Geusyik Meunasah Lhok Ultimatum Tampung Warga Rohingya Hingga Sore

  • Bagikan
Sebanyak 111 warga Rohingya yang terdampar di daratan Aceh dengan sebuah perahu, Selasa (15/11), ditampung sementara waktu di Meunasah Lhok Kec. Muara Batu Kab. Aceh Utara. Waspada/Zainuddin Abdullah
Sebanyak 111 warga Rohingya yang terdampar di daratan Aceh dengan sebuah perahu, Selasa (15/11), ditampung sementara waktu di Meunasah Lhok Kec. Muara Batu Kab. Aceh Utara. Waspada/Zainuddin Abdullah

ACEH UTARA (Waspada): Pasca terdamparnya 110 warga Rohingya di Kec. Muara Batu Kab. Aceh Utara, kini warga Meunasah Lhok setempat memberi ultimatum hanya akan menampung sementara waktu sampai pukul 18. 00 Wib, Selasa (15/11).

Bila telah melewati batas waktu atau setelah sore hari nanti, maka warga Meunasah Lhok setempat terpaksa melepas tangan dan tidak bertanggung jawab terhadap kelanjutan nasib Rohingya.

Geusyik Meunasah Lhok Ultimatum Tampung Warga Rohingya Hingga Sore

Hal itu diungkapkan Geusyik Meunasah Lhok Iqbal, Selasa (15/11) ketika menyambut dan menampung para Rohingya yang terdampar di Kec. Muara Batu sekitar pukul 04.00 Wib dini hari dengan menggunakan satu unit perahu.

Geusyik mengaku karena mengingat bangsa sesama muslim dan pertimbangan rasa kemanusiaan maka pihak perangkat desa dan masyarakat menyambut dan memberi makan dan tempat untuk sementara waktu.

Namun pihaknya memberi batas waktu hingga pukul 18.00 Wib nanti dan setelah itu pihaknya lepas Tangan dan tidak bertanggung jawab lagi. Karena masih ada pihak lain yang lebih bertanggung jawab untuk menangani dan membantu nasib para Rohingya tersebut.

“Kami bukannya menerima kedatangan Rohingya melainkan karena faktor rasa kemanusiaan maka kami menolong. Namun kami juga punya batas kemampuan hanya sampai pukul 18.00 Wib. Setelah itu kami lepas tangan dan tidak bertanggung jawab,” tegasnya.

Aparatur pemerintah tingkat Muspika juga turut melakukan koordinasi dengan aparatur desa dan masyarakat untuk membantu para Rohingya mendapatkan makanan dan tempat istirahat.
Bila telah habis batas waktu, pihaknya berharap pihak kecamatan dan Pemkab Aceh Utara untuk turun tangan mengambil alih penanganannya.

Karena masyarakat desa tidak punya kemampuan lebih untuk meneruskan bantuan. Apalagi untuk memenuhi kebutuhan logistik para Rohingya, hanya mendapat asupan bantuan seperti indomie, telur dan beras yang disalurkan oleh pihak Kecamatan Muara Batu. Namun untuk memenuhi kebutuhan logistik lanjutan, geusyik mengaku tidak tahu pada siapa harus mencari bantuan tambahan.

Sementara itu Camat Muara Batu Munawir dan Humas Pemkab Aceh Utara Hamdani gagal dikonfirmasi dan tidak merespon telepon atau pesan masuk ke nomor telepon selulernya.

Hal serupa juga dilakukan Kepala Imigrasi Kota Lhokseumawe Fauzi yang sama sekali tidak merespon atau memberikan statemen atau keterangan terkait penanganan nasib para Rohingya di Kec. Muara Batu.

Di sisi lain, kondisi para Rohingya sungguh jauh beda dengan nasib warga Rohingya yang pernah terdampar sebelumnya dalam kondisi menyedihkan, banyak yang sakit dan kelaparan.

Sedangkan kondisi 110 Rohingya kali ini terlihat sangat beruntung bisa memijak kaki di daratan Aceh dalam kondisi sehat bugar, tidak ada yang sakit dan tidak terkesan merana serta menderita karena beratnya perjalanan jauh melalui perairan.(b09)

  • Bagikan