Fenomena Pasang Dalam Dinilai Makin Parah Landa Kawasan Pesisir Batubara

  • Bagikan

  BATUBARA (Waspada): Sejumlah halaman dan teras rumah, ruko, perkantoran serta jalan setapak/gang menghubungkan antar permukiman di pedalaman pesisir pinggir Sungai Batubara, Kecamatan Talawi dan Tanjungtiram sekitarnya masih tergenang pasang (rob), Kamis (29/9), sekira pukul 08.00. Akibatnya masyarakat terpaksa mengarungi air laut untuk beraktivitas.

  Fenomena alam ini diperparah kondisi hutan mangrove termasuk jenis pohon nipah/rumbiah sebagai pelindung maupun abrasi semakin punah.

Fenomena Pasang Dalam Dinilai Makin Parah Landa Kawasan Pesisir Batubara

  Kerusakan lingkungan pantai dan sungai ini efek dari proses perkembangan usaha perkebunan dan kavling perumahan oleh pemodal kuat tanpa memikirkan dampak lingkungan sekitar yang perlu menjadi perhatian demi menjaga kelestariannya demi anak cucu ke depan.

  Setelah pasang surut warga bekerja ekstra membersihkan kotoran lumpur yang terbawa arus pasang dan memindahkan kembali perabotannya yang semula diamankan ketempat lebih tinggi guna menghindari pasang yang menembus kedalam rumah/ruko.

Fenomena Pasang Dalam Dinilai Makin Parah Landa Kawasan Pesisir Batubara

  “Sekarang pasang dalam/rob kerap terjadi dan tidak dapat dipradiksi. Dulu dua kali setahun atau disebut pasang Rabani. Mungkin ini dampak rusaknya sudah lingkungan pantai maupun sungai. Tanaman hutan semakin punah menjadi perisai menghampang pasang dan abrasi selama ini. Akibat pengembangan usaha sektor perkebunan maupun usaha kavlingan permukiman,” sebut Iqbal dan Dedek tokoh pemuda Batubara menyikapi kondisi pasang menggenangi daratan pesisir Batubara.

  Kawasan yang tergenang pasang meliputi Sungai Udang, Gang Petai, Jl Bandeng, Pangkalan, Desa Mesjid Lama, Pasar Lama, Tangkahan Kerang, Tangkahan Kampung Nipah, Bagan Dalam, Suka Jaya, Jl Pariwisata  Desa Bandar Rahmat dan Bagan Luar terdampak pasang paling parah.(a.18)

  • Bagikan