Hidayah Di Balik Jeruji Besi: Ini Cara Allah Menunjukkan Jalannya

  • Bagikan

Eko Saputra, 35, Warga Labuhan Deli seorang warga binaan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Kabanjahe menemukan jalan hijrahnya setelah mendekam di jeruji besi.

Ia tidak menyangka, akan menjadi salah satu tahanan yang terpaksa menjalani masa hukuman karena kasus narkoba. Dahulunya ia hanyalah seorang penjual air kemasan depot, sekaligus menjadi pecandu narkoba.

Ia hanya pasrah ketika polisi terpaksa memborgol dirinya saat terciduk menggunakan narkoba.
“Aku tidak nyangka bisa gini, tapi aku cuma bisa pasrah dan ikhlas,” Ucapnya, Rabu (14/9) di Rutan Kabanjahe.

Hidayah Di Balik Jeruji Besi: Ini Cara Allah Menunjukkan Jalannya

Pada masa persidangan, hatinya benar-benar terpukul, ia dituntut 8 tahun penjara, namun pada saat itu hakim meminta jaksa untuk meninjau kembali tuntutannya agar masa hukumnya dikurangi.

Belum sempat merasa lega, karena hukumannya dikurangi menjadi tiga tahun penjara, Eko justru mendapat kabar yang lebih perih lebih, bahwa ibunya tercinta meninggal dunia.

“Belum sempat ibu ku mendengar putusan hakim yang mengurangi masa tahananku, ibuku sudah meninggal,” Ucapnya melas.

Disamping itu, ia juga terpaksa meninggalkan seorang istri dan dua anaknya. Dengan cobaan yang luar biasa, ia mencoba memasrahkan diri untuk mengadu keluh kesahnya kepada Allah, Sholat dan Zikir dilakukannya sebagi pengobat hati. Dari sini lah, ia menemukan jalan taubat.

Ia mencoba memperbaiki dirinya dengan pasrah dan ikhlas, dengan melaksanakan sholat lima waktu, berzikir, dan membaca ayat suci Al-Quran setiap hari, Eko berubah menjadi sosok yang religius. Di dalam penjara, ia terus mencoba melakukan hal-hal baik yang sifatnya keagamaan, dan terus belajar tentang ilmu-ilmu Tauhid dan Al-quran yang ada di fasilitas Rutan yang juga merupakan program Assesment. Tanpa diduga, ternyata kebiasaan positifnya tersebut, berdampak terhadap warga binaan lainnya.

Kini Eko dan warga binaan lainnya yang beragama muslim, ikut memakmurkan Masjid Al-Muhajirin yang terletak di dalam Rutan Kelas IIB Kabanjahe. Sehari-hari usai Sholah Zuhur, Eko dan warga binaan lainnya yang beragama muslim mengaji, dan berzikir. Eko yang lebih paham membaca Al-Quran juga mengajari teman-temannya yang belum bisa membaca mulai dari Iqro.

Bukan hanya itu, dalam perjalanan hijrahnya ia juga telah mampu menjadi Khotib dan Imam Sholat Jumat bagi Jamaah Masjid Al-Muhajirin.
“Masih ada kesempatan untuk bertaubat, jadi kami mengajak teman-teman disini yang beragama muslim untuk bertaubat dan merubah diri,” Kata Eko.

Ia berharap bahwa perubahan yang terjadi pada dirinya, menjadi jalan agar kedepannya usai menerima masa hukuman, dapat menjadi personal yang lebih baik.
“Aku berharap, selesai aku bebas dari sini, aku bisa diterima oleh keluarga dan lingkungan ku,” Tambah Eko.

Ia juga menuturkan, bahwa langkah taubatnya tersebut berkat perlakuan humanis dari petugas rutan yang selalu mengajak dan mengarahkan warga binaan untuk melakukan hal-hal baik, dan menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung proses assesment.

Hidayah Di Balik Jeruji Besi: Ini Cara Allah Menunjukkan Jalannya

Sementara itu Kepala Rutan Kelas IIB Kabanjahe Sangapta Surbakti menuturkan bahwa, memang pihaknya memberlakukan para warga binaan secara humanis, agar nantinya setelah lepas dari masa tahanan, warga binaan dapat memberdayakan dirinya di masyarakat.

“Kami memang melakukan program assessment yang mendorong warga binaan untuk berbuat baik dan memberdayakan dirinya, sehingga dapat merubah prilaku ke arah yang baik lagi,” Jelas Sangapta.

Tambahnya lagi, bahwa setiap perbuatan baik yang dilakukan oleh warga binaan menjadi penilaian khusus untuk program remisi sebagai reward, bahwa nantinya para warga binaan telah siap diterima kembali oleh keluarga dan masyarakat umum. WASPADA/Tio Bukit

  • Bagikan