Hijab Pamer Aurat Validasi Dan Narsistik

  • Bagikan

Seorang gadis asal Kab Asahan mendadak viral menjadi sorotan dari berbagai kalangan, terutama elemen masyarakat muslim, karena yang bersangkutan menggunakan hijab menari namun memamerkan aurat yang diupload dalam di Medsos (Tiktok). Namun demikian sangsi sosial lebih menyakitkan dibandingkan sangsi badan.

Dari sudut pandang Psikolog, tentunya perbuatan ini didasari sesuatu yang ingin diungkapkan. Direktur Minauli Consulting, Medan, yang juga seorang Psikolog, Dra. Irna Minauli, M.Si, menuturkan beberapa perempuan yang merasa bangga dengan kemolekan wajah atau tubuhnya cenderung ingin memamerkannya guna mendapatkan validasi atau pengakuan dari orang lain tentang kelebihan yang dimilikinya.

“Kecenderungan suka memamerkan alat kelamin dan payudara, jika dilakukan secara berulang dan menimbulkan kenikmatan seksual bagi pelakunya maka dapat menjadi gangguan ekshibisionisme. Mereka juga dapat mengembangkan sikap narsistik bahwa dirinya adalah seorang yang cantik, seksi dan hebat,” jelas Irna.

Hasrat untuk terkenal dan memiliki banyak viewers atau followers di media sosial, kata Irna, membuat banyak orang berupaya berbagai cara guna mendapatkannya. Salah satu cara singkat untuk Pansos (panjat sosial) adalah dengan melakukan tindakan nekad yang tidak sesuai dengan norma sosial yang berlaku. Memperlihatkan bagian tubuh seperti belahan dada merupakan salah satu cara untuk menarik perhatian, khususnya dari lawan jenis. Hasrat seksual sering melatarbelakanginya seperti keinginan untuk mendapatkan pasangan atau untuk berhubungan seksual.

Sebuah penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa pada saat seorang perempuan berada pada masa subur maka semakin banyak bagian tubuh yang diperlihatkannya. Hal ini bertujuan untuk memancing perhatian lawan jenis sehingga bisa terjadi reproduksi.

“Akan tetapi, bagi kalangan moralis dan kelompok laki-laki berpendidikan baik, maka perilaku mengumbar aurat hanya menarik pada beberapa detik pertama saja. Selanjutnya mereka akan merasa risih dan menganggap perilaku tersebut sebagai tindakan “murahan” dan tidak layak, terlebih ketika disertai dengan identitas keagamaan seperti jilbab, kata Irna.

Memang masih banyak juga perempuan berjilbab yang tetap menonjolkan payudaranya sehingga sering dipelesetkan sebagai “Jilboobs”. Tidak mengherankan jika kemudian ada istilah “di luarnya ukhty tapi di dalamnya naughty (nakal)”.

“Tampaknya perlu ditingkatkan lagi kesadaran beragama secara kaffah serta pentingnya kehati-hatian dalam bermedia sosial sehingga tidak sampai melakukan hal memalukan. Patut diingat bahwa ketika seseorang meng-upload sesuatu ke media sosialnya maka secara cepat dapat bergulir tanpa bisa terbendung. Jejak digital sangatlah mengerikan,” jelas Irna.

Meminta Maaf

Tentunya, saat melakukan tindakan amoral itu yang bersangkutan tidak merasakan apa-apa sehingga menggugah video tersebut di Medsos, namun video tersebut mendapat respon negatif yang intinya menghujat pelaku, karena hijab dinilai sebagai simbol muslimah yang seharusnya menutup aurat, malah dihinakan dengan memamerkan aurat. Pengecaman itu bukan saja dilakukan di Medsos, hingga di kehidupan nyata, hingga keluarga besar sang gadis terbawa dalam ranah konflik ini dan menjadi gunjingan di tengah masyarakat.

“Saya memohon maaf atas nama keluarga besar dan ibu saya, dan juga bagi seluruh masyarakat Islam di seluruh Indonesia terutama organisasi Muhammadiyah, saya memohon maaf,” jelas Wanita pemeran Hijab Pamer Aurat inisial RAM, saat dikunjungi di kediamannya di Kab Asahan.

Wanita 22 tahun ini, mengakui sangat menyesal atas perbuatannya, dan memohon untuk tidak membawa-bawa keluarga besarnya dalam masalah ini, karena ini bukan kesalahan orang tua, dan ini merupakan pilihannya sendiri.

“Jangan meniru perbuatan saya ini, ini perbuatan yang tidak pantas untuk ditiru, saya sangat malu, intinya saya mohon maaf sebesar-besarnya,” ujar RAM sambil menangis.

Ditanya apa motivasi untuk melakukan hal itu, RAM menerangkan bahwa hanya untuk menambah followers saja, namun dirinya menempuh jalan yang salah, sehingga menimbulkan permasalahan yang serius.

“Saya hanya meng-aploud di Tiktok, tidak ada di Medsos lain, namun video saya banyak tersebar dan itu bukan akun saya,” jelas RAM.

Hijab Pamer Aurat Validasi Dan Narsistik
Ketua MUI bersama perwakilan Ormas Muslim dan Waka Polres Asahan saat mediasi dan permintaan maaf pelaku Hijab pamer Aurat di Medsos. Waspada/Ist

Diterima

Sedangkan di lain tempat, Ketua MUI Kab Asahan H.Salman Abdullah Tanjung, bersama perwakilan Ormas Muslim di Polres Asahan, mengapresiasi Polres Asahan dalam langkah cepat dalam masalah ini. Oleh sebab ini masalah ini baru pertama kali terjadi di Kab Asahan, tentu akan melibatkan banyak orang.

“Namun karena hal ini baru pertama kali perbuatan ini pertama kali terjadi, kami menerima permintaan maaf yang bersangkutan,” jelas Ketua MUI.

Namun Ketua MUI, berharap yang bersangkutan untuk bertobat kepada Allah SWT, dan bijaklah menggunakan Medsos demi kebaikan bersama.

“Dengan adanya permintaan maaf ini, diharapkan jangan ada membawa ke ranah konflik, seperti ranah hukum, tapi ini menjadi sangsi. Sangsi sosial sangat berat karena melibatkan anggota keluarga,” jelas Ketua MUI. Waspada/Nurkarim Nehe/Sapriadi/Bustami CP

Teks foto utama: Direktur Minauli Consulting, Medan, Dra. Irna Minauli, M.Si, Waspada/Ist


  • Bagikan