PCWIP Jakarta Gelontorkan Rp18 M Untuk Pembangunan Pesantren Modern Di Aceh Utara

  • Bagikan

SEUNUDDON, Aceh Utara (Waspada): Perkumpulan Cahaya Warisan Ibu Pertiwi (PCWIP) Jakarta, segera gelontorkan anggaran senilai Rp18 miliar untuk pembangunan gedung ruang belajar di tiga pesantren modern (yayasan) yang ada di Kabupaten Aceh Utara. Bantuan tersebut diberikan untuk menghilangkan asumsi masyarakat tentang pondok pesantren itu kumuh dan bagaikan penjara.

Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Perkumpulan Cahaya Warisan Ibu Pertiwi, Sudarmawan, Kamis (3/2) saat berkunjung ke Yayasan Yatim Piatu Aneuk Laot di Gampong (desa) Mana Kawan, Kecamatan Seunuddon.

Kedatangan mereka ke yayasan tersebut untuk memverifikasi permohonan yang masuk ke perkumpulan tersebut dari Yayasan Muta’alimin Mubtadi di Gampon Pucok Alue, Kecamatan Baktya, Yayasan Aneuk Laot di Gampong Manakawan dan Yayasan Nurul Yakin di Gampong Ulee Rubeik Barat, Kecamatan Seunuddon.

“Ke tiga yayasan tersebut kita kunjungi dan lihat langsung situasinya. Kita tidak ingin hanya menerima data dalam bentuk tulisan saja. Proposal yang masuk ke kami, ke tiga yaysan itu mengajukan permohonan untuk merenovasi gedung yang ada di pesantren modern tersebut. Atas dasar inilah kami hadir di sini,” terang Sudarmawan.

Dalam kunjungan tersebut, Sudarmawan tidak sendiri namun ikut serta Wakil Ketua Umum, Syahroni, Wakil Sekjen, Fatul Alim, dan Wakil Bendahara Umum, Ali Mahfud. Kehadiran tim di tiga yayasan itu untuk memverifikasi ke tiga pesantren itu apakah sesuai dengan proposal yang dilayangkan kepada Perkumpulan Cahaya Warisan Ibu Pertiwi atau tidak.

“Ke tiga-tiga yayasan ini meminta penambahan gedung dan untuk penambahan ruang kelas. Lalu kemudian, tim verifikator akan mengecek kelayakannya untuk menjadi peserta sebagai penerima bantuan yang akan mita berikan ini,” terang Sudarmawan.

Menjawab Waspada, Sudarmawan menyebutkan, ada 21 kriteria untuk menjadi peserta penerima bantuan dari Perkumpulan Cahaya Warisan Ibu Pertiwi Jakarta. Beberapa diantaranya disebutkan, harus jelas legalitas lahan atau tanah tempat pembangunan gedung dan lahan tersebut harus atas nama yayasan yang mengajukan permohonan.

Ke dua, kata Sudarmawan, pihaknya akan mengecek kelayakan kontraktor yang mengerjakan pembangunan gedung. Kontraktor yang mengerjakan pekerjaan ini, sebut Darmawan, harus kontraktor yang ditunjuk oleh pembina dan ketua yayasan, dan harus disesuaikan dengan keputusan rapat seluruh pengurus.

“Alhamdulillah, Kamis (3/2) kita bersama tim sudah turun dan melihat langsung kondisi ke tiga yayasan yang mengajukan permohonan kepada perkumpulan kita, dan semua yayasan tersebut layak untuk menjadi peserta sebagai penerima bantuan dari kami. Namun ke tiga yayasan itu harus melengkapi seluruh persyaratan admnistrasi sesuai yang kita harapkan. Untuk tahun ini hanya tiga yayasan yang kita verifikasi. Namun jika ada rezeki tahun depan, bantuan akan kita tambahkan lagi untuk yayasan yang berbeda di Aceh Utara,” sebutnya.

Jumlah bantuan yang akan diberikan kepada setiap yayasan itu senilai Rp5 miliar untuk pembangunan gedung baru dan Rp1 miliar untuk pengadaan mobile. Itu artinya, jika semua persyaratan memenuhi 21 kriteria, maka jumlah bantuan yang akan diberikan mencapai Rp18 milair untuk Kabupaten Aceh Utara ddi tahun 2022.

Sudarmawan menambahkan, dengan adanya bantuan seperti ini pihaknya ingin menghilangkan asumsi negative masyarakat tentang pondok pesantren. Selama ini masyarakat beranggapan, pesantren itu kumuh, seperti penjara, tempat berpanyakitan dan tempat yang tidak layak untuk dititipkan anak-anaknya di sana.

“Pesantren itu adalah tenpat mencari ilmu. Kualitas pendidikan di pesantren nantinya harus setara dengan lembaga pendidikan umum. Pesantren akan kita buat menjadi tempat paling nyaman sehingga anak-anak menjadi betah mondok di pesantren. Selama ini banyak masyarakat yang ogah menitipkan anak mereka di pesantren karena dianggap sumber penyakit,” sebutnya, seraya menyebutkan.

Nanti anggapan ini harus dihilangkan. Seluruh sanitasi di pondok pesantren harus lebih baik. Mandi tidak boleh lagi bersama-sama dalam satu bak air. Kemudian, anak-anak nanti mandi dalam kamar mandi, pakai shower dan sabun cair. Dengan begitu, jika ada satu anak yang sakit tidak tertular bagi anak-anak lainnya.

Kemudian, di setiap pondok pesantren modern, setiap santri belajar dalam satu ruangan yang dilengkapi dengan computer lengkap. Pesantren ke depan tidak hanya prioritas untuk pendidikan agama seperti tahfidz quran saja,namun bisa ditambahn muatan lokal. “Kita berharap ke tiga yayasan yang sudah kita verifikasi untuk segera melengkapi seluruh persyaratan yang kita minta,” harapnya.

Menjawab Waspada, Sudarmawan mengatakan, Perkupulan Cahaya Warisan Ibu Pertiwi Jakarta tidak hanya bergerak di bidang pendidikan, namun juga dibidang social dan bahkan perkumpulan ini dapat mendukung pembiayaan untuk program-program unggulan pemerintah yang hingga saat ini belum dapat diwujudkan karena kekurangan anggaran.

“Intinya semua layak dibantu asalkan sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh founder. Kami ini dari Perkumpulan Cahaya Warisan Ibu Pertiwi adalah pesuruh dari pemilik dana. Asalkan setiap yayasan dapat mengikuti petunjuk teknis dan petunjuk pelaksana yang kami berikan, maka bantuan segera kita gelontorkan. Pesantren harus selalu optimis untuk lebih maju,” pintanya.

Kepala Dinas Dayah Kabupaten Aceh Utara, Abdullah Hasbullah pada kesempatan itu menyebutkan, pihaknya atas nama Bupati Aceh Utara membantu tiga yayasan yang telah diverifikasi oleh tim verifikator dari Perkumpulan Cahaya Warisan Ibu Pertiwi untuk mendapatkan bantuan dana pembangunan gedung dan ruang kelas yang baru.

“Ini merupakan usaha kita bersama dengan ketua yayasan. Kemudian dukungan dari tim yang menjemnatani kami dengan PCWIP Jakarta yaitu Bapak Azhari Hasan, Ardian, Riansyah, dan Helmi. Terimakasih atas segala bantuannya. Insya Allah ke tiga yayasan yang telah diverifikasi itu akan segera menerima bantuan senilai Rp18 miliar. Masing-masing yayasan mendapatkan Rp6 miliar dalam tahun ini,” sebut Abdullah Hasbullah. (b07)

Keterangan foto : Ketua Umum Perkumpulan Cahaya Warisan Ibu Pertiwi Jakarta, Sudarmawan sedang memberikan arahan kepada ke tiga ketua yayasan calon penerima bantuan di Yayasan Yatim Piatu Abeuk Laot, Manakawan, Seunuddon, Aceh Utara. Waspada/Maimun Asnawi

  • Bagikan