MEDAN (Waspada): Edu Global School (EGS) yang menggelar Talk Webinar Parenting dengan tajuk “Mengatasi Learning Loss, Demi Mencapai Pembelajaran Bermakna di Masa New Normal” berlangsung sukses, Sabtu (22/10).
Acara yang sejak awal diusung untuk memberi ilmu di masa pandemi bagi para
orangtua dan guru di lingkungan Edu Global School Bandung-Medan dan Cirebon itu, dibuka Ketua Yayasan Kreasi Edulab Indonesia Zulhanudin Lubis SH, MAP.
Nara sumber Nyi Mas Ratu Rema MPsi, dalam paparannya mengatakan, secara umum ada beberapa poin penting yang dapat dikatakan tertinggal atau bahkan hilang dari tahapan belajar anak jika dibandingkan sebelum dan sesudah masa pandemi, satu catatan penting yaitu bagaimana gadget (gawai) menjadi sebuah instrumen penting di masa pandemi dan sesudahnya, hal ini menjadi catatan karena dampak yang ditimbulkan.
Nyi Mas yang juga konsern di bidang psikologi anak dan remaja ini, membagi dua golongan anak yang belajar yaitu taman kanak-sekolah dasar dan SMP-SMA. Untuk tahapan taman kanak dan sekolah dasar, kata dia, secara garis besar ada tahapan psikomotorik anak yang hilang dan juga tahapan bermainnya, anak-anak dihadapkan pada pola ajar dan bermain via gawainya dimana hal ini dapat menjadi kekurangan karena tidak adanya pengalaman yang nyata bagi anak-anak.
Sedangkan pada remaja di tingkat SMP-SMA, hal kompleks yang harus menjadi perhatian adalah rendahnya literasi anak dan kurang fokusnya anak-anak jika dihadapkan dengan dunia yang nyata. Untuk mengatasi beberapa point tersebut, menurut dia, perlu kerjasama yang baik antara orangtua dan guru, untuk memahami terlebih dahulu perkembangan dunia pendidikan terkait di bidang teknologi mengingat gawai menjadi kebutuhan saat ini.
Pada kesempatan itu, Kepala SMA Edu Global School Medan Deden Sahid SPd, MM, menyambut kegiatan webinar kali ini dengan tema yang juga sangat menarik bagi para orangtua dan guru.
Dia mengingatkan kembali bagi para guru untuk lebih peka terhadap perkembangan teknologi sebagai wadah pembuatan bahan ajar yang menarik siswa nantinya, mengingat di masa new normal mendapatkan fokus anak di sekolah tidak lagi sama seperti di masa sebelum
pandemi.
Salah seorang orangtua memberikan apresiasi untuk acara tersebut dan kepada Edu Global School secara khusus, di mana sebagai sekolah EGS sangat peka terhadap pola asuh anak yang berbeda satu sama lain. “Hal ini menjadi kelebihan dari konsep small class yang diusung, di mana dalam satu kelas maksimal diisi oleh 15-20 orang siswa saja,” tuturnya. (h02)