Scroll Untuk Membaca

Ekonomi

BPS Sumut Gelar FGD Penyusunan PDRB Triwulanan Dan Rebasis PDRB Berbasis CVM

BPS Sumut Gelar FGD Penyusunan PDRB Triwulanan Dan Rebasis PDRB Berbasis CVM
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Badan Pusat Statitik (BPS) Provinsi Sumatera Utara menggelar Focus Group Discussion dalam rangka persiapan penyusunan PDRB Triwulanan dan Rebasis PDRB Berbasis CVM (Chain Volume Measure), di Santika Dyandra Premier Hotel Medan, Selasa (19/12/2023).

Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman terkait pentingnya data yang komprehensif dari masing-masing dinas/instansi dan terjalinnya kerjasama dengan dinas terkat dalam penyediaan data untuk penghitungan PDRB Triwulanan Kabupaten/kota. Kegiatan ini merupakan bentuk penjaminan mutu dan kualitas data neraca yang dihasilkan khususnya PDRB sebagai tahap awal untuk memperkuat koordinasi dan kolaborasi.

Kegiatan yang dibuka Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin ini menghadirkan narasumber yakni Direktur Neraca Pengeluaran BPS RI, Pipit Helly Sorayan, SE,ME dan Pengamat Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sumatera Utara, Wahyu Ario Pratomo, serta dihadiri perwakilan instansi maupun dinas OPD di seluruh kabupaten/kota di Sumut.

Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanudin menyampaikan, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka sosialisasi Rebasing (Penetapan Kembali Tahun Dasar Baru) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dengan metode CVM (Chain Volume Measurement).

“Perubahan metode ini bertujuan untuk mendapatkan informasi perekonomian yang lebih representatif, up-to-date, akurat, dan reliable. Harapannya, dengan adanya rebasing dapat meningkatkan kualitas data PDRB dan menjamin konsistensi dari pendekatan penghitungan PDRB,” ujarnya.

Disebutkan, berdasarkan rekomendasi UN Statistical Commission (UNSC), perubahan tahun dasar dilakukan setiap 5 atau paling lama 10 tahun sekali. Sedangkan PDB/PDRB Indonesia saat ini masih menggunakan tahun dasar 2010. Sedangkan metode CVM ini akan dilaksanakan setiap tahun.

Dengan adanya metode yang baru ini, lanjutnya, akan menghasilkan data yang lebih berkualitas. Selain itu bisa menangkap perubahan-perubahan yang boleh jadi gejolaknya itu sangat cepat. Seperti kemarin saat pandemi Covid-19, itu juga menjadi suatu situasi yang berbeda, jadi dengan menggunakan CVM bisa jadi presisinya lebih kuat.

“Ini memang suatu metode baru untuk PDRB dan BPS masih terus beradaptasi. Karena banyak sekali SDM di BPS baik di provinsi atau kabupaten kota membutuhkan pemahaman. Karena itu kita latihan, kita sosialisasikan tetapi bukan hanya internal BPS saja tetapi juga kita mengajak sejumlah instansi untuk bisa mendapatkan informasi ini,” katanya.

Nurul Hasanudin menyebutkan, metode ini sudah dicoba di nasional dan akan digulirkan ke provinsi. Pihaknya sedang menunggu dari nasional dan BPS Sumut sudah menyiapkan data-datanya, menyiapkan sumber informasinya dan SDM untuk menyampaikan informasi.

“Jika perubahan metode ini sudah diambil, dengan perubahan yang baru maka tidak boleh mundur dengan metode sebelumnya. Sebab itu, BPS menyiapkan SDM-nya untuk mengawal sehingga perhitungannya bisa berkelanjutan,” ujarnya.

Diharapkan dengan kegiatan yang dihadiri OPD dan lembaga, BPS mendapatkan dukungan data dari stakeholder. Mengingat setiap sektor memiliki sumber data yang baru dan tidak semua informasi didapat, misalnya dengan bersama-sama seperti ini dapat memberikan data untuk gambaran terkait dengan sektor ekonomi.

“Dengan metode CVM akan dilaporkan setiap tahun, mulai dari harga, volume, agar bisa memotret kondisi ekonomi lebih stabil dan komprehensif,” ujarnya.

Menjawab pertanyaan wartawan, Nurul Hasanudin pada kesempatan itu mengatakan, Badan Pusat Statistik sebagai lembaga yang bertanggung jawab untuk memotret bagaimana profil ekonomi setiap triwulan. Bahkan yang disajikan itu membutuhkan dukungan dari berbagai stakeholder apakah itu terkait sumber data dan juga bagaimana sektor-sektor itu dibangun tentunya perlu informasi-informasi.

“Sehingga langkah sinergi itu menjadi satu kepastian di dalam membangun hasil yang lebih baik hasil yang lebih berkualitas agar secara utuh kita bisa memberikan gambaran PDRB setiap waktunya lebih jelas antara daerah maupun waktunya berbanding secara baik,” sebutnya.

Nurul Hasanudin menyebutkan, terakhir BPS Sumut merilis angka pertumbuhan ekonomi di angka 4,94 persen, artinya ini satu informasi yang menjadi indikator bagaimana capaian ekonomi di daerah. Dan itu jika dibandingkan dengan provinsi lain seperti apa, di region Sumatera juga seperti apa bahkan di level nasional maka dijadikan informasi bagaimana sektor-sektor apa saja yang harus dikuatkan.

Misalnya, kontribusi dari pada sektor pertanian Sumut di 23,71 persen menjadi kontribusi besar di dalam membangun ekonomi di Sumatera Utara ini. Jadi kalau misalnya tidak memiliki informasi secara jelas tentu akan kehilangan arah dalam membangun.

“Jika sudah dapat informasi dari sektor pertanian dan pastinya banyak pekerja yang banyak bergantung dengan sektor itu maka kebijakan yang lahir tentunya bisa memperhatikan kesejahteraan rakyat di sektor pertanian cukup dominan,” ujarnya.

Dalam FGD tersebut, Direktur Neraca Pengeluaran BPS RI, Pipit Helly Sorayan, SE,ME menyampaikan pemaparan dengan topik ‘Sosialisasi Rebasing PDB/PDRB Berbasis CVM’. Sedangkan Pengamat Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sumatera Utara, Wahyu Ario Pratomo, menyampaikan pemaparan dengan judul Manfaat dan Tantangan Perubahan PDRB, dengan moderator dari BPS Pendi Dewantoro. (m31)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanudin bersama perwakilan lintas sektoral di Sumatera Utara foto bersama di sela kegiatan FGD SUDA 2024 dan Standar Pelayanan Statistik Terpadu, di ruang Lt.5 Gedung BPS Sumut, Jl. Asrama Medan, Rabu (21/2/2024).
Ekonomi

MEDAN (Waspada): Dalam rangka pembahasan publikasi Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka 2024 dan demi terwujudnya data yang berkualitas, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara menggelar Focus Group Discussion (FGD)…

Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanudin, saat memberi keterangan kepada media pada Rakorda ST2023 dan Rilis Angka ST2023 Tahap 1, di Grand City Hall, Medan, Senin (4/12/2023).
Ekonomi

MEDAN (Waspada): Berdasarkan hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2023 (ST2023), jumlah usaha pertanian di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) tahun 2023 sebanyak 1.517.141 unit. Jumlah usaha tersebut didominasi oleh Usaha Pertanian…

Ekonomi

MEDAN (Waspada): Ekonomi Sumatera Utara Triwulan III-2023 terhadap triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 2,00 persen (q-to-q). Sedangkan secara year on year (y-on-y) tumbuh sebesar 4,94 dan (c-to-c) tumbuh sebesar 5,00…

Ekonomi

MEDAN (Waspada): Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut sudah selesai melakukan Pendataan Lengkap Koperasi dan UMKM (PL-KUMKM) 2023 di lapangan dan saat ini sedang proses validasi pengolahan datanya.  Kepala BPS Sumut,…