Penolakan Penundaan Pemilu Oleh Lima Partai Dan DPD Melegakan

  • Bagikan

JAKARTA (Waspada): Penolakan lima partai, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Gerakan Indonesia Raya, (Gerindra), Nasional Demokrat, ( Nasdem), Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera, ( PKS), tentang penundaan pemilihan umum (pemilu) melegakan.

Menurut pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga, kekuatan lima partai tersebut ditambah DPD akan membuat ciut, Partai Kebangkitan Bangsa, (PKB), Partai Amanat Nasional, (PAN), dan Golkar.

Meski demikian, Ritonga menginggatkan, pihak sponsor akan terus menggalang berbagai elemen masyarakat untuk menyuarakan penundaan pemilu dan suara dari berbagai elemen masyarakat inilah yang akan mereka gunakan untuk menekan MPR agar mengamandemen UUD 1945.

Mereka ini tentulah para elite negeri yang ingin lebih lama berkuasa. Bagi mereka, menunda pemilu berarti memperlama mengumpulkan pundi-pundi ekonomi,.

Karena itu, tambahnya, kelompok elite tersebut bersama para oligarki akan terus mengelorakan penundaan pemilu.

Pembentukan pendapat umum akan dilakukan secara intensif sampai MPR nantinya tidak punya daya lagi untuk menolaknya, kata M. Jamiluddin Ritonga dalam keterangannya kepada Waspada, Kamis (3/3/2022), di Jakarta.

Untuk mencegah hal itu, ujar Ritonga, semua elemen masyarakat yang pro demokrasi dan konstitusi harus bersama-sama menolak penundaan pemilu. Elemen masyarakat ini akan menguatkan partai politik dan DPD yang sudah dari awal menolak penundaan pemilu.

Kekuatan masyarakat yang pro demokrasi dan konstitusi bersama lima partai politik dan DPD akan menjadi kekuatan untuk menghentikan keinginan para elite dan para oligarki menunda pemilu. Mereka ini harus dilawan dengan cara apa pun demi tegaknya demokrasi di tanah air, tukas M. Jamiluddin Ritonga (J05)

  • Bagikan