Tekan Inflasi, Aceh Singkil Kembangkan Bawang Merah

  • Bagikan

SINGKIL (Waspada): Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Singkil terus berupaya menekan laju inflasi selama setahun terakhir.

Saat ini petani di Aceh Singkil mulai mengembangkan komoditi bawang merah sebagai upaya langkah penanganan inflasi didaerah.

Penanaman perdana komoditi bawang merah ini dilakukan oleh Pj Bupati Drs Azmi MAP, bersama unsur Forkopimda, Pj Ketua TP-PKK serta sejumlah pejabat lainnya, diatas lahan seluas sekitar 2 ha, di Desa Tanah Bara Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil, Rabu (30/8) kemarin.

Saat melakukan penanaman bawang merah tersebut, Pj Bupati Aceh Singkil Drs Azmi menyampaikan, launching penanaman bawang merah ini merupakan gerakan menanam cepat panen, dalam rangka penanganan inflasi di Kabupaten Aceh Singkil.

Dengan menanam bawang merah ini merupakan salah satu strategi dari enam strategi pemerintah pusat dalam upaya penanganan inflasi. “Sehingga kita di Kabupaten Aceh Singkil merealisasikan program ini,” ucap Azmi

“Kita akan programkan bawang merah menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi di Aceh Singkil. Makanya kita lakukan gerakan menanam cepat panen,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu Azmi mengajak masyarakat dari mulai tingkat dusun, desa hingga kecamatan untuk bersama-sama mencoba mengembangkan gerakan menanam, agar dapat memanfaatkan lahan tidur yang terbengkalai menjadi bermanfaat.

Pj Azmi juga memaparkan sedikit kondisi geografis Aceh Singkil saat ini, jika dahulu berada paling ujung atau paling pinggir tapi hari ini tidak lagi, katanya.

Saat ini Aceh Singkil sudah berada di tengah-tengah Kabupaten Simelue dan ada lima Kabupaten Kota lainnya, yakni Pulau Nias Sumatra Utara (Sumut), meliputi, Kabupaten Nias (Kabupaten Induk).
Kemudian Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat dan Kota Gunung Sitoli, bebernya.

Sehingga dengan menjadikan Bawang Merah untuk jadi komoditi unggulan Aceh Singkil, dan mampu memberikan hasil panen diatas kebutuhan mencapai 62 ton per tahun, maka Multiplier effect dapat menjadikan kabupaten tetangga menjadi salah pasar yang mampu menampung hasil panen kita.

“Apalagi Simelue dan Nias bukan penghasil bawang, melainkan sama seperti kita hari ini juga didatangkan dari Kota Medan, untuk itu kita harus mampu begerak cepat,” sebut Azmi.

Dalam kesempatan itu Pj Azmi memerintahkan Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) beserta Kepala Dinas Petrtanahan untuk melakukan identifikasi semua lahan tidur agar bisa dimanfaatkan. Sehingga dapat dimanfaatkan menjadi lahan pertanian bawang merah masyarakat mandiri,” ucapnya.

Terpisah Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) H Kuatno dikonfirmasi Waspada.id mengungkapkan, penanaman bawang merah dilaksanakan oleh Koptan Surya Hortikultura Desa Tanah Bara, dengan sumber pembiayaan dari APBA dan alokasi sumber Dana Insentif Daerah (DID) pemerintah pusat.

Penanaman ini dilakukan bertujuan sebagai langkah mengantisipasi lonjakan harga dalam menurunkan laju inflasi daerah.

Disamping itu bertujuan untuk memanfaatkan lahan masyarakat yang selama ini kosong bisa menjadi bermanfaat dan menjadi contoh masyarakat lainnya. Selain komoditi bawang merah juga komoditi lainnya seperti cabai, tomat jagung dan lainnya.

Untuk penanaman perdana ini petani mendapat bantuan bibit bawang merah sebanyak 2 ton, pupuk organik 4,5 ton, mulsa 20 gulung panjang 500 meter dan pupuk NPK 500 kg. (B25)

  • Bagikan