Kuatnya Konsumsi Dan Investasi Bakal Menujang Ekonomi Asean

  • Bagikan
Kuatnya Konsumsi Dan Investasi Bakal Menujang Ekonomi Asean
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga. (ist)

JAKARTA (Waspada): Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga mengatakan, kuatnya permintaan domestik, khususnya konsumsi dan investasi, bakal menunjang pertumbuhan ekonomi Asean di tengah ketidakpastian kondisi global.

Terlihat pada pertumbuhan ekonomi Asean yang mencapai 5,6 persen di 2022. Maka diperkirakan tahun 2023 akan sebesar 4,2 persen, dan di prediksi meningkat menjadi 4,5 persen pada 2024.

“Berbagai indikator perekonomian ASEAN hingga saat ini juga menunjukkan prospek yang baik,” ujar Airlangga dalam UOB Gateway to ASEAN Conference 2023 di Jakarta, Rabu (11/10/2023).

Efek positif dari meningkatnya permintaan di negara-negara mitra utama ASEAN diperkirakan akan mendorong pertumbuhan kawasan ini melalui berbagai jalur, termasuk perdagangan, pariwisata, dan aliran masuk modal.

Dia menambahkan, nilai total perdagangan barang dagangan di kawasan Asean mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya yaitu sebesar US$3,8 triliun pada 2022, meningkat sebesar 14,9 persen dari USD 3,3. triliun pada tahun 2021.

Sebab itu, tandasnya, pemerintah Indonesia masih menyatakan rasa optimistis bahwa target investasi sebesar Rp1.400 triliun akan tercapai di tengah tekanan gepolitik, baik dari Rusia-Ukraina maupun Israel-Palestina.

Airlangga mengungkapkan bahwa optimisme tersebut seiring dengan pergeseran pusat pertumbuhan ekonomi dunia yang bergeser ke Asean maupun Indo-Pasifik.

“Indonesia kan salah satu regional dan Asean yang dalam 20 tahun stabil, walaupun ada Ukraina dan yang lain, Indonesia optimis, Asean stability growth bergeser episentrumnya ke Indo Pacific atau Asean,” tuturnya.

Berdasarkan catatan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi sepanjang semester I/2023 mencapai Rp678,7 triliun atau 48,5 persen dari target.

Sementara arus masuk Foreign Direct Investment atau FDI juga mencatat rekor tertinggi sebesar US$224,2 miliar, atau meningkat 5,5 persen dari US$212,4 miliar pada 2021, dengan mengidentifikasi peluang yang berkembang di sektor manufaktur dan jasa.

“Sebagai bagian dari kawasan, Indonesia menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan inklusif disertai dengan tingkat inflasi yang relatif rendah dan terkendali,” terang Airlangga.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II/2023 tumbuh 5,17 persen (yoy) atau 5,11 persen pada semester I/2023. Inflasi terkendali sesuai target 3 persen kurang lebih 1 persen dan pada September lalu mencapai 2,28 persen.

“Indonesia telah berhasil menjadi Ketua ASEAN pada 2023, di mana pada KTT bulan lalu, negara-negara anggota telah menegaskan komitmennya untuk menjadikan Asia Tenggara sebagai episentrum pertumbuhan ekonomi global di masa depan, yang berpotensi mencapai sekitar US$20 triliun pada 2023,” jelas Airlangga.

Dirinya menyampaikan untuk mencapai visi ini, Asean pun telah berkomitmen untuk memperkuat ketahanan dengan memfokuskan upaya pada iklim kesehatan dan bencana, sistem pangan, sistem energi, stabilitas makroekonomi dan keuangan, rantai pasokan, dan ketahanan kelembagaan.

Selain itu, Asean juga akan akan memanfaatkan transformasi digital dan ekosistem hijau. Terakhir, Airlangga menuturkan kerja sama berkelanjutan menjadi inti untuk Asean bisa resilien dalam menghadapi perubahan dinamika global dan tantangan-tantangan yang muncul.

“Saya berharap sinergi yang kuat antar pemangku kepentingan di ASEAN yang coba dibangun UOB dalam forum ini akan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi di kawasan, dan membuka investasi untuk rencana pembangunan kita,” tutupnya. (J03)

  • Bagikan