Syahrul Pasaribu Stadium General Di Penutupan DTD Ansor Tapsel

  • Bagikan

TAPSEL (Waspada): Ketua Mustasyar Nahdlatul Ulama (NU) Tapanuli Selatan, Syahrul M. Pasaribu, memberikan kuliah umum (stadium general) pada Diklat Terpadu Dasar (DTD) angkatan pertama Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor.

Kuliah umum sekaligus menutup DTD angkatan pertama ini, merupakan permintaan Ketua GP Ansor Tapsel dan panitia pelaksana kegiatan lewat surat yang ditujukan kepada Syahrul M. Pasaribu dalam kapasitasnya sebagai Ketua Mustasyar NU Tapsel.

Syahrul Pasaribu Stadium General Di Penutupan DTD Ansor Tapsel
Syahrul M. Pasaribu dalam kapasitas Ketua Mustasyar NU Tapsel memberikan kuliah umum di DTD angkatan pertama GP Ansor. (Waspada/Ist)

Berlangsung di aula Pondok Pesantren Baburrohman Desa Tarapung Raya, Kecamatan Muara Batang Toru, Minggu (25/9/2022) malam, Syahrul membawakan materi seputar kepemudaan, kepemimpinan dan keorganisasian.

Mengawali materinya, Syahrul menyebut GP Ansor adalah bagian dari Badan Otonom NU. Juga bagian dari Organisasi Kepemudaan Masyarakat (OKP) yang berhimpun di dalam Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).

Dalam sejarah bangsa Indonesia, peran pemuda sangatlah besar dan strategis. Diawali pergerakan yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia pada tahun 1908, dengan ditandai berdirinya perhimpunan Budi Utomo sebagai pelopor perjuangan pemuda mengusir penjajah yang selanjutnya ditetapkan menjadi Hari Kebangkitan Nasional. 

Kemudian berlanjut pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, sebagai penegasan rasa nasionalisme pemuda terhadap Indonesia yakni Satu Tanah Air Indonesia, Satu Bangsa Indonesia dan Bahasa Indonesia.

Menghantar Indonesia ke gerbang kemerdekaan, peran pemuda sangat besar. Ingat peristiwa Rengasdengklok ? Pemuda antara lain Soekarni dan Chairul Saleh menculik Soekarno dan Hatta dengan tujuan agar mempercepat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

“Titik kulminasi perjuangan kita lepas dari penjajah adalah tanggal 17 Agustus 1945 yaitu diproklamirkannya Kemerdekaan Republik Indonesia. Di dalam perjuangan ini tentu ada Pemuda Ansor, yang ketika itu masih bernama Anshoru Nahdlatoel Oelama (ANO),” jelas Syahrul Pasaribu yang juga Ketua Dewan Penasehat KAHMI Tapanuli Selatan.

Tahun 1966, pemuda Indonesia menyuarakan Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat) untuk mengoreksi pemerintah Orde Lama. Siapa inti dari Tritura ? Ialah mahasiswa dan pemuda yang di dalamnya pasti ada Pemuda Ansor.

Setelah Orde Baru, tokoh pemuda dan mahasiswa menilai penting dibentuk satu wadah berhimpun untuk mengkonsolidasi pergerakan yang optimum dan maksimum dalam memberhasilkan pembangunan. Maka pada tanggal 23 Juli 1973 lahirlah Deklarasi Pemuda Indonesia dan saat itu juga terbentuk KNPI.

Syahrul Pasaribu Stadium General Di Penutupan DTD Ansor Tapsel

Di salah satu alinea deklarasi itu ada kalimat “Generasi muda, pembangunan dan masa depan adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan”. Maknanya ialah, pemuda, termasuk Ansor, sebagai calon pemimpin masa depan harus meningkatkan kualitas diri dan turut mensukseskan pembangunan agar kedepan bangsa dan daerah lebih baik.

Dalam perjalanan bangsa, kehidupan di masa Orde Baru dianggap terlalu terkungkung. Lalu pemuda dan mahasiswa Indonesia kembali bergerak, sehingga lahirlah Reformasi pada tahun 1998.  Hanya saja, pada masa ini banyak praktek-praktek kehidupan yang terkadang kebablasan.

Setelah mengikuti Diklat DTD Ansor Tapsel ini, Syahrul berharap seluruh peserta memiliki kemampuan untuk memfilter perkembangan kemajuan jaman dan teknologi. Sehingga tidak ikut kebablasan. “Ingat. Kalian harus punya jati diri, integritas dan sikap konsistensi, sehingga tidak mudah terombang ambing oleh keadaan,” pesan Syahrul.

Kepada Ketua dan para pengurus, Bupati Tapsel periode 2010-2015 dan 2016-2021 ini berharap agar GP Ansor terus dikembangkan. Tidak lagi hanya di delapan kecamatan, tetapi di seluruh kecamatan se Tapsel.

“Memimpin organisasi jangan ‘jama-jama goreng’. Kalau ini pilihanmu, jalani dengan tekun. Mengembangkan organisasi tidak semudah membalik telapak tangan. Luruskan niat, karena pasti ada tantangan. Jika gagal, ulangi sampai sukses,” kata Sayhrul .

Pada masa kepemimpinannya, Gerakan Pemuda Ansor tidak semaju Keluarga Besar NU lainnya seperti PMII, Muslimat dan PCNU sendiri yang sudah berhasil membangun kantor sekretariat tahun 2020.

“Kantor itu saya resmikan tanggal 15 Februari 2021 di areal perkantoran Pemkab Tapsel. Perkembangan Ansor saat itu masih tersendatnya karena tidak terkonsolidasi dengan baik,” jelas Syahrul yang juga Ketua Dewan Pertimbangan MUI Tapsel.

Menurutnya, hal ini perlu disampaikan, agar jangan ada anggapan Pemkab Tapsel saat itu tidak memperhatikan Ansor. Kepada pengurus wilayah, diminta agar segera melantik pengurus GP Ansor Tapsel.

Terakhir, Syahrul meminta seluruh pengurus dan anggota GP Ansor Tapsel tetap jaga kekompakan dan jangan mau dipecah belah oleh siapapun. Dukung program pemerintah dan ikuti anjurannya serta warnai segala kehidupan. Tetap setia menjaga tradisi dan Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja).

Syahrul Pasaribu Stadium General Di Penutupan DTD Ansor Tapsel

Sebelumnya Ketua GP Ansor Tapsel Ahmad Rivai Purba mengatakan, Diklat Terpadu Dasar ini merupakan yang pertama kalinya digelar di Tapsel. Pesertanya 31 orang dan sampai hari ketiga pelaksanaan Diklat, semuanya masih bertahan.

Korwil GP Ansor Sumatera Utara Kadir Pandapotan Siregar menambahkan, kepengurusan GP Ansor Tapsel diketuai Ahmad Rivai Purba ini merupakan kepengurusan yang baru terpilih. Meskipun belum dilantik, tetapi sudah menunjukkan kinerja yang baik.

“Pada masa kepemimpinan pak Syahrul Bupati Tapsel, pengurus GP Ansor Tapsel belum ada yang defenitif dan masih tahap proses penilaian. Karena itu pulalah kenapa gerakan GP Ansor saat itu tidak semaju badan otonom NU lainnya,” jelas Kadir. (a05)

  • Bagikan