Prihatin, SDN Sionggang Di Simalungun 2 Tahun Tanpa Guru Agama

  • Bagikan
Bangunan SDN 096781 Sionggang.(Waspada/ist).
Bangunan SDN 096781 Sionggang.(Waspada/ist).

PRIHATIN bahkan menyedihkan patut diungkapkan untuk satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sionggang, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun. Pasalnya, SDN Nomor 096781 dikatakan sudah 2 tahun lebih tidak punya guru agama Islam dan Kristen.

Akibat ketiadaan guru mata pelajaran agama tersebut membuat para wali murid atau orang tua siswa menjadi resah. Dikhawatirkan perkembangan mental dan spritual anak-anak mereka bakal tidak karuan, karena tidak dibekali pendidikan agama di sekolah.

Informasi yang dikumpulkan Waspada.id baik dari guru maupun dari tokoh masyarakat di seputar berdirinya bangunan SDN Sionggang belum lama ini menyebutkan, ketiadaan guru bidang studi agama Islam dan Kristen di sekolah itu terhitung sejak kedua guru agama itu memasuki masa pensiun sekitar 2 tahun silam.

Plt. Kepala SDN 096781, Lucia br Situmorang, S.Pd, yang dikonfirmasi terkait informasi kekosongan guru agama Islam dan Kristen di sekolah yang dipimpinnya membenarkan.

“Benar pak, sejak kedua guru agama Islam dan Kristen pensiun, sekolah kami sudah tidak punya guru agama lagi, sudah ada 2 tahun lamanya,” ujar Plt. Kepala SD Negeri 096781, Lucia br Situmorang, kepada Waspada.id, belum lama ini.

Dikatakan Lucia, pihak sekolah bahkan Kepala Sekolah sebelumnya telah berulangkali membuat laporan kekosongan guru mata pelajaran Agama Islam dan Kristen ke Dinas Pendidikan Simalungun melalui Kordinator UPT Disdik Kecamatan Siantar, namun hingga kini harapan untuk ditempatkannya guru bidang study agama di sekolah tersebut tak kunjung ada.

“Sejak sebelum saya, kondisi ketiadaan guru agama ini sudah seperti ini. Saya baru sebulan menjabat Plt. Kepala Sekolah. Kondisi ini sudah dilaporkan ke Korwil Kecamatan, namun sudah dua tahun belum ada guru agama yang ditempatkan,” sebut Lucia.

Melihat kondisi ketiadaan guru agama di sekolah tersebut, para orang tua siswa sempat melakukan protes dan meminta supaya ditempatkan guru agama di sekolah itu. Namun tuntutan mereka untuk penempatan guru agama yang definitif hingga kini belum dipenuhi.

Menyikapi ini, orang tua dan Komite Sekolah, tokoh masyarakat setempat beserta Kepsek dan para pendidik berembuk untuk mengadakan guru agama di sekolah itu.

“Kalau untuk siswa yang beragama Kristen, kami berdayakan dari guru bidang studi lain yang mengajarnya. Kebetulan guru yang ada di sekolah kami semuanya beragama Kristen. Namun yang jadi masalah untuk siswa yang beragama Islam, mau tidak mau harus diambil kebijakan dari luar,” cetus Plt. Kasek.

“Saat ini sudah ada yang mengajar bidang studi agama Islam, dia masih kuliah dan merupakan anak kampung sini. Karena sekolah gak punya dana, honornya dibayar dari infaq komite sekolah, mantan Kasek dan tokoh masyarakat,” tambahnya.

Juhum Damanik salah seorang wali murid yang juga tokoh masyarakat di tempat itu yang ditemui membenarkan kondisi kekosongan guru agama Islam maupun Kristen di SDN 096782 Sionggang tersebut.

“Iya bang, sudah dua tahun tidak ada guru agama di SDN Sionggang. Pastinya sejak kedua guru agama Islam dan Kristen, pensiun,” kata Juhum Damanik mantan Sekretaris PD Al Washliyah Kabupaten Simalungun, kepada Waspada.id, Kamis (24/8).

Dikatakannya, masyarakat melalui Komite Sekolah sudah membuat surat laporan dan permohonan kepada Disdik Simalungun melalui Korwil UPT Kecamatan Siantar, terkait penempatan guru agama di sekolah dimaksud. Tetapi sampai kini belum ada respon dari instansi bersangkutan.

“Tidak tau apakah laporan dan permohonan kami disampaikan ke bupati atau kepala dinas, pastinya sampai hari ini belum ada perhatian untuk itu,” cetus Juhum.

Dia menyampaikan terima kasih kepada Plt. Kepsek bekerjasama dengan Komite Sekolah yang telah menyiasati untuk merekrut seorang mahasiswa yang mau mengajar pendidikan agama Islam di sekolah itu.

“Sebagai tokoh masyarakat dan anak saya juga ada di sekolah itu, sangat mengharapkan kepada bapak Bupati dan Kepala Dinaa Pendidikan Simalungun untuk segera mengisi kekosongan guru agama Islam dan Kristen di SDN Sionggang,” tandas Juhum Damanik.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Simalungun, Sudiahman Saragih, saat dikonfirmasi tidak merespon pertanyaan yang dilayangkan melalui pesan WhatsApp, sejak Senin (21/8) hingga Kamis (24/8). Padahal pesan yang dikirim terlihat masuk dengan tanda ceklis dua.

Sementara, saat dihubungi langsung dengan saluran telepon, dia mengangkatnya, namun langsung memberi jawaban sedang sibuk rapat.

“Maaf bang, kami sedang rapat,” katanya sembari menutup telepon. WASPADA.id/Hasuna Damanik

  • Bagikan