Serangan Hama Burung dan Walangsangit di Abdya

- Aceh
  • Bagikan

BLANGPIDIE (Waspada): Sejak beberapa minggu terakhir, hama burung pipit (Taeniopygia gutta), juga hama walangsangit (Leptocorisa Acuta Thunberg), menyerang tanaman padi milik warga di wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).

Akibatnya, sejumlah titik areal persawahan penduduk, terancam gagal panen.

Sebagaimana halnya yang terjadi di hamparan areal persawahan dalam tiga Kecamatan di Abdya, seperti Kecamatan Blangpidie, Kecamatan Jeumpa dan Kecamatan Susoh.

Tanaman padi yang sedang mekar dan proses pengisian bulir di kawasan itu, diserang hama burung yang mengganas. Di mana, dalam satu hamparan saja, kumpulan burung pipit yang mendarat ribuan ekor, dengan taksiran diameter luas 50×50 meter.

Mendaratnya kumpulan ribuan burung pipit tersebut, bukan hanya sekali jalan. Dibelakang gerombolan itu, kumpulan burung pipit yang lain susul menyusul dan menyebar ke hamparan-hamparan areal persawahan sekitar.

“Beginilah kondisinya pak. Bapak sudah lihat sendiri serangan hama burung tadi. Kami kwatir, kondisi ini akan mengancam hasil panen kami,” ungkap Agus, salah seorang warga tani Kecamatan Susoh, dengan sedih, Senin (14/2).

Dikatakan Yurnismal, petani lainnya, umumnya burung pipit memakan bulir padi yang baru berisi. Disamping burung pipit, burung lainnya yang menyerang tanaman padi warga juga ada burung merpati (Columbidae), burung balam atau tekukur (Spilopelia chinensis), burung manyar tempua (Ploceus manyar).

Burung pipit yang menyerang tanaman padi, harus dijaga ketat secara bergiliran melibatkan anggota keluarga. Tanaman padi yang sedang berisi tersebut harus dikawal sampai ke tengah areal sawah, karena burung pipit dalam jumlah besar itu bersembunyi dibalik daun padi sambil mengisap bulirnya.

“Serangan hama yang mengganas kali ini, bisa jadi akibat umur tanaman padi yang sangat bervariasi. Sehingga hama leluasa merusak dan memakan bulir padi,” kata Joni, petani di Kecamatan Blangpidie.

Demikian juga dengan serangan hama walang sangit, yang sangat meresahkan dan mengancam nasib petani Abdya. Sebagaimana diakui Aidil, salah seorang petani di areal persawahan Kecamatan Jeumpa.

Pihaknya mengaku, dalam menanggulangi serangan hama dimaksud, dirinya juga warga tani sekitar lainnya, sudah beberapa kali melakukan penyemprotan pestisida, untuk mengusir hama tersebut.

“Jika tidak serius ditangani, akan berdampak terhadap gagalnya panen. Andaipun ada yang bisa dipanen nantinya, dipastikan bulir padi berwarna hitam, dengan kualitas beras yang dihasilkan juga tidak baik,” sebutnya.

Selain mengusir dengan penyemprotan menggunakan pestisida, petani juga melakukan cara-cara tradisional, untuk mengusir hama meresahkan tersebut. Seperti menanam potongan pelepah kelapa dan tanaman lain, yang dianggap mampu mengusir hama, serta rutin membuat pengasapan di areal persawahan.

“Mudah-mudahan usaha kita ini dapat mempertahankan panen mendatang. Jika gagal panen, entah bagaimana nasib kamis dan keluarga,” sesal Amiruddin, warga tani lainnya di lokasi.(b21)

  • Bagikan