Pariwisata Karo Diduga Marak Pungli

  • Bagikan
Salah satu petugas retibusi gerbang wisata Air Terjun Sipiso-piso. Waspada/Ist
Salah satu petugas retibusi gerbang wisata Air Terjun Sipiso-piso. Waspada/Ist

KARO (Waspada) : Viral di media sosial terkait unggahan pengguna medsos dengan nama akun rendyfrapanca, yang diketahui sebagai tour guide yang membawa rombongan wisatawan yang merekam situasi gerbang retribusi penetapan Air terjun Sipiso-piso, dimana seseorang yang mengaku petugas Dinas Pariwisata, Pemuda Olahraga dan Industri Kreatif Kabupaten Karo meminta retribusi kepada wisatawan yang hendak ke kawasan tepian Danau Toba tepatnya di Desa Tongging.

Dalam video tersebut, rendyfrapanca yang mengaku ingin ke Desa Tongging menolak membayar uang retribusi wisata, karena menurutnya retribusi hanya untuk masuk ke wisata Air terjun Sipiso-piso. Perdebatan sempat terjadi kala Rendy menunjuk tulisan di gerbang masuk retribusi yang Bertuliskan “Gerbang Retribusi Air Terjun Sipiso-piso”.

Diduga hal serupa kerap terjadi dan membuat wisatawan menjadi tidak nyaman karena tindakan tersebut dianggap sebagai pungutan liar (pungli).

Di tempat berbeda di salah satu objek wisata pemandian air panas di Desa Semangat Gunung yang melewati Desa Doulu atau biasa dikenal Lau Debuk-debuk juga viral di medsos. Dimana pungli kerap terjadi di jalan menuju pemandian air panas.

Tampak dari video viral yang diunggah oleh akun yukberkelana. Dalam video yang diunggah pada Sabtu (12/11), tampak beberapa orang menggunakan pakaian kaos, menghentikan kendaraan wisatawan dan meminta sejumlah uang yang diduga praktik pungli.

Padahal di jalur wisata tersebut kerap dirazia oleh polisi, bahkan diantaranya terpaksa berurusan dengan hukum. Namun tampaknya hal tersebut tidak membuat jera para pelaku pungli di kawasan wisata tersebut.

Jika terus dibiarkan tentu hal ini akan mencoreng wajah pariwisata Karo, dimana Kabupaten Karo masih mengandalkan sektor wisata sebagai Pendapat Asli Daerah (PAD) dan pembangunan ekonomi masyarakat Karo, selain sektor pertanian.

Baim salah satu tour guide yang sering membawa wisatawan ke Karo mengaku resah dengan maraknya pungli di Karo. “Tadi saya ke sana (Pemandian Air Panas) diminta uang buat masuk dua Desa,” jelasnya.

Ia pun beranggapan hal tersebut merupakan pungli, hal itu diketahui kala Baim beserta rombongan tidak diberi karcis sebagai tanda bahwa pungutan tersebut resmi dari pengelola atau pemerintah.

“Harapannya ditangkap lalu dihukum agar ada efek jerah, Agar wisatawan nyaman tanpa pungli,” Harapnya kepada penegak hukum.

Hingga berita ini ditayangkan, belum ada keterangan resmi dari Pemkab Karo baik Bupati maupun Kadis Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Industri Kreatif Kabupaten Karo. (cto)

  • Bagikan