Speedboat Rusak Di Tengah Laut, Todung Mulya Terombang-ambing

  • Bagikan
Sempat terombang-ambing di tengah laut. Waspada/Ist
Sempat terombang-ambing di tengah laut. Waspada/Ist

MADINA (Waspada): Ketua Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) Prof Todung Mulya Lubis beserta rombongan, terombang-ambing di tengah laut Pantai Barat Madina akibat kapal cepat speedboat, rusak.

Kepada waspada.id, Minggu (30/7), pengusaha yang ikut bersama rombongan TP2D, Irwan H. Daulay, membenarkan, Todung Mulya Lubis mantan Dubes Norwegia ini, sempat terombang-ambing bersama rombongan di tengah laut menunggu perbaikan kru kapal, kemarin, sekira pukul 12.30.

Speedboat Rusak Di Tengah Laut, Todung Mulya Terombang-ambing
Ketua TP2D Prof Todung Mulya Lubis beserta rombongan melakukan kunjungan kerja ke Pelabuhan Batahan. Waspada/Ist

Camat Batahan Irsal Pariadi, SSTP menjelaskan, kunjungan Todung Mulya Lubis dan rombongan ke Pantai Barat untuk serangkaian agenda di sejumlah kawasan Pantai Barat Madina.

Dijelaskan, rombongan meninjau ke Batahan dengan kapal cepat speedboat. Tanpa ragu, kapal dan rombongan bergerak ke laut Batahan.

“Kapal tersebut rusak di laut karena kebocoran oli dan hidrolik kemudi tidak bisa dibelokkan. Terpaksa harus berjalan lurus ke arah Pulau Tamang,” ujar camat.

Semua rombongan aman, lanjut Irsal, dan tidak khawatir lagi setelah dibawa kapal nelayan Batahan ke steker Kuala Batahan “Mendengar info itu, kami mengirimkan kapal nelayan Batahan untuk menjemput dan membawa rombongan ke Pulau Tamang,” Irsal.

Dijelaskan, di tengah laut antara Pulau Tamang dan Pelabuhan Palimbungan kapal mati sekira 15 menit nggak bisa hidup dan rombongan terombang-ambing sehingga rombongan cemas dan melakukan komunikasi lewat telepon.

Ketua TP2D Todung Mulya Lubis dan melakukan sejumlah agenda kegiatan di Pantai Barat. Camat Batahan Irsal Pariadi, di sela-sela jamuan khas Batahan, melaporkan berbagai hal.

Dia menjelaskan tertundanya pembangunan jembatan penghubung jalan nasional ke Pelabuhan Palimbungan Ketek 120 meter dan menurut hitungan Kadis Perhubungan Madina biaya pembangunan jembatan tersebut senilai Rp180 milliar.

Selain itu, dilaporkan belum tergalinya potensi budidaya lobster, permasalahan kelangkaan minyak solar untuk nelayan, kapal patroli laut yang tidak layak pakai mengamankan laut Madina dari pencurian ikan, bom ikan, pukat harimau dan lain sebagainya. (irh)

  • Bagikan