Guru SMPN 2 Kisaran Modifikasi Tindakan Kelas ‘Bermain Sambil Belajar’

  • Bagikan
Siswa UPTD SMPN 2 Kisaran sedang melakukan kegiatan 'Bermain Sambil Belajar' melalui permainan ular tangga pantun.
Siswa UPTD SMPN 2 Kisaran sedang melakukan kegiatan 'Bermain Sambil Belajar' melalui permainan ular tangga pantun.

KISARAN (Waspada): Menjadi kreatif di dalam ruang kelas merupakan tantangan tersendiri bagi seorang guru. Guru harus mampu menghidupkan suasana belajar yang dapat melibatkan seluruh warga kelas tanpa terkecuali.

Dalam membuat suasana belajar lebih hidup dan menyenangkan, Siti Agustiyani Zebua, S.Pd selaku guru di UPTD SMPN 2 Kisaran melakukan modifikasi tindakan kelas dengan metode ‘Bermain Sambil Belajar’.

“Saya kerap kali menggunakan metode ‘bermain sambil belajar’. Salah satunya adalah bermain ular tangga pantun. Permainan ini berorientasi pada kemampuan siswa dalam merangkai pantun dengan memperhatikan syarat atau ciri-ciri yang berlaku dalam sebuah pantun,” ujar Siti Agustiyani Zebua, S.Pd yang juga merupakan Fasilitator Daerah (Fasda) Tanoto Foundation, kemarin.

Dia menyebutkan, permainan ular tangga pantun ini sangat sederhana, seperti permainan ular tangga pada umumnya. Dimana kegiatan pendahuluan, siswa diminta untuk mempersiapkan bahan-bahan seperti kertas karton hitam putih, kertas origami, lem dan gunting.

“Kertas karton hitam digunakan sebagai papan ulartangga. Kertas-kertas origami tersebut digunting dan ditempel pada karton hitam serta diberi nomor yang berurutan. Setelah kertas ditempel dan diberi nomor, guru menuliskan perintah berisi beraneka ragam tema yang nantinya menjadi acuan siswa dalam membuat pantun. Kertas karton putih dibentuk seperti dadu, dan diberi bulatan sesuai jumlah angka dadu biasanya. Siswa juga membuat bola kertas warna-warni, sebagai motor untuk jalan di papan ular tangga,” urainya.

Dalam permainan ini, lanjut Siti Agustiyani Zebua, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari 5 orang. Masing-masing ketua kelompok memutar dadu. Dadu yang diputar harus mendapat angka satu atau angka enam agar kelompok tersebut bisa masuk kedalam tombol start permainan.

Setelah seluruh kelompok masuk kedalam tombol start, langkah selanjutnya adalah tiap ketua kelompok melakukan hompimpa untuk menentukan kelompok mana yang duluan memutar dadu agar bisa jalan dengan menggunakan bola warna.

Ketika dadu sudah diputar, maka bola warna harus dijalankan sesuai dengan angka yang didapat. Guru akan membacakan perintah yang harus dilaksanakan siswa dengan kelompoknya. Kelompok yang sudah menyelesaikan perintah, segera membacakan hasil diskusinya di depan kelas, dan guru akan menilai hasil diskusi kelompok tersebut.

Selanjutnya, kelompok yang sudah membacakan hasil diskusinya, berhak memutar kembali dadu, dan mendapatkan perintah selanjutnya. Begitulah seterusnya sampai garis finish. Kelompok mana yang mencapai garis finish duluan akan menjadi pemenangnya, akan tetapi tetap harus memperhatikan poin-poin yang menjadi syarat mutlak penilaian.

“Dari hasil pengamatan yang saya lakukan selama permainan berlangsung, seluruh siswa tampak sangat antusias untuk memenangkan kelompoknya dalam pertandingan tersebut. Bahkan beberapa siswa yang biasanya terlihat cuek dengan pelajaran, akan ikut terpacu bersama teman-temannya. Sejauh saya melakukan kegiatan ini, banyak sekali hal positif yang bisa saya ambil. Siswa menjadi tidak bosan, dan akan membentuk karakter semangat dalam pembelajaran,” sebutnya.

Selain menyenangkan dalam bermain, lanjutnya, secara tidak langsung mereka memahami materi pembelajaran dan dapat melekat di dalam ingatan. Bentuk penilaian dalam permainan ular tangga ini bisa dikondisikan sesuai keinginan guru, serta bisa memodifikasi permainan sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.

“Dengan menjadi guru kreatif, kita akan mendapat hasil memuaskan dalam berjuang mencerdaskan anak bangsa. Karena bermain sambil belajar dapat membentuk sikap perduli, bertanggung jawab, dan gotong royong,” ujarnya.

Pembelajaran kreatif dengan metode ‘bermain sambil belajar’ tersebut mendapatkan respon positif dari para siswa yang mengaku belajar yang menyenangkan dan mengasyikan sambil bermain.

“Belajar sambil bermain sangat mengasyikkan, karena membuat diri menjadi semangat untuk belajar,” ujar Rafa Setya siswa kelas VII-4 UPTD SMPN 2 Kisaran ini.

“Permainan ular tangga pantun sangat menyenangkan. Kami jadi semangat untuk mengalahkan kelompok lain dan berusaha untuk mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya,” kata Diego Manalu siswa kelas VII-1.

Motode pembelajaran bermain sambil belajar tersebut juga mendapat tanggapan positif dari Kepala Sekolah UPTD SMPN 2 Kisaran dan siap memfasilitasi guru-guru dalam pengembangan diri demi kemajuan pendidikan di sekolahnya.

“Kegiatan guru dalam KBM haruslah bersifat dinamis, dan inovatif serta kreatif, agar bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa,” tegasnya. (m31)

  • Bagikan