur barus. Sehingga PKA tahun ini menjadi momentum kita untuk memperbaiki dan mengulas kembali sejarah kejayaan rempah dimasa lampau dan untuk masa depan.

Momentum PKA-8, Mengulas Kejayaan Aceh Singkil Negeri Penghasil Kapur Barus
Wakil Ketua MAA Sahbuddin bersama petugas Stand Anjungan Aceh Singkil, menunjukkan kayu kapur penghasil kapur barus serta alat-alat yang digunakan untuk mengelola. WASPADA/Ariefh.

Sesuai harapan Pemerintah Provinsi Aceh, untuk mengembalikan kejayaan jalur rempah Aceh, agar bagaimana kita angkat kembali dari status ekonomi masyarakatnya, membudayakan dengan kuliner, hingga bisa diperjual belikan dan menghasilkan nilai ekonomi. “Dan ini akan menjadi jati diri Aceh Singkil dan Provinsi Aceh,” pungkas Zakirun.

Pantauan Waspada.id PKA-8 yang berlangsung di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, dibuka pada Sabtu (4/11) malam, sempat membuat macet ruas jalan yang hendak menuju lokasi kegiatan.
Beberapa titik ruas jalan sempat macet total selama 30 menit, sehingga terlambat menyaksikan pembukaan even PKA tersebut.

Sehingga pengunjung lebih memilih berjalan kaki mulai dari jalan protokol Kantor Gubernur Aceh serta jalan yang melintasi Masjid Oman Banda Aceh. (B25)

  • Bagikan