Bagaimana Intelijen Ekonomi Bekerja?

  • Bagikan

Para inovator intelijen menjadi aset paling berharga dari suatu organisasi. Di era inilah organisasi harus menjadi sebuah entitas yang cerdas. Sebab bagaimanapun, di era intelijen, lembaga negara selain penegak hukum membutuhkan kerja-kerja intelijen ekonomi

Dalam hal ini filosofi intelijen yaitu senyap, cepat dan tepat alias Velox et Exactus. Intelijen bisa menganalisa, mencari, dan mengumpulkan informasi, memandang suatu masalah ekonomi dari berbagai sudut pandang serta memberikan suatu warning.

Intelijen ekonomi adalah kegiatan pengumpulan data seluruh aspek penting perekonomian dan analisis data perekonomian untuk basis pengambilan keputusan strategis pemerintahan bidang ekonomi.

Informasi bidang ekonomi dibutuhkan untuk penyusunan anggaran Pendidikan, anggaran pertahanan, antisipasi Krisis pangan dan social serta menjadi faktor penggentar bagi negara negara yang dianggap tidak bersahabat.

Masalah keamanan yang lebih bersifat ekonomis seperti energi, ketahanan pangan, finansial, terorisme yang sangat asimetrik, perompakan, pembajakan, penyelundupan manusia, pencucian uang, dan bentuk kejahatan transaksional bersifat lokal; penimbunan barang, penyeludupan, illegal driling, PETI, batubara dan lainnya begitu kompleks.

Kondisi ini memerlukan pendekatan informasi yang lengkap, menyeluruh, dan sempurna agar pemerintah dapat mengambil posisi yang tepat.

Dalam hal ini, dukungan informasi intelijen ekonomi sebagai upaya early warning dan early detection yang tajam dan akurat sangat dibutuhkan agar langkah kebijakan pemerintah untuk meresponsnya tidak merugikan negara.“

Operasi intelejen sangatlah penting Dalam keadaan apapun. Setiap langkah pasukan tergantung padanya“.

Sekarang, perkembangan teknologi membuat informasi itu bisa diperoleh dengan mudah. Di sisi lain, saatini pembangunan ekonomi tergantung pada pengetahuan pelaku usaha dan regulator untuk mengolah kecerdasan dan menggunakannya untuk keuntungan ekonomi. 

Saat ini adalah saat mengumpulkan dan mengembangkan informasi berkualitas. Bukan waktunya untuk menimbun sejumlah besar informasi. Ini adalah zaman global yang benar-benar di mana semangat keterbukaan mendorong ekonomi baru dengan cara-cara yang belum pernah disaksikan di masa sebelumnya.

Ini adalah kebangkitan kembali intervensi manusia yang, secara paradoks, meningkatkan pentingnya teknologi.

Salah satu contoh fungsi intelijen ekonomi dalam perpajakan misalnya, peran intelijen pajak sesuai  dengan fungsinya yaitu penyelidikan, pengamanan, dan penggalangan. 

Dari sisi penyelidikan peran intelijen pajak adalah memberikan analisis data sebagai trigger dimulainya tindakan penegakan hukum pajak atau tax law enforcement.

Dari fungsi pengamanan intelijen perpajakan berperan dalam usaha menciptakan keamanan untuk kantor, berkas Wajib Pajak, dan personil/pegawai pajak.

Dari fungsi penggalangan, intelijen pajak berperan aktif dalam usaha untuk membuka jalan terciptanya perjanjian kerja sama dengan pihak eksternal yang dianggap dapat membantu tupoksi dirjen perpajakan.

Dari satu contoh ini bisa kita simpulkan, saat ini era di mana para inovator intelijen menjadi aset paling berharga dari suatu organisasi. Di era inilah organisasi harus menjadi sebuah entitas yang cerdas.

Sebab bagaimanapun, di era intelijen, lembaga negara selain penegak hukum membutuhkan kerja-kerja intelijen ekonomi, seperti, bea cukai, imigrasi, pajak dan lainnya dituntut kompetitif dan canggih dalam mengumpulkan dan memproses informasi untuk menghasilkan kecerdasan.

Akhirnya, di masa depan, data-data ini akan menjadi sebuah raksasa bisnis yang dikenal dengan Big Data. Big Data akan menjadi komoditas dagang yang besar dan dalam bahasa saya akan menjadi pusat ramalan modern yang mampu menjadi bahan konsultasi keputusan yang akurat.

Hari ini, kebutuhan intelijen ekonomi digunakan untuk membangun formasi sumber daya yang mapan  dari masing-masing negara agar dapat bersaing dan sejahtera. Di sinilah kita harus lebih menjalankan Intelijen ekonomi berbasis data yang handal terpercaya

Pada masa lalu, pola hubungan antarnegara dunia yang bersifat bipolar didominasi oleh isu-isu geopolitik dan geostrategi, seperti pengembangan kekuatan militer serta hegemoni kekuasaaan antara satu negara dan negara lainnya.

Namun saat ini globalisasi mengubah sifat pola hubungan itu menjadi ekonomis, dalam arti keamanan nasional suatu negara cenderung dilihat dari aspek kekuatan ekonominya, bukan dari kapabilitas militer dan persenjataannya. 

Kompleksitas globalisasi tersebut menciptakan tantangan yang khas bagi dunia Intelijen dan sudah saatnya pengamat intelijen di Indonesia merespons hal itu dengan memusatkan perhatiannya pada perkembangan ekonomi nasional dan global.

Tulisan ini merupakan referensi yang amat bermanfaat bagi komunitas intelijen di segala bidang, baik dalam lingkup pemerintah maupun swasta, dalam memperluas wawasan agar mereka tetap mampu menjaga kepentingan nasional dan menjawab tuntutan perkembangan zaman.

Di sisi lain, buku ini memberikan pemahaman kepada masyarakat luas tentang visi, misi, posisi, dan fungsi intelijen demi kepentingan keamanan masyarakat, bangsa, dan negara yang   seringkali tidak mudah dilaksanakan mengingat risiko yang harus dihadapi

Bagaimana Peran Intelijen Ekonomi?

Setiap orang di dunia membutuhkan yang di sebut panca indera sebagai alat untuk melihat atau mendengar berbagai peristiwa yang telah atau sedang terjadi hingga di ubah menjadi sebuah informasi di otak.

Begitu juga dengan sebuah negara, Institusi Intelejen atau badan intelejen di ungkapkan sebagai panca indera sebuah negara yang digunakan khusus untuk bisa melihat, mendengar, ataupun merasakan dan mengolah informasi penting yang di gunakan oleh negara tersebut sebagai langkah awal sebuah kebijakan pemerintah.

Kemampuan intelejen sebuah negara dapat menentukan hasil sebuah perang apakah itu perang ideology, senjata, ekonomi maupun teknologi. Setiap negara memiliki badan intelejen khusus yang di isi oleh agen agen nya yang di anggap terlatih dan layak untuk menjadi seorang agen intelejen.

Pada umum nya agen intelejen adalah orang orang yang memiliki kemampuan lebih dan dapat di katakan bahwa agen intelijen adalah orang orang yang memiliki kemampuan terbaik di atas rata rata di bidang nya masing masing baik bidang ekonomi, militer, satelit, kesehatan dan lain sebagainya.

Peran intelijen membantu pemerintah secara terus menerus dengan fungsinya sebagai penyelidikan, pengamanan dan penggalangan dengan mencari, mengumpulkan setiap perkembangan untuk dianalisa sebagai data intelijen yang selanjutnya digunakan sebagai bahan pertimbangan keputusan pimpinan.

Kebijakan yang tidak didasari oleh akurasi data intelijen dapat menimbulkan kerawanan bahkan ancaman baik langsung maupun tidak langsung

Untuk itu optimalisasi peran intelijen merupakan langkah dalam pelaksanaan kebijakan Pemerintah yang diwujudkan dalam menjalankan fungsi intelijen yang sesuai dengan visi misi pembangunan negara.

Kesimpulan dalam hal ini adalah dalam perannya, eksistensi intelijen menunjukkan akurasinya dalam mengikuti perubahan pergeseran aspek sosial di masyarakat untuk mendukung pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat ataupun daerah.

Dalam rangka mengoptimalisasikan perannya, koordinasi antar instansi sangat diperlukan mengingat pentingnya data intelijen dalam rangka pengambilan kebijakan pimpinan negara untuk perencanaan pelaksanaan pembangunan negara.

Peran intelijen dalam rangka pelaksanaan kebijakan daerah memiliki implikasi positif terhadap ketahanan wilayah di sebuah negara, karena situasi yang aman dan kondusif serta diikuti tatanan perikehidupan pada berbagai kegiatan dapat dilakukan dengan baik.

Fokus Intelejen Ekonomi

Badan Intelijen Negara (BIN) merupakan alat negara yang menyelenggarakan fungsi intelijen dalam negeri dan luar negeri, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. 

Salah satu tugas yang dibebankan kepada BIN adalah memberikan pertimbangan, saran, dan rekomendasi tentang pengamanan penyelenggaraan pemerintahan, termasuk bertugas mendukung kebijakan pemerintah guna menunjang suksesnya pembangunan nasional.

Badan Intelijen sebagai lini terdepan dalam sistem keamanan nasional dituntut untuk mampu menilai dan menganalisis informasi untuk disajikan sebagai intelijen secara cepat, tepat, dan akurat. 

Sebab itu, setiap personil intelijen harus mampu menggali informasi dengan data- data yang tepat, aktual dan komprehensif serta diwajibkan untuk merahasiakan seluruh upaya, pekerjaan, kegiatan, sasaran, informasi, fasilitas khusus, alat peralatan dan perlengkapan khusus, dukungan, dan/atau Personel Intelijen 

Negara yang berkaitan dengan penyelenggaraan fungsi dan aktivitas Intelijen Negara.

BIN saat ini memiliki 8 Kedeputian, dan salah satunya adalah Deputi Bidang Intelijen Ekonomi atau Deputi – IV BIN yang mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan dan atau operasi intelijen ekonomi. 

Dalam operasionalnya, Deputi – IV memiliki 5 Direktorat, yaitu Direktorat Perencanaan Pengendalian Kegiatan dan Operasi Intelijen Bidang Ekonomi (Direktorat – 41), Direktorat Pertanian dan Pertanahan (Direktorat – 42),

Direktorat Energi Sumber Daya Mineral dan Kependudukan (Direktorat – 43), Direktorat Industri, Perdagangan, Koperasi, Perhubungan, Pariwisata dan Telekomunikasi (Direktorat – 44), dan Direktorat Keuangan dan Perbankan (Direktorat – 45).

Pemenafaatan Intelejen Ekonomi

Meningkatnya arus pasar global, persaingan yang ketat, peningkatan kecepatan transaksi, perubahan kondisi pasar yang dinamis dan kebutuhan pelanggan yang beragam, hal ini membuat semua pelaku pasar dan perusahaan menghadapi tantangan yang baru.

Berbagai pendekatan telah dikembangkan untuk membangun sistem informasi yang canggih, beberapa diantaranya dikenal dengan berbagai istilah seperti (Management Information System) Sistem Informasi Manajemen (SIM), Sistem Pendukung Keputusan/Decision Support Sytem (DSS) atau Sistem Informasi  Eksekutif/Executive Information System (EIS). 

Pada zaman sekarang, istilah Bisnis Intelijen/Business Intelligence (BI) telah menjadi istilah yang banyak digunakan dalam menjalankan sistem informasi di banyak perusahaan.

Dalam beberapa tahun terakhir, BI telah menjadi issue yang penting di kalangan perusahaan global berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi (information technology) sebagai pengambilan keputusan penting dalam perusahaan.

Dengan menggunakan sistem BI, perusahaan dimudahkan dalam mengumpulkan data dan memproses informasi penting bisnis perusahaan. Tidak hanya pimpinan perusahaan, dengan menggunakan BI, karyawan juga akan dapat membuat keputusan yang lebih baik dan mencapai hasil yang dibutuhkan lebih cepat. 

Keuntungan lain dari sistem BI adalah bahwa perusahaan dapat membuat hubungan pelanggan dan pemasok mereka menjadi lebih menguntungkan, mengurangi biaya, meminimalkan risiko, dan meningkatkan nilai tambah. 

Tanpa kehadiran sistem BI, sejumlah besar data perusahaan akan menjadi tidak bermakna dan pada akhirnya akan mempersulit proses bisnis perusahaan.

Sebelumnya hanya beberapa perusahaan besar saja yang menunjukkan minat memanfaatkan BI, tetapi sekarang penggunaan BI untuk kelancaran bisnis perusahaan menjadi semakin diminati banyak perusahaan.

Karena dengan memanfaatkan BI semua potensi data dan informasi dapat digali untuk digunakan sebagai keputusan penting perusahaan. Di pasar global sangat mudah ditemukan perangkat lunak BI yang murah dan terjangkau untuk digunakan oleh banyak perusahaan. 

Misalnya, perangkat lunak BI yang dibuat oleh SAP, Oracle, IBM, SAS, Microsoft, dan dari sumber open source

Intelejen Strategi Bidang Ekonomi

Rencana penambahan anggran BIN yang mencapai 1,4 triliun untuk meperkuat intelejen ekonomi yang memiliki tujuan untuk membaca strategi menghadapai operasi intelijen ekonomi asing, tidak hanya itu saja intelejen ekonomi perlu adanya dorongan yang kuat.

Tujuan lainnya untuk mempersiapkan strategi menghadapi perang ekonomi global, bisa jadi negara lain melakukan operasi intelijen ekonomi di negara kita. Nah kita harus dilindungi dari opersi intelejen ekonomi yang dating menyerang Indonesia.

Selama ini intelijen pertahanan lebih banyak disibukkan sementara perekonomian indoensia semakin rawan akan digerogotinya strategi perang pasar negara lain.

Sebagai contoh kasus Nurdin M top membuat rebut sejagat raya namun Malaysia aman dan tenang saja, ekonominya maju, parawisatanya maju, jadi Indonesia harus lebih mendorong intelejen agara lebih kuat.

Sementara itu, titik koordinasi antar stakeholder pada kenyataannya tidak semudah dengan yang diucapkan karena langkah yang diambil acapkali bertolak belakang dan tidak sinkron diantara Lembaga/Kementerian yang terkait.

Hal demikian semakin mempersulit Pemerintah untuk mengambil kebijakan yang tepat dalam mengatasi permasalahan-permasalahan ekonomi yang terjadi.

Penyediaan data-data dari Lembaga-lembaga terkait yang mestinya dapat digunakan sebagai pertimbangan pembuatan kebijakan atau keputusan seringkali justru membuat pemerintah ragu dan bingung, karena tidak ada kepastian data dan saling bertolak belakang.

Kedua hal inilah yang memberikan ide untuk melakukan proyek perubahan revitalisasi koordinasi, operasi dan modernisasi intelijen ekonomi.

Penulis 1 adalah Pemerhati Pendidikan dan Sosial Ekonomi Sumatera Utara, Alumnus Program Doktoral Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Sumut, 2 Staf Ahli Keuangan SMK Putra Kualuh Labura Sumut.

  • Bagikan