Scroll Untuk Membaca

SumutHeadlines

Harimau Kembali Terkam Warga Di Kawasan TNGL

WARGA yang diterkam harimau sedangan mendapatkan perawatan medis. Waspada/Ist
WARGA yang diterkam harimau sedangan mendapatkan perawatan medis. Waspada/Ist
Kecil Besar
14px

LANGKAT (Waspada): Seorang warga Langkat diterkam harimau di kawasan Hutan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), tepatnya di Barak Itir, Kec. Sei. Lepan, Kab. Langkat, Senin (11/3) petang.

Menurut keterangan yang diperoleh, korban Geri, 24, menderita luka serius di bagian leher, kening, dan bagian wajah. Dalam kondisi berlumuran darah, pria ni berhasil diselamatkan dan segera dilarikan ke rumah sakit.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Harimau Kembali Terkam Warga Di Kawasan TNGL

IKLAN

Menurut salah seorang warga, korban petang itu sedang memetik cabe rawit di area tanah garapan, namun tanpa disangka, secara tiba-tiba muncul seekor harimau dan langsung menerkam korban.

Luka yang dialami korban cukup parah dan harus mendapat 54 jahitan. Korban, ujar warga, harus menjalani operasi, namun yang menjadi beban berat buat keluarga petani itu, ia tidak memiliki BPJS Kesehatan.

Beberapa hari lalu ini, Kementerian LHK bersama instansi terkait melepasliarkan dua ekor harimau betina bernama Ambar dan Beru Situngtung ke dalam kawasan TNGL. Warga meyakini, harimau inilah yang menerkam Geri.

Kepala Bidang PTN Wilayah III Balai Besar TNGL, Palber Turnip, SP, MH, dikonfirmasi Waspada, Selasa (12/3), mengatakan, korban bukan warga Sei. Lepan, melainkan warga pendatang dari Bukit Lawang yang membuka lahan secara ilegal di kawasan TNGL.

Palber Turnip dengan tegas mengemukakan, pihaknya akan mengambil langkah hukum terkait aksi perambaan ilegal yang melibatkan penggarap dan mafia tanah ini. “Kita akan buktikan lahan dibuka secara ilegal,” ujarnya.

Menyingging adanya keyakinan warga bahwa harimau yang menerkam korban ada harimau yang baru dilepasliarkan KLHK, Turnip tidak menapiknya karena harimau terus bergerak di dalam hutan yang sudah menjadi habitatnya.

Habitat harimau terganggu dengan maraknya aksi perambahan. Menurut Turnip, insiden ini bukan termasuk konflik antar harimau dan manusia, karena lokasi kejadian berada di dalam kawasan hutan yang menjadi habitat harimau.

Konflik antar harimau dengan masyarakat yang bermukim di aeputar hutan sudah berlngsung lama dan sudah beruang kali terjadi di Langkat. Sudah cukup banyak hewan ternak mati sia-sia disantap sang ‘raja hutan’.

Bahkan, peristiwa tragiis yang terjadi tahun 2020 lalu, seorang petani, Ramelan, warga Sei. Lepan, tewas dengan bagian kepala putus dan beberapa bagian tubuh tercabik dimangsa hewan predator ini. (a10)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE