Kala Jembatan Titi Besi Berubah Jadi Titi Kelapa

Emak-emak: Milih Presiden Manalah ini ?

  • Bagikan
Ningsih menggendong anak terpaksa berjalan kaki melintasi jembatan Titi Besi. (Waspada/Edward Limbong).
Ningsih menggendong anak terpaksa berjalan kaki melintasi jembatan Titi Besi. (Waspada/Edward Limbong).

“Harus diperbaiki lah jembatannya, zaman sudah sulit jembatan pun susah dilewati,” ujar emak-emak bernama Ningsih 38, Rabu (3/1/2024), saat melewati jembatan titi besi yang menjadi penghubung antar Kecamatan Galang, Kabupaten Deliserdang dengan Kecamatan Serbajadi, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai).

Wajar saja dia mengeluh, lihat kondisi jembatan bak jembatan yang begitu memprihatinkan sebagian material lantainya dipasang menggunakan batang kelapa. Warga yang melintas harus hati-hati. Karena bila terjatuh akan terjun ke sungai dari ketinggian 7 meter.

Apalagi sekarang ini lagi musim hujan otomatis kayu kepala licin dan sebagian sudah mulai lapuk. Meskipun begitu terpaksa dalam keseharian Ningsih melintasinya, hari ini dia ekstra hati hari jalan dari tepi jembatan, sebab dia sedang membawa anaknya masih balita.

Kala Jembatan Titi Besi Berubah Jadi Titi Kelapa
Kondisi jembatan Titi Besi berubah menjadi Titi Kelapa. (Waspada/Edward Limbong)

Dia juga merasa heran kenapa pemerintah tidak segera memperbaiki jembatan yang menjadi akses masyarakat setempat. Padahal jembatan yang dibangun pada 20 Mei 1989 dulunya bagian penahannya menggunakan besi, namun sekarang sudah putus. Mobil tidak bisa melintas sepeda motor juga sulit untuk melewatinya.

Kata Ningsih kondisi jembatan yang rusak juga membuatnya kini harus merogoh kocek lebih dalam. Pasalnya dia haru memberi uang tambahan kepada anaknya yang masih SMP saat melewati jembatan. Uang itu digunakan untuk membayar warga yang membantu anaknya setiap melintasi jembatan. Dia tidak ingin anaknya lewat jembatan sendiri, karena takut terjatuh.

“Memang warga yang membantu tidak meminta upah dari menyeberangkan sepeda motor kita, akan tetapi kita tidak mungkin juga tidak memberi karena sudah ditolong. Maka harapannya Pemerintah untuk segera memperbaiki jembatan, anak sekolah pun takut melintasi biayanya bertambah. Nambanya karena lewat bayar, gak mungkin nanti anak menyeberangkan sendiri, bisa jatuh ke sungai lah,” ujarnya.

Senada dengan Ningsih, keluhan yang sama juga dirasakan pada umumnya ibu-ibu (emak-emak), Puput 38, dia mengungkapkan keprihatinannya dengan kondisi jembatan yang jadi urat nadi bagi masyarakat Kecamatan Galang dan juga Serbajadi terutama untuk anak sekolah.

Puput berharap agar jembatan diperbaiki, siapa yang harus dipilih menjadi Presiden. “Sudah kebutuhan sulit, biaya bertambah, menikmati fasilitas umum itupun pahit. Milih presiden manalah ini ?. supaya harga barang-barang turun dan jembatan kami diperbaiki,” ujarnya

Kala Jembatan Titi Besi Berubah Jadi Titi Kelapa

Sementara itu salah seorang warga Dusun I Desa Pulau Tagor Kecamatan Serba Jadi, Kabupaten Sergai Ari Syahputra 33 mengakui, kondisi jembatan ini sudah rusak sudah bertahun-tahun. Pada tahun 2022, Pemprovsu telah melakukan perbaikan tetapi hanya bertahan beberapa bulan saja. “Paling bertahan 3 bulanan,” kata Ari.

Ari berujar kondisi jembatan yang sudah tua membutuhkan renovasi secara keseluruhan, tidak hanya tambal sulam saja. “Jembatan ini amblas selain karena bangunannya sudah tua, juga dikarenakan truck bermuatan Galian C selalu melintasi jembatan ini. Maka kita mengharapkan perbaikan secara menyeluruh,” ungkapnya.

Saat ini Titi Besi yang berubah menjadi Titi Kelapa, membuat pengendara mobil tidak dapat melintas, untuk sementara jalan dialihkan dari Kecamatan Galang, melalui Jalan Bukit Barisan-Simpang Puskesmas-Jalan Kampung Serutu menuju wilayah Kabupaten Sergai.

“Ini, gak bisa lagi melintas mobil sejak seminggu yang lalu karena material jembatannya sudah jatuh ke dasar sungai. Sedangkan pengendara sepeda motor harus didorong dan dituntun dari potongan kayu kelapa yang dibuat warga kalau tidak pengguna jalan bisa terjatuh ke sungai,” sebut Ari.

Kala Jembatan Titi Besi Berubah Jadi Titi Kelapa

Sementara itu Kepala Dinas (Kadis) Kadis Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi (SDA BMBK) Deliserdang, Janso Sipahutar ST, MT menyebutkan, bahwa jembatan titi besi merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

Sebagai Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deliserdang sudah melakukan komunikasi agar perbaikan segera dilakukan. “Kita sudah sampaikan langsung ke pihak PUPR (Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) Provinsi,”katanya.

Sebagaimana diketahui pada tahun 2022, berdasarkan surat Pemprov Sumut yang beredar di media sosial yang ditujukan kepada Pemerintah Daerah yang dikeluarkan pada 2 November 2022 dan ditandatangani oleh Ir Heri Indra Siregar selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis Jalan dan Jembatan Medan ada dua poin penting yang disampaikan terkait penutupan jembatan ini.

Dituliskan karena kondisi jembatan yang rusak maka akan dilakukan perbaikan kerusakan jembatan yang anggarannya telah diusulkan dan ditampung melalui dana P. APBD 2022.

Untuk lalulintas diarahkan melalui jalur yang telah disepakati dalam rapat berbagai pihak. Selanjutnya Pemerintah Daerah dipinta untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar pelaksanaan perbaikan dapat berjalan dengan baik dan lancar. WASPADA.id/Edward Limbong/F

  • Bagikan