Padangsidimpuan Satu-satunya Kota Peserta FTBI Sumut

  • Bagikan
Padangsidimpuan Satu-satunya Kota Peserta FTBI Sumut
Padangsidimpuan satu-satunya kota se-Sumatera Utara yang menjadi peserta FTBI di Medan. (Waspada/Ist)

P.SIDIMPUAN (Waspada): Pemko Padangsidimpuan satu-satunya kota yang mengutus perwakilan ke Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Provinsi Sumatera Utara di Asrama Haji Medan, Selasa (14/11) sampai Kamis (16/11/2023).

“Kita mengutus tujuh pelajar SD dan tujuh pelajar SMP sebagai perwakilan ke festival ini,” kata Kepala Dinas Pendidikan Pemko Padangsidimpuan, Muhamad Luthfi Siregar, didampingi Sekretaris Disdik, Sahiddin, kepada wartawan, Jum’at (17/11/2023).

Dijelaskan, dari 33 kabupaten/kota se Sumut, festival diselenggarakan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi ini hanya diikuti sembilan kabupaten dan satu kota.

Padangsidimpuan Satu-satunya Kota Peserta FTBI Sumut

Ini membuktikan bagaimana tingginya komitmen Pemko Padangsidimpuan untuk melestarikan bahasa Angkola sebagai bahasa ibu yang penggunaannya mulai berkurang di kalangan generasi muda.

10 daerah peserta FTBI itu ialah Pemko Padangsidimpuan, Pemkab Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Padanglawas Utara, Langkat, Humbang Hasundutan, Labuhan Batu, dan Asahan. Adapun Pemkab Samosir sudah terdaftar namun tidak hadir.

Kadisdik Pemko Padangsidimpuan Luthfi Siregar mengatakan, festival bahasa ini memiliki urgensi sangat besar bagi pelestarian bahasa daerah di kalangan generasi muda.

“Penggunaan bahasa daerah atau bahasa ibu di kalangan generasi muda kita sudah berkurang. Karena telah beralih ke bahasa Indonesia,” jelasnya.

Inilah yang menjadi pertimbangan bagi Kemendikbudristek melalui Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara mengadakan Festival Tunas Bahasa Ibu, dan tahun ini adalah penyelenggaraan yang ketiga kalinya

Festival Tunas Bahasa Ibu ini hanya mengikutkan pelajar SD dan SMP sebagai peserta. Bertujuan untuk mendorong anak-anak sekarang agar lebih antusias dalam menggunakan bahasa daerah.

Sekretaris Disdik, Sahiddin, mencontohkan, dalam dua tahun terakhir ini Balai Bahasa melakukan kajian terhadap 9.000 keluarga di Jawa Barat. Ternyata hanya sekitar 40 persen saja keluarga yang menurunkan bahasa daerah kepada anak-anaknya.

Padangsidimpuan Satu-satunya Kota Peserta FTBI Sumut

“Penguatan penggunaan bahasa daerah harus dimulai dari tingkat SD dan SMP. Kita tidak ingin bahasa daerah sebagai bahasa ibu menghilang dari generasi muda,” terang Sahiddin.

FTBI ini bagian dari program Merdeka Belajar episode ke-17 Kementerian Dikbudristek dengan judul “Revitalisasi Bahasa Daerah”. Tujuannya, agar tunas-tunas muda melestarikan bahasa daerah.

Pada FTBI ini Pemko Padangsidimpuan mengirim tujuh pelajar SD yaitu Humairah Azzahra Nasution, Naura Khanza Krassiva, Azmil Hidayat Lubis, Ahmad Malik Ibrahim Simbolon. Raishah Najlah Fazriana Nasution, M. Ikhsan Harahap dan Aflah Mubarok Harahap.

Kemudian tujuh pelajar SMP/MTs yaitu Naysilla Chelsea Aminah Simanjuntak. Muhammad Aidil Lubis, Zaura Anggira, Addly Natama Siregar, Arjun Akhir, Nadira Amanda dan Ridho Abdul Rahman Saputra

Mengikuti festival FTBI ini, tim utusan Pemko Padangsidimpuan didampingi Andi Hakim dan Roni Saputra Siregar dari Dinas Pendidikan.

Mereka menampilkan teatrikal dengan dialog keseluruhannya menggunakan bahasa Batak Angkola sebagai bahasa ibu masyarakat Kota Padangsidimpuan. (a05)

  • Bagikan