Tadarus Alquran, Momen Mengumpulkan Pahala Ramadhan

  • Bagikan

TADARUS atau membaca Alquran sudah menjadi ibadah rutin umat Islam di bulan Ramadhan. Khusus di Provinsi Aceh, tadarus Alqur’an sudah mendarah daging sejak Islam masuk ke Aceh ratusan tahun yang silam. Kondisi ini bertujuan menghidupkan suasana bulan yang penuh keberkatan dan keampunan.

Menghidupkan tadarus dinilai dapat menumbuhkan semangat membaca kalam Ilahi bagi kaum muslim, lebih-lebih kalangan muda Islam. “Tadarus Alquran di Aceh sudah mendarah daging dalam benak umat Islam saat datangnya ramadhan, bahkan seluruh masjid, meunasah (surau) dan dayah-dayah menghidupkan tradisi tadarus ini mulai selesai shalat tarawih hingga selesai imsak,” kata Wakil Ketua Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Aceh Timur, Tgk Ridwan Idy, Kamis (7/4).

Selama Ramadhan 1443 hijriyah, Isa mengaku sudah mengingatkan seluruh pengurus dan kader BKPRMI mulai dari kabupaten hingga ke kecamatan dan desa untuk meramaikan masjid dengan berbagai kegiatan, seperti membantu mengatur hidangan berbuka, mengatur jadwal salat tarawih dan mengatur petugas tadarus yang dimulai sejak selesai tarawih hingga menjelang waktu sahur.

“Bahkan menjelang sahur para pengurus BKPRMI kita minta untuk pembangunan umat Islam untuk bersahur, alhamdulillah hal ini sudah berlangsung bertahun-tahun,” ujar Ridwan Idy, seraya mengatakan, dalam suasana pandemi pihaknya juga telah mengingatkan agar aktivitas para pengurus BKPRMI di luar rumah untuk tetap mengenakan masker dan menjaga jarak saat berinteraksi.

Tadarus Alquran terlihat di seluruh masjid dan meunasah serta balai-balai pengajian dalam Ramadhan. Diharap, tradisi Ramadhan yang sangat mulai itu dapat dipertahankan di bulan-bulan di luar Ramadhan. Sebagaimana terlihat di Meunasah Gampong Matang Pineung, Kecamatan Darul Aman, Aceh Timur, kegiatan tadarus dimulai sejak sore sebelum berbuka hingga menjelang sahur.

Tampak di sana, pelajar dan remaja usia 15-30 tahun secara bergiliran bertadarus dengan menggunakan alat pengeras suara. Bahkan, dalam sebulan mampu mengkhatamkan Alqur’an mencapai 3-4 kali. “Banyak hikmah dari tadarus, di antaranya mengajarkan lancar membaca Alqur’an,” kata timpa Tgk. Ridwan Idy.

Sementara itu, Ketua PC-HUDA Darul Aman, Tgk. Fadli Al Dina yang akrap disapa Abiya itu menambahkan, tadarus secara berkelompok antara 5-10 orang atau 2-6 orang, merupakan sudah membumi di Aceh. Mereka secara berjamaah duduk bersila membentuk lingkaran (bundar) untuk bertadarus dan setiap jamaah menyimak dan membaca saat tibanya giliran.

“Mereka membaca satu persatu ayat dalam Alqur’an. Ketika yang satu membaca maka yang lainnya diam mendengarkan dan menyimak secara khusyuk. Jikalau salah bacaannya secara ilmu tajwid, maka jamaah yang menyimaknya akan menegur dan membenarkan untuk diulang,” kata Abiya.

“Semakin sering mengikuti tadarus maka semakin mempermudah dan memperlancar bacaan Alqur’an. Tak jarang, dalam sebulan mampu mengkhatam Alquran tiga kali yang biasanya dilakukan malam ke 9, 17 dan 27 Ramadhan,” sebut Abiya.

Menurut dia, tadarus merupakan momentum beramal sambil beribadah selama Ramadhan dan sudah membudaya sejak zaman dahulu kala. Bukan hanya di masjid-masjid, surau dan meunasah, namun tadarus juga dilakukan perorangan di rumah-rumah umat Islam selama ramadan. “Biasanya, umat Islam melaksanakan tadarus setelah selesai salat lima waktu, baik laki-laki atau wanita,” sebut Abiya.

Semoga tadarus Alqur’an menjadi momen umat Islam dalam mengumpulkan amalan tambahan, namun agama Islam menganjurkan setiap umat yang sudah aqil baligh sering membaca Alqur’an atau mushaf, tetapi tetap dalam keadaan suci dari hadas kecil dan hadas besar. WASPADA/M. Ishak/F

  • Bagikan