Saluran Irigasi Jebol, 30 Ha Lahan Pertanian Terancam Kekeringan

  • Bagikan
Beberapa petani turut bergotong royong untuk membendung irigasi yang rusak dengan tanah/pasir yang mengisinya ke dalam goni karung belum lama ini, dimana irigasi itu merupakan sumber air utama untuk daerah pertanian serta mengairi areal persawahan di Kel. Bah Kapul dan Kel. Bah Sorma, Kec. Siantar Sitalasari, Kota Pematangsiantar.(Waspada-Ist).
Beberapa petani turut bergotong royong untuk membendung irigasi yang rusak dengan tanah/pasir yang mengisinya ke dalam goni karung belum lama ini, dimana irigasi itu merupakan sumber air utama untuk daerah pertanian serta mengairi areal persawahan di Kel. Bah Kapul dan Kel. Bah Sorma, Kec. Siantar Sitalasari, Kota Pematangsiantar.(Waspada-Ist).

PEMATANGSIANTAR (Waspada): Saluran irigasi jebol, mengakibatkan sedikitnya 30 hektar (Ha) lahan pertanian milik warga terancam kekeringan di Kel. Bah Sorma dan Kel. Bah Kapul, Kec. Siantar Sitalasari, Kota Pematangsiantar.

Informasi terhimpun dan seorang Pengurus Walhi Sumut Pendeta Pandapotan Haloho kepada wartawan, Kamis (29/2) menyebutkan saluran irigasi itu terancam kekeringan akibat bencana tanah longsor dari perumahan Manutur Indah II di Jl. Tengko, Sibatubatu, Kel. Bah Kapul belum lama ini.

Menurut Haloho, longsor terjadi setelah hujan deras mengguyur dan persis di atas saluran irigasi ada proyek pembangunan perumahan Manutur Indah II.

Ada dugaan, akibat timbunan tanah yang menjadi pembatas perumahan tidak mampu menahan debit air yang bercampur dengan lumpur bekas proyek, hingga mengakibatkan tanah longsor dan menutup saluran irigasi yang berada di bawah perumahan serta membuat saluran irigasi jebol.

Jebolnya saluran irigasi itu dan timbunan tanah menutupi saluran irigasi, mengakibatkan air tidak bisa mengalir ke persawahan petani di Kel. Bah Sorma dan Kel. Bah Kapul.

Menurut Haloho, rusaknya saluran irigasi itu membuat sedikitnya 30 Ha areal persawahan terancam kekeringan.

Haloho mengharapkan PSDA Provsu dan PSDA Pematangsiantar sama-sama harus turun ke lokasi dan mengusulkan langkah-langkah apa saja pelaksanaannya dari Pemko Pematangsiantar.

“Saya harap rekan-rekan dari PSDA Pematangsiantar tentunya harus serius dan konsen menangani persoalan ini, hingga masyarakat bisa terbantu dan terpecahkan masalahnya, pertanian bisa jalan, perkebunan bisa lancar, potensi pendapatan masyarakat juga bisa terjaga dengan baik, termasuk kesejahteraannya,” harap Haloho.

Salah seorang petani setempat Marga Sinaga senada dengan Haloho. “Irigasi yang mengairi lahan pertanian dan perkebunan warga sekitar 30 Ha, jebol akibat tanah longsor dari perumahan Manutur Indah II dan longsoran tanah menutupi saluran irigasi.’

Menurut Sinaga, ada dugaan akibat kesalahan oknum pengusaha pengembang perumahan Manutur Indah II, hingga saluran irigasi yang biasanya mengairi pertanian dan perkebunan warga tidak mendapat aliran air lagi akibat tertimbun longsor serta membuat lahan persawahan dan kebun di sana terancam kekeringan.

Menurut Sinaga, warga di kelurahannya mayoritas beraktivitas sebagai petani padi, sayur mayur, beternak sapi, ikan, ayam dan kambing.

Sinaga mengharapkan pemerintah kota dan provinsi turun membantu mereka untuk memperbaiki tanggul serta saluran irigasi. “Penuh harapan kami mendapatkan kesejahteraan dari hasil sehari-hari bertanam, berkebun dan beternak.”

Ketika wartawan mengkonfirmasi melalui seluler, Bosar Damanik membenarkan proyek pengembangan perumahan Manutur Indah II memang usaha keluarganya, persisnya usaha anaknya.

Menjawab pertanyaan tentang longsoran tanah dari perumahan Manutur Indah II telah menutup dan merusak saluran irigasi, Bosar menyilahkan warga melaporkan, agar tau akar masalahnya.

Sementara, Kepala Dinas (Kadis) Ketahanan Pangan dan Pertanian (Hanpangtan) Pematangsiantar L. Pardamean Manurung, melalui seluler, Jumat (1/3) menyebutkan di 2024 akan ada pelaksanaan pembangunan saluran irigasi yang rusak itu.

Menurut Manurung, pada 20 Februari 2024 lalu, pihaknya bekerjasama dengan petani Desa Tengkoh, Kec. Panombean Pane, Kab. Simalungun yang berada di perbatasan Pematangsiantar mengadakan gotong royong membendung irigasi yang rusak, untuk membantu cadangan air persawahan yang ada di Kel. Bah Kapul dan Kel. Bah Sorma.

Turut dalam gotong royong yakni Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Pemkab Simalungun, Dinas Hanpangtan Pematangsiantar, anggota Kelompok Tani Poktan Setia Kawan, Kel. Bah Kapul dan anggota Poktan Guna Mulia, Maju Lestari serta Maju Tani, Kel. Bah Sorma.

Kegiatan saat itu membersihkan sampah dan material yang menyumbat saluran irigasi, memperbaiki bagian yang rusak pada saluran irigasi menggunakan tanah/pasir dengan mengisi ke goni karung, memperlebar saluran irigasi yang tertimbun sedimen untuk meningkatkan kapasitas aliran air, menimbun saluran irigasi yang longsor menggunakan tanah/pasir yang mengisinya ke dalam goni karung.

Menurut Manurung irigasi yang rusak itu tanggung jawab Pemkab Simalungun, namun sangat berdampak bagi pertanian di Pematangsiantar, karena sumber air utama untuk daerah pertanian di Kec. Siantar Sitalasari untuk mengairi areal persawahan di Kel. Bah Kapul seluas 6 Ha dan Kel. Bah Sorma seluas 26 Ha.(a28).

  • Bagikan